[24] Jadian

66 11 123
                                    

***

Satu bab menuju ending. Kalian siap?

Jangan lupa klik tombol bintang di sebelah kiri bawah ya. Makasih.

Happy reading!

***

Aku dan kamu, sekarang sudah menjadi kita.

***




"Ruby... Awas!" Teriak Abyan, dari depan gerbang Cahaya Gemintang. Tak pikir panjang, ia langsung berlari menuju ke arah Ruby yang sudah melangkah untuk menyebrang jalan.

Ruby berhenti, saat mendengar teriakan cowok itu. Ia menoleh ke sisi kirinya, ada sebuah mobil melaju cukup kencang ke arahnya.

"Awas!" Seseorang mendorong tubuh tubuh gadis itu terhepas ke pinggir jalan. Sedang, orang yang menolongnya justru terkapar di tengah jalan. Kepala dan lengannya berluka sehingga mengeluarkan darah.

Ruby shock, ia langsung bangun dan melihat kerumunan orang-orang itu. Matanya melebar, saat melihat Abyan yang terkapar dengan luka penuh darah. Air matanya menetes deras, ia meletakan kepala cowok itu di pangkuannya.

"Kak, bangun please... Jangan tinggalin aku."

Tiba-tiba ada yang menerobos masuk ke sana, lalu menatap tajam Ruby.

"By, jangan nangis. Oke? Abyan kuat, dia pasti bisa bertahan demi kita semua. Kalian bantu bawa sahabat gue ke mobil," kata cowok itu, yang terlihat khawatir dengan keadaan Abyan. Ia menyuruh beberapa orang agar membawa Abyan ke mobilnya.

Dengan cepat Abyan di bawa ke rumah sakit. Selama perjalanan, Ruby tak berhenti membuat sahabat Abyan gregetan sendiri.

"By, semua bakalan baik-baik aja," kata cowok itu.

"Aku takut, Kak. Kehilangan orang yang kita sayang itu menyakitkan apalagi itu karena diri kita. Kan sekarang, Kak Abyan yang terluka," kata Ruby, menatap sahabat Abyan itu dengan wajah sedih.

"Lo nggak salah, kehilangan itu udah takdir. Abyan kuat, harus gue bilang berapa kali? Bahkan, dia lebih kuat setelah lo masuk dalam kehidupannya," kata cowok itu.

"Maksudnya gimana, Kak?" tanya Ruby, seperti biasa dengan wajah polosnya. Membuat sahabat Abyan tersenyum. Ia tahu, sedari awal sifat gadis itu seperti apa.

"Lo sama Abyan udah merasakan sesuatu di dalam hati kalian. Cuma masih belum sepenuhnya sadar, atau memang sengaja kalian ingkari. Dengan adanya kejadian ini, bikin gue sadar memang rasa sayang dan cinta butuh yang namanya pengorbanan," kata cowok itu, cukup panjang membuat Ruby terdiam. Ia berusaha mencerna perkataan sahabat Kakak kelasnya itu.

"Jangan dipikirin, nanti lo bakalan sadar dan tau sendiri apa yang gue maksud," kata cowok itu.

Hanya butuh waktu sepuluh menit untuk sampai di rumah sakit terdekat. Rumah sakit milik keluarga Rigel dan Latania. Abyan langsung ditangani oleh dokter.

Di depan ruangan penanganan Abyan. Ruby terlihat jelas gelisah. Melihat Ruby, seperti itu membuat sahabat Abyan mendekati Ruby. Mencoba menenangkan gadis itu.

"Abyan kuat, By. Inget itu! Lo nggak perlu sepanik ini, yang khawatir bukan cuma lo. Gue sama yang lain juga," kata cowok itu, memegang kedua bahu Ruby.

"Tapi, Kak Abyan bakalan baik-baik aja, kan? Ini semua karena aku, please bilangin ke dokternya biar cepet keluar," kata Ruby, tanpa sadar merajuk, dan menarik-narik almamater cowok itu.

By Love [Re-Publish] [Completed] Where stories live. Discover now