Part 24: Trio Kwek Kwek (Revisi)

90 12 3
                                    

Jangan lupa vote and commentnya ya

Selamat membaca

***

Selama empat hari berikutnya aku menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Makan, membaca, meminum obat dan tertidur. Hanya itu aktivitas yang dapat aku lakukan selama empat hari terkurung di rumah sakit bersama trio kwek kwek.

"Biar mama ambilin" ucap mama saat aku berusaha menggapai novel-novel di atas lemari kecil disamping tempat tidurku.

Mama yang sedang membaca majalah shopping di sofa langsung bergerak dengan cepat, seolah olah dia adalah tornado yang siap menyapu segala sesuatu dalam hitungan detik. Sebelum aku sempat menjawab, novel novel itu sudah berada di tanganku. Seperti adegan di film film, mama langsung memberikan senyum 'dapat diandalkan' sebagai ending adegannya barusan.

Aku hanya memasang wajah poker face ku melihat tingkah mama. Tak tau harus berbuat apa lagi. Ini sudah berlangsung selama empat hari sejak aku bangun. Tiga orang yang mengurusku selama di rumah sakit, membuat keributan disana sini. Seolah olah aku adalah pasien gawat darurat yang selalu butuh pertolongan cepat.

Tiga orang yang selanjutnya aku kukuhkan sebagai Trio Kwek Kwek yang sangat kompak membuatku malu dengan membuat heboh seisi rumah sakit. Apalagi saat hari pertama aku bangun dari 'koma' ku. Itu istilah dari mama yang selalu mendramatisasi kondisiku. Kean dan Raka bahkan mengangguk setuju seolah olah isitilah itu tepat untukku yang tertidur selama lima hari. Beruntung tak ada cidera parah atau luka dalam yang aku alami.

Pagi berikutnya setelah aku bangun mama langsung memelukku senang. Dengan penuh rasa syukur mama dengan serius merawat luka dan lebam di tubuhku. Itu tidak hanya berlaku untuk mama. Raka dan Kean juga ikut ikutan beraksi, mempertontonkan keprihatinan mereka melihatku yang terkapar sekarat di tempat tidur.

Lalu dimulai lah drama tragis ala trio kwek kwek ini.

Setiap kali aku meringis kesakitan: saat makan, saat mencoba duduk, saat ingin mengambil sesuatu, atau saat bernafas. Tiga trio kwek kwek akan langsung ribut memanggil dokter atau perawat rumah sakit. Bahkan sedikit saja alisku bertaut, atau raut wajahku tak senang, mama akan langsung memasang kuda kuda, bersiap terjun keluar kamar guna memanggil perawat yang bertugas.

Setelah hari itu, aku berusaha memasang tampang poker face ku. Tak membiarkan sedikitpun emosi terbaca oleh trio kwek kwek. Saat aku kira, penderitaanku berakhir. Saat itulah bencana yang lebih besar datang. Aku tak bisa bergerak sedikit pun dari tempat tidur. Kecuali untuk melangkah ke toilet. Setiap keperluanku akan disediakan oleh Mama, Raka atau Kean. Bahkan aku tak diperkenankan untuk menyuap sendiri makananku.

Dan itu membuatku terbelenggu dengan tingkah absurd mereka. Rasanya aku bahkan bisa mati bosan karena terus diranjang. Aku ingin jalan jalan keluar.

"Terima kasih ma," ucapku, lalu membuka salah satu novel favoritku yang dibawa mama dari apartement.

Hari ini terakhir kalinya aku akan menginap di rumah sakit karena besok aku sudah diperbolehkan pulang. Semenjak aku dirawat mama akan menjagaku dari pagi hingga magrib. Sesi selanjutnya akan di lakukan oleh Kean dan Raka. Kamar rumah sakit tak lagi terasa nyaman karena setiap malam aku harus mendengar ocehan Kean dan Raka.

Kedua laki laki itu menjadi semakin akrab dan kompak untuk menceramahiku. Terkadang Dimas juga akan menimbrung dengan mereka. Selama aku dirawat, tak henti hentinya pengunjung berdatangan. Kean bahkan pernah memindahkan kantor ke kamar rawatku.

Dia membawa anak buahnya- Edra, Mira, mbak alya, Pak Myer dan Ronald- untuk lembur di kamarku. Lalu Raka akan membawa pengikutnya yang sangat ingin aku hindari- tentu saja teman teman seperjuangannya selalu menggodaku- yang bacotnya tak jauh beda dengan Raka. Kadang aku berfikir kenapa pihak rumah sakit tidak melarang mereka sama sekali. Bukankah ini sudah melebih kapasitas pengunjung?

MellifluousWhere stories live. Discover now