Bab 9: Disconcert (Revisi)

130 19 7
                                    

Jangan lupa vote and comment nya ya

Kontribusi pembaca sangat berarti bagi penulis

Thanks

***

Peresmian galeri baru berjalan sukses. Tim Pak Myer mengorganisir semuanya dengan sempurna. Sekarang tinggal acara puncak, pesta malam ini. Aku berangkat ke acara bersama Dimas. Setelah memasuki ballroom aku dan Dimas berpisah. Aku memilih menyapa karyawan lainnya. Sedangkan Dimas pergi mengambil makanan untuk kami berdua.

"Wah, acara ulang tahun kali ini lebih meriah ya." Mbak Meli yang sekarang sedang memegang minumannya memandang sekeliling ballroom.

"Iya mbak, suasanannya juga lebih hangat. Jadi berasa lebih nyaman." Rita yang ada disebelahku memakan cake yang sedari tadi di pegangnnya. "Makanannya juga enak. Pokoknya gue mau makan sepuasnya. Kapan lagi makan enak, gratis lagi," sorak Rita gembira.

Pujian mereka membuatku terbang ke udara. Tak sia sia kerja keras dan pengorbanan aku selama seminggu untuk menyiapkan acara ini. Hasilnya sempurna. Aku merasa bangga pada diriku sendiri.

"Dasar missqueen," Seloroh mbah Meli. Dan Rita terkekeh geli.

"Lo nggak ke tempat Pak Kean Re?" Tanya mbak Meli yang melihatku masih saja mengunyah cake yang ada di piringku. Saat ini piringku penuh makanan. Yang baru saja di berikan Dimas. Disampingku Dimas juga memakan makanannya, dengan piring yang juga sama penuhnya. Kapan lagi menikmati surga dunia macam ini.

Dimana mana ada cake dan coklat! Aku ingin hidup seperti ini selamanya!

"Barusan," aku mengunyah kue yang ada di dalam mulutku, "gue udah setor muka bentar ke Pak Kean." Akhirnya kue itu masuk melewati kerongkonganku. Benar benar surga dunia. Aku mengerang merasakan sensasi manis, lembut dan creamy dari cake yang aku makan.

"Lo lapar apa doyan sih re?" tiba tiba si kamvret Kevin datang kearah kami.

"Piring lo berlimpah gitu." Kevin menoleh kearah Dimas yang ada disampingku. "Lo juga Dim, ck ck... ini kakak-adik udah kayak nggak makan sebulan aja." Aku dan Dimas mendelik sebal pada Kevin.

"Biarin, gue mau balas dendam," sergahku. Dan melanjutkan aksi makanku. Menikmati cake manis yang lumer dimulut.

Musik diganti menjadi musik dansa. Mbak Meli mengajak Dimas yang sudah kenyang untuk berdansa. Sementara itu, Kevin juga mengulurkan tangannya untuk mengajakku berdansa setelah melihatku menghabiskan sepiring penuh berisi makanan.

"Nop, perut gue belum penuh vin, gue masih mau menikmati indahnya dunia. Mending lo ajak Rita deh." Aku menoleh pada Rita yang juga baru selesai menghabiskan kue di piringnya.

Kevin dan Rita turun ke lantai dansa yang ada di depan. Sementara aku melanjutkan hunting makanan manis di pesta malam ini. Dan menyapa Mbak Alya yang sedang mengambil makanan juga. Akhirnya kami berdua duduk disudut ruangan sambil mengobrol dengan ditemani cake yang manis.

***

Menghabiskan cake cukup banyak ternyata membuatku enek. Sekarang perutku terasa sakit. Aku juga merasa sedikit mual. Menuruni tangga setelah habis dari toilet, tiba tiba seorang Office Girl yang sedang membawa kardus menabrak bahuku membuatku tergelincir dari pijakanku.

Aku terdorong ke dinding yang ada di sampingku. Agar badanku tidak terjatuh dan berakhir berguling mengenaskan ke bawah tangga seperti kardus yang dibawa office girl itu. Aku mencoba berpegangan pada dinding. Sayangnya aku terlambat bereaksi, kaki kiriku sudah terjun menuruni tangga terlebih dahulu membuat pijakanku tak stabil dan akhirnya hak Open Toe Sandal hitamku patah. Untungnya aku tak terluka. Aku mengerang melihat kondisi tragis sepatuku.

MellifluousWhere stories live. Discover now