2.Mandiri

6.1K 580 40
                                    

"Kak,ayo berangkat!"

"Nanti ah,gue masuk siang ini."

"Terus lo mau nganterinnya siangan gitu? ya telat lah gue,gimana sih? punya kakak dua kok nggak ada yang pengertian sama adeknya!"

Dava dengan muka bantalnya hanya menguap ketika sang adik mencurahkan isi hati.Lagipula,ia tak peduli jika dianggap sebagai kakak yang tak pengertian.

Alva nyaris menangis melihat kakak keduanya itu dengan santai tertidur lagi di atas sofa ruang keluarga.

"Kalo nggak mau telat,berangkat sendiri oke?" pesannya dengan suara serak.

Alva berdecak.Kemudian berjalan keluar dari dalam rumahnya,begitu tiba di depan ia bergegas mengeluarkan ponselnya.Berniat memesan ojek online.

"Tau gini,gue biarin aja kak Rion sita motornya kak Dava."

Alva misuh-misuh tak jelas sembari berjalan ke arah gerbang rumahnya.Berdiri di sana dengan wajah kesal,menunggu tukang ojek yang sepertinya juga ada niatan untuk membuat mood-nya semakin memburuk.

Ketika siluet sang tukang ojek terlihat,ia langsung memasukan ponselnya ke dalam ransel.

"Kok lama sih,Mas?" tanya Alva,sambil menerima uluran helm dari mas ojek tersebut.

"Jalanannya padet,Dek."

Alva tak mengucap apa pun lagi.Ia naik ke atas jok motor.Membiarkan motor melaju,hingga tiba di depan area sekolahnya.

Setelah mengembalikan helm yang dikenakannya dan membayar biaya ojol,Alva berjalan masuk ke halaman sekolahnya.

"Kenapa tuh muka kusut gitu? gelut lagi sama kakak lo?"

Ekspresi kesal masih terpampang jelas pada wajah Alva.Ini bahkan masih terlalu pagi untuk merasakan badmood.Harusnya hari itu dimulai dengan sebuah senyuman,bukan malah kejengkelan.

"Capek gue punya kakak nggak ada yang pengertian semua."

Ezra–sosok yang tadi bertanya–tertawa singkat."Yang lain curhat tentang pacarnya,lo mah curhatnya tentang dua kakak lo itu.Sampe bosen gue dengerinnya."

"Kan lo yang tanya,kenapa protes?"

Nada ketus itu membuat cengiran terbit dari wajah Ezra.Alva memang mengerikan jika sedang dalam mode suasana hati yang buruk.

"Sensian banget lo."

"Kenapa emang? nggak suka lo? yaudah sana nggak usah temenan sama gue."

"Ya Allah,Al."

Alva bungkam selama perjalanan,padahal biasanya ia yang lebih banyak berbicara dibanding Ezra.Salahkan saja Dava yang telah membuat grafik mood-nya turun dengan tajam.

Begitu tiba di kelas,ia langsung duduk pada bangkunya.Membuat beberapa temannya bertanya-tanya.

"Tumben nggak ngrusuh dulu?"

"Tumben nggak TP TP?"

"Tumben nggak 'Hai guys,welcome back to my channel'?"

Ezra menempatkan telunjuk pada bibirnya,matanya terpejam.Kode untuk para temannya agar diam."Beruangnya lagi badmood."

Sobat Alva yang lain mendekat,tangannya terangkat guna menepuk bahu Alva.

Alva mendesis tak suka,mode siaga untuk para temannya yang lain agar sedikit menjaga jarak darinya.

"PMS kao lek?"

Alva tak menjawab,ia memilih untuk menelungkupkan kepala pada lipatan tangannya.

AdelfósWhere stories live. Discover now