[23] Alasan

56 8 125
                                    


***

Dua bab menuju ending. Kalian siap? Yuk langsung aja, jangan lupa klik bintang di sebelah kiri ya.

Happy reading!

***

Kamu adalah alasan yang membuatku bisa menjadi diri sendiri. Tak perlu banyak alasan, karena itu tidak akan menjadi patokan dalam kehidupan.

***

"Alasannya, mereka adalah orang terdekat kalian," kata Rigel, mulai berbicara menatap Ruby. Ia tahu, gadis itu tidak akan mudah memahami bila tidak langsung kepada inti penjelasan.

"Tapi, nggak semua yang tertuduh orang terdekatku, Kak. Lagian mana mungkin, salah satu dari Tante Maya, Kak Zhafran, Kak Rhea, Rena, Rameesha pelaku teror itu," kata Ruby, membuat tawa muncul dari salah satu sahabat Abyan.

"By, please cewek lo polosnya kebangetan." Celoteh cowok itu, menatap Abyan dan diberi tatapan tajam oleh Abyan.

"Oke. Gini... Ruby Aurelia, lo pernah tahu istilah musuh dalam selimut nggak? Intinya teror ini sebenarnya yang ngelakuin adalah orang terdekat," kata cowok itu.

"Lo pasti kenapa bingung di antara mereka semua. Persentase Tante Maya sama Zhafran lebih besar? Lo nggak mikir apa kalo mereka bisa aja bekerjasama buat celakai lo," kata Abyan, membuat Ruby mengerutkan dahinya.

"Celakai aku? Emang aku ada salah sama mereka? Tante Maya itu baik banget ke aku, terus Kak Zhafran juga baik dan sempet bikin ja—" kata Ruby, menghentikan perkataannya. Ia hampir keceplosan bilang pernah jatuh hati kepada sosok Zhafran.

"Kan bener, gue pernah bilang ke lo, By. Kalo cewek lo itu, jatuh cinta sama Kakak tiri lo itu," kata salah satu sahabat Abyan.

"Nggak kok, Kak."

"Nggak bohong, cewek emang pintar banget membohongi diri sendiri," kata Rigel, membuat Abyan dan sahabatnya menatapnya bingung.

"Lanjut jelasin, kenapa jadi bahas hal nggak penting," kata Abyan.

"Jadi, Kak Abyan sama kedua Kakak ini nuduh siapa pelaku teror itu?" tanya Ruby, memperhatikan ketiga cowok yang ada di dekatnya itu.

"Maya." Ketiga cowok itu, kompak menyebutkan satu mama yang sama.

"Itu nggak mungkin, ngapain Tante Maya ngelakuin ke aku? Kalian pasti ngarang, kan?" kata Ruby, yang masih tidak mempercayai pendapat dari ketiga cowok itu.

"By, Maya itu, eh... maksud gue Tante Maya, Mama tirinya Abyan tidak sebaik yang lo lihat. Dia sebenarnya, adalah wanita selingkuhan Om Hendra. Yang pada akhirnya, bisa nikah sama Papa Abyan. Karena, Tante Ambar meninggal," kata sahabat Abyan.

"Tante Ambar itu Mamanya Kak Abyan, kan?" kata Ruby, memastikan informasi yang ia tahu.

"Iya. Calon mertua lo," celetuk salah satu sahabat Abyan, lalu terkekeh. Lagi-lagi ia mendapat tatapan tajam dari Abyan.

"Serius bisa nggak sih, Pak? Jangan bercanda mulu," kata Abyan, Rigel hanya tersenyum. Sedang sahabat Abyan, juga tetap tersenyum santai walaupun ia tahu Abyan kesal kepadanya.

"Iya. Itu nyokap gue, beliau meninggal karena tahu bokap selingkuh. Dan, sejak itu dia kecewa dan sakit hati. Akhirnya, memutuskan untuk mengakhiri hidupnya," kata Abyan, berusaha sesabar mungkin mengingat kejadian di masa lalu yang menurutnya sangat pahit.

Ruby yang bisa melihat raut wajah Abyan, jadi merasa tidak enak hati. Padahal, ia tak bermaksud mengungkit kejadian masa lalu buruk cowok itu.

"Dan, alasan Abyan suka tidur bahkan punya hobi itu karena ia tak mau mengingat semua masa kelamnya itu. Karena, tidur bisa membuat kita tenang. Iya kan, By?" kata sahabat Abyan dan Rigel.

By Love [Re-Publish] [Completed] Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt