Chapter 3 : Topi Seleksi

5.5K 665 98
                                    

SEBELUM BACA, PASTIKAN TANDA BINTANGMU SUDAH MENYALA! 

LET'S START!

LET'S START!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-ENJOY-

Setelah mendapat informasi dari peri rumah tersebut, Hermione berlari tergesah gesah. Sampai memisahkan kerumunan murid yang berjalan. Tak peduli marahan, dan teriakan dari orang tersebut. Tak membalas sapaan atau panggilan orang sekitar untuknya, tak peduli tatapan heran disekitarnya. Bilang ia sombong, judes, atau apapun itu. Yang ia pikirkan sekarang adalah, tidak terlambat. Ya, hanya itu. Tidak terlambat. Jika, sedikit saja ia terlambat. Maka sudahlah, ia tak akan berada di Hogwarts nanti.

Sampai di kastil, Hermione terus berlari. Bedanya, sekarang ia hanya berlari kecil. Bukan lari seperti tadi, lari yang seperti baru saja di kejar kejar oleh pelahap maut. Hermione terkekeh, dengan pikirannya soal lari tersebut. Lari menuju kastil tadi, membuatnya mengingat petualangan bersama Ron dan Harry.

Ngomong ngomong soal Ron dan Harry, "Bagaimana kabar mereka?" pikir Hermione di dalam hati. Hermione menggelengkan kepalanya, Ron dan Harry nanti saja. Yang ia pikirkan sama seperti tadi, tidak terlambat.

Hermione tersenyum kecil melihat sebuah patung yang menunjukkan bahwa ia sebentar lagi sampai, Hermione memutuskan untuk tidak berlari. Tetapi, ia mengambil langkah lebar berjalan ke patung tersebut.

Tiba sudah, ia berhenti di depan patung Griffin. Hermione sebenarnya lupa menanyakan pada Zinky, apa kata sandinya. Tetapi, ya sudah lah. Mungkin ia harus menebak beberapa kata sandi, tak mau berlama lama. Ia mengucapkan kata sandi,

"Permen Jeruk" asal Hermione.

Seketika, ada pergerakan dari patung Griffin. Patung Griffin naik ke atas, dan memunculkan sebuah tangga. Hermione menyeringai kecil, atas jawabannya. Ia sangat puas, dengan otak cerdasnya. "Tunggu? sejak kapan ia sombong?" pikir Hermione dalam hati.

Tak ingin membuang waktu, pada pertanyaan bodoh seperti itu. Ia segera mengambil langkah menaik atas, satu persatu ia menaiki anak tangga.

Dan akhirnya, ia sampai di anak tangga yang terakhir. Hermione mendongak, dan mendapatkan sebuah pintu. Dengan sekejap, entah dari mana asalnya. Ia merasa tubuhnya bergetar ketakutan dan merasa gugup, menetralkan wajahnya ia menarik nafas dalam dalam. Hermione melangkah ke arah pintu, berdiam sejenak. Satu tarikan nafas dalam lagi, mengangkat tangan kanan yang terkepal dan mengetuknya dengan tiga ketukan.

Tok tok tok

Hermione meraih gagang pintu, dan membukanya. Ia tak berani menatap arah depan, dan memilih menatap lantai ruangan. Hening, hanya ada keheningan disini.

PRINCE & PRINCESS SLYTHERIN [END] Where stories live. Discover now