Bab 8: Dasar Bos Lucknut! (Revisi)

144 20 1
                                    

Jangan lupa vote and commentnya

Kontribusi pembaca sangat berarti bagi penulis

Thanks

***

Acara ulang tahun perusahaan berlangsung sukses. Selama tiga hari kami bersenang senang. Hari pertama family gathering, hari kedua peresmian galeri dan sebagai penutup akan ada pesta yang diadakan oleh perusahaan.

Hari ini aku mengikuti permainan dan pertandingan yang diadakan perusahaan di acara family gathering. Ada permainan tahan ketawa, tebak gaya, dan box kengerian. Tidak hanya itu, ada juga lomba balap karung, lomba tiga kaki, tarik tambang, lomba futsal, bahkan juga ada lomba makan kerupuk.

Sebagai penutup, panitia juga menyediakan lomba dayung. Dan aku, berniat mengikuti semua jenis lomba dan permainan tampa terkecuali. Maklum kurang liburan. Selama family gathering, aku melaporkan semua kegiatan dan persiapan lomba pada Kean.

Menjelang lomba futsal berakahir, aku kembali mengecek jadwal lomba selanjutnya yang akan dimulai 40 menit kemudian. Sejak kejadian pingsanku, Dira dan Timy terlihat lebih berhati hati bersikap padaku. Aku sadar dia takut setelah dimarahi Kean.

Bos dingin itu juga menikmati acara ini. Kean baru selesai bermain futsal, begitu para pemain keluar, aku mengarahkan mereka ke meja panitia yang menyediakan minuman dan handuk. Sementara aku langsung melangkah kearah Kean dan menyerahkan handuk serta minuman isotonic padanya. Kean menghabiskan minumannya, lalu melangkah keluar lapangan setelah selesai bercengkrama sebentar dengan beberapa kepala divisi dan staf yang juga peserta futsal hari ini.

"Setelah selesai makan siang, akan ada lomba tarik tambang, berbarengan dengan lomba makan kerupuk, pak. Sedangkan untuk penutup akan ada lomba dayung." Sembari melapor kegiatan hari ini, aku menerima handuk dari Kean. Melipatnya dan menggantungkannya di lenganku.

"Semua persiapan untuk lomba tarik tambang dan makan kerupuk sudah dipersiapkan. Pak Ardi yang akan membuka lomba makan kerupuk, jadi untuk lomba tarik tambang akan diserahkan pada Bapak. Karena pimpinan lainnya banyak yang ikut serta dalam dua lomba ini." Aku mengikuti Kean yang melangkah menjauh dari lapangan futsal.

Aroma citrus dan anggur menyebarkan kesegaran di udara. Wangi badan Kean yang masih tercium membuatku terhenti sebentar. Wangi citrus dan anggur yang menyebar samar samar di udara benar benar cocok dengan Kean. Aroma yang segar itu sekarang bertambah berkali lipat saat aku melihat beberapa tetes keringat Kean yang masih turun dari rambutnya yang basah oleh keringat. Sinar matahari yang terpantul dari kulitnya membuatnya lebih seperti iklan sampo dari pada iklan parfum. Tak pernah rasanya wangi seseorang mempengaruhiku seperti ini.

Sejak pemikiran tentang wangi parfum memenuhi pikiranku, Kean tiba – tiba berhenti mendadak.

Ups! Sepertinya dia punya kebiasaan berhenti ditengah jalan seperti ini. Dan aku dengan bodohnya mengulangi kesalahan yang sama: Menabraknya!

"Apa kamu tidak mendengarkan saya?" ucap Kean dengan suara tajam. Dia memandang lurus dimataku. Membuatku bergetar ketakutan.

"Maaf pak," ucapku. Lalu mencoba mengingat apa yang baru saja ditanyakan Kean padaku.

"Di sesi terakhir akan ada penghargaan untuk karyawan terbaik dan penyerahan hadiah pemenang lomba. Saya sudah menyiapkan hadiah untuk itu." Aku menjawab setelah mengingat apa yang ditanyakan Kean tadi padaku.

"Saya kecewa padamu Micha. Apa kamu bisa fokus? Dengan sikap tidak tulus mu sekarang, kamu benar benar membuat saya kecewa Micha," ucapnya dingin.

Aku terdiam mencerna perkataan Kean. Tak mengerti kenapa dia bisa tiba – tiba mengatakan itu.

MellifluousWhere stories live. Discover now