Bab 10: Bos Tsadeest! (Revisi)

120 16 1
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya

Terima kasih

***

Edra datang kearahku. Setelah menginspeksi keadaan sekitar kami. Dia langsung menarikku ke luar ruang rapat. Kami baru selesai rapat mingguan. Sebagian Tim Pak Myer sudah keluar dari ruangan saat Edra menyeretku.

"Mbak..." Edra berbisik, lalu dia kembali celingak celinguk. Mengawasi sesuatu.

"Apa?" aku juga ikut berbisik bisik mengikuti Edra. Aku mengawasinya yang masih melihat kebelakangku.

"Si bos kenapa mbak?" setelah melihat keadaan aman. Edra kembali berbisik dan menatap cemas. "Gue lihat moodnya jelek amat hari ini. Gue jadi takut."

"Gue juga nggak tau. Lagi PMS kali. Atau baru diputusin pacar?" jawabku ngaur.

Memang benar hari ini mood Kean terlihat jelek. Meskipun aku merasa moodnya selalu jelek setiap saat. Dia itu orang yang paling menjengkelkan yang pernah aku kenal. Tapi hari ini, dia memulai aksinya dari pagi. Awalnya Mbak Alya yang kena semprot olehnya. Lalu Edra, dilanjutkan dengan Ronald dan tadi saat rapat Pak Myer juga kena sembur gas beracun dari Kean. Sehingga kami semua ketar ketir melihat perubahan emosinya yang seperti rolling coster.

Ruang rapat langsung berubah menjadi medan perang yang menyeramkan. Karena Kean selalu menembakkan rudal pada kami. Yang bisa kami lakukan adalah menangkisnya dengan hati yang tabah.

"Ah, lo mbak. Dia mana punya pacar. Wajahnya aja kyak gitu. Siapa yang berani dekat dekat sama dia?" Edra berbisik dengan suara lebih kecil. Membuatku mendekat dan menundukan kepala kearahnya. Untuk dapat mendengarkan apa yang dikatannya.

"Memang wajah si bos kenapa? Bukannya dia dikenal ganteng ya. Gue lihat semua karyawan cewek pada kesemsem sama dia."

"Iya ganteng. Saking gantengnya gue nggak bisa bedain dia sama malaikat... malaikat pencabut nyawa." Edra mengangkat kedua tangannya ke udara, menakut – nakutiku. Kami berdua terkekeh pelan membayangkan wajah garang Kean.

"Aneh nggak sih mbak, bukannya kemarin dia baik baik aja ya?" Aku kembali memikirkan kondisi mental Kean kemarin. Tidak ada yang aneh. Aku sering mendapati dia tersenyum saat pesta. Atau jangan jangan dia marah karena aku melemparkan hak sepatu padanya. Apa jangan–jangan karena pembicaraan kami di balkon malam itu?

Tapi kan aku sudah minta maaf. Malahan dia marah marah nggak jelas. Dan menambah kekesalanku.

"Gue rasa bos kita perlu di jampi jampi biar setannya keluar," jawabku. Edra memandangku dengan ekspresi aneh. Lalu dia mencubit lenganku gemas.

"Lo bisa serius nggak sih mbak. Hati hati loh mbak, habis ini lo bakalan berduaan terus bareng dia. Bisa bisa lo habis di cincang sama si bos." Ucap Edra. Aku menatapnya cemas. Benar, setelah ini jadwal Kean kosong. Yang artinya dia akan dengan leluasa melampiaskan amarahnya padaku.

"Nanti kalau lo merasa nggak kuat, lo langsung lambaikan tangan ke kamera aja." Goda Edra setelah melihat ekspresi bermasalahku.

"Michael!" panggil Kean yang saat ini berdiri beberapa langkah di belakangku. Edra langsung melirik kebelakangku. Dan wajahnya langsung putih. Membuatku semakin takut.

"Dra, kalau sekarang gue lambaikan tangan masih bisa selamat nggak?" ucapku was-was karena mendengar suara langkah kaki mendekat dari belakangku.

"Sabar ya mbak. Berdoa aja, semoga tuhan menyelamatkan lo." Edra menepuk nepuk bahuku memberikan dukungan yang tak ada artinya, karena sebentar lagi aku akan di eksekusi oleh bos setan dibelakangku ini.

"Dra kalau gue kenapa napa, tolong datangin makam gue terus jangan lupa bawa bunga mawar putih terus bacain yasin juga tiap sebulan sekali yah, biar jiwa gue tenang." Ucapku makin ngaur. Edra langsung terkekeh. Lalu dia membalikan badanku dan wajahku langsung menatap dada bidang Kean yang sudah berdiri dibelakangku sambil memasukan tangannya ke saku celana yang berwarna navy. Dia berdiri seperti patung dan memasang wajah datar dan tatapan tajam khasnya.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang