Part 48: Bertemu Kakek (Revisi)

52 10 0
                                    

Minggu pagi, Kean sudah menjemputku. Kami berencana menghabiskan minggu ini untuk bersenang-senang. Sebelum bertempur untuk menghadapi kakek dan keluarga Kean. Lengkap dengan celana training, jaket dan rambut ekor kuda. Aku siap untuk menemani Kean jogging. Kean sudah mengelilingi taman ini selama lebih dari satu jam. Sedangkan aku sudah kehabisan baterai sejak dua puluh menit yang lalu. Maka disinilah aku, mengamati Kean yang sedang mengelilingi taman.

Ada danau dan bermacam tempat bermain anak di taman ini. Berbeda dengan taman dikompleks apartemenku. Taman di dekat kondominium Kean lebih besar dan lebih bagus. Banyak bunga dan pohon. Yang mengasyikkan adalah disini terdapat tempat menyewa sepeda dan jalur khusus sepeda. Aku juga sempat melihat lapangan basket dan lapangan tenis. Kata Kean tak jauh dari sini juga ada tempat bermain base ball dan futsal.

Dua puluh menit berikutnya, Kean menghampiriku yang sedang terkapar di salah satu bangku taman. Sibuk mengamati keluarga kecil yang bermain dan bersantai di sekitarku.

"Kamu sudah selesai?" tanyaku saat Kean berada di dekatku.

Kean mengangguk dan mengambil air mineral yang ada di sisi kiriku. Dia langsung membuka botol minuman itu, dan meneguknya dengan cepat. Aku menatapnya dengan wajah kagum. Kean dengan baju yang basah oleh keringat, sorot mata yang memikat, otot badan yang terlihat hebat. Di tambah wajah yang membuat semua gadis terpikat. Aku mengagumi Kean yang tepat berdiri di depanku. Disinari matahari siang, bulir keringat di rambutnya memantulkan cahaya yang membuatnya semakin berkilau. Dengan ekspresi tertarik aku menatap bagaimana air mineral itu melewati kerongkongannya.

Seolah-olah tidak sadar dengan pesonanya, Kean menuangkan sisa air ke atas kepalanya. Menghilangkan rasa panas dan lengket dari keringat yang masih bercucuran dari rambutnya. Pria itu dengan tega mengibaskan rambutnya seperti kucing yang mengibaskan bulu indahnya yang basah oleh air.

Aku dengan cepat berteriak senang ketika melihat adegan Kean yang seperti iklan shampoo itu.

"Oh, astaga!" pekikku dengan kagum.

Kean yang mendengar pekikkanku menoleh dengan wajah penuh tanda tanya. Dia menatapku yang masih setia menutup mulutku dan menatapnya dengan wajah terkejut.

"Bisa kamu lakukan itu sekali lagi?"

"Maksudmu?" tanya Kean tak mengerti dengan apa yang menjadi penyebab tingkah anehku.

"Caramu meneguk minuman dan menyiramkannya ke kepalamu itu. Ah satu lagi, kibaskan rambutmu dengan penuh pesona seperti barusan," kataku dengan bersemangat.

Kean terkekeh, lalu dengan senyum percaya diri dia menatapku yang sedang menunggu aksinya.

"Ini masih belum apa-apa," jawab Kean dengan wajah angkuhnya.

Lalu dia meremas botol mineral dan menendangnya ke tong sampah. Dan, Gol. Lalu dengan gerakkan keren dia membuka bajunya yang sudah basah oleh air mineral dan membantingnya ke kursi di sampingku.

Aku yang menyaksikan pertunjukannya barusan menatap kagum dan bertepuk tangan gembira, mengapresiasikan pementasan laki-laki cool versi Kean. Beberapa orang melirik penasaran karena keributan yang aku buat.

Kean terekekeh geli melihat tingkahku yang seperti anak kecil menonton pertunjukan sirkus.

"Keren, seksi dan menggemaskan secara bersamaan. Bagaimana bisa pacarku begitu sempurna," candaku. Dan Kean tersenyum malu mendengarkan pernyataanku. Dia mengambil handuk dan mengelap sedikit sisa keringatnya. Lalu menarik jaketnya yang sedari tadi aku gantung di sandaran bangku taman.

Setelah mengenakan itu, Kean memilih duduk disampingku. Aku memperhatikan semua gerak-geriknya yang menarik itu. Kean sepertinya masih menyempatkan diri untuk olah raga. Aku juga melihat banyak peralatan olah raga di kondominium Kean. Kapan dia melakukannya ya? Setahuku, jadwal Kean yang sibuk tak akan memberinya waktu yang cukup untuk olah raga. Tapi melihat badannya yang tak memberikan sedikitpun lemak untuk bernaung, tampaknya dia sangat menjaga tubuhnya tetap sehat.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang