Part 4: Kalau Mau Ngomong Itu di Depan Orangnya Langsung (Revisi)

136 21 2
                                    

Selamat membaca, Jangan lupa vote and comment nya ya

Chocomellow

***

Setelah kejadian di tempat parkir, hari-hari ku terasa lebih berat. Sekarang apa yang harus aku lakukan. Aku bahkan belum mulai bekerja dengannya, tapi kengerian karena cengkramannya sudah membuatku menggigil ketakutan.

Andai saja dulu aku tak menggubris permintaan papanya Kean. Dia tak akan semarah itu padaku. Tidak, mungkin lebih baik tak mengenalnya akan jauh lebih baik.

"Ini dia anaknya." Suara Dimas mengagetkanku dari pikiranku yang semerawut. Aku melihat anak anak DK berkumpul di depan kubikel Dimas. Mbak Meli yang pertama kali membuka suara.

"Jadi rumor itu benar atau nggak sih re?" Tanya mbak Meli padaku yang hanya membuatku bertambah bingung. Dari pagi aku harus berurusan dengan bagian acara, jadi baru sekarang aku sempat ke lantai empat, ke ruanganku.

"Rumor apaan mbak? Emang ada kejadian apa selama aku rapat tadi?" Aku penasaran. Baru empat jam ini kantor ku tinggal masa udah ada gosip terbaru sih. Benar benar nih, biang gosip nih DK (Departemen Keuangan).

"Lo benar benar belum dengar re? Gue nggak tau harus ngomong apa, tapi kayaknya lo harus tau ini." Dimas angkat suara setelah disenggol Mbak Meli yang ada di sebelahnya. Mereka menatapku dengan wajah cemas.

"Kantor lagi heboh, ada rumor antara lo sama bos. CEO kita yang baru, pak Kean." Lanjut Dimas. Aku menatapnya tak percaya. Rumor aku dengan Kean? Kok bisa?

"Lo ngomong apa barusan Dim, rumor gue sama Pak Kean?" Aku menghela nafas kasar. Apa lagi ini? "Rumor apaan sih? Emang ada rumor apa antara gue sama Pak Kean?"

"Dari rumor yang beredar, katanya lo godain Pak Kean makanya bisa diangkat jadi sekretarisnya. Ada yang liat lo sama Pak Kean di parkiran di basemen. Kalian pelukan." Dimas menatapku ingin tau.

"Terus gue juga dengar ada rumor lo yang mohon-mohon sampe godain Pak Ardi biar bisa direkomendasikan jadi sekretarisnya Pak Kean."

"Apan sih, kok bisa aku godain Pak Kean sama Pak Ardi? Ngacok nih rumor. Dimana lo dengar rumor ngacok kayak gini Dim?" benar benar gila. Apa mereka kekurangan bahan untuk gosip, kenapa rumor nggak masuk akal ini bisa muncul?

"Dari anak anak Departemen Service mbak, ada yang liat mbak sama Pak Kean pelukan di dekat tempat parkir." Rita menambahkan.

Wah benar benar nih rumor. Ini sih udah fitnah namanya. Siapa sih yang nyebarin nih rumor. Awas aja kalau aku ketemu orangnya bakalan aku cabein tu mulut pedasnya. Biar tau rasa tu orang.

"Dengar ya Dimas, Mbak Mel, semuanya. Gue nggak ada hubungan apa apa sama Pak Kean. Masa Pak Kean mau di goda sama rakyat jelata kayak gue, gue itu beda kasta sama dia. Yah, walaupun gue tau pesona gue nggak bisa di lawan, tapi nggak bakal mampan sama Pak Kean yang jebolan luar negeri. Gue ngaku kalah kalau kalian semua mau adu gue sama cewek cewek bule yang lebih aduhai..."

"Apalagi gue godain Pak Ardi, yang ada gue kena sembur sama dia. Kalian tau sendiri Pak Ardi kayak gimana. Biar pun gue anak bontot dan favoritnya Pak Ardi, tetap aja gue kalah saing sama istrinya yang cantik. Kalian kan pada tau, kalau Pak Ardi itu cinta mati sama istrinya. Kasihan gue liat Pak Ardi di fitnah bareng karyawan yang hampir seumuran anaknya. Ada ada aja deh nih rumor. Sontoloyo banget tau nggak. Nggak ada lagi yang lebih berkelas gitu."

Aku menatap mereka yang balas menatapku cemas. "Udah jangan di pikirin, paling juga nanti hilang sendiri."

"Yah, kami juga tau itu rumor ngacok banget, cuma tetap aja Re, gue cemas liat lo diterkam sama mulut mulut berbisa mereka, apalagi mereka yang iri dengar lo di pindahin ke kantor pusat." Dimas melirikku prihatin.

MellifluousWhere stories live. Discover now