part 29

5.5K 596 27
                                    

"Gendong aku sampai kamar. Aku lelah."

Daniel dengan berat hati menuruti keinginan Luna nya itu. Daniel berjongkok, dan Alexa naik ke punggung Daniel yang untung nya memakai pakaian, tentu saja karena itu permintaan Alexa yang ingin Daniel selalu memakai pakaian nya ketika bersaa dirinya.

'Semoga Aldrich tidak melihat nya,'batin Daniel.

Sepertinya dewa sedang tidak berpihak pada nya karena di depan sudah berdiri Aldrich sambil melipat kedua tangan nya menatap kearah Daniel yang menggendong Alexa. 

"Ayo turun," ucap Daniel pada Alexa.

"Tidak mau." Alexa mengeratkan kedua tangan nya pada leher Daniel dan menyandarkan kepadanya di pundak Daniel.

"Kau ingin aku di habisi Aldrich?" bisik Daniel.

"Sepertinya." Alexa mengangguk tanpa melepaskan tangan nya dari bahu Daniel.

"Kenapa di gendong?" tanya Aldrich dengan suara berat nya.

"Aku lelah," jawab Alexa santai tanpa memperdulikan Aldrich yang terlihat emm... sedikit kesal.

"Lelah?!" Aldrich menatap Daniel tajam.

"Ah iya tadi kami berkeliling kastil ini tanpa istirahat jadi dia lelah," jelas Daniel sebelum Aldrich salah paham pada nya dengan sedikit kebohongan tidak mengatakan sebenarnya kalau Alexa berlatih bertarung tadi. Biarkan Alexa sendiri yang mengatakan nya pada Aldrich, bukan nya Alexa sendiri tadi yang mengatakan nya kalau dia tidak akan terkena masalah jadi lebih baik Daniel tidak memberitahu semuanya dengan jujur.

"Kalau lelah beristirahat lah, jangan terlalu memaksakan diri," ucap Aldrich yang langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

"Ya ya ya." Alexa tidak bergitu memperdulikan ucapan Aldrich.

"Kupikir Aldrich akan menghajarku karena menggendong Luna nya."

"Hey kau pikir dia peduli pada ku? asal kau tau, aku mati pun dia tidak peduli," ujar Alexa.

"Jadi tidak perlu ada yang kau khawatirkan," lanjut Alexa.

"Sepertinya tidak seperti itu," Sahut Daniel sambil berjalan menggandong Alexa di punggung nya menuju kamar Alexa.

"Lalu seperti apa? dia menculik ku hanya untuk dibuat menjadi Luna ditempat ini." 

"Eh apa Aldrich tidak laku jadi menculik ku untuk dijadikan pasangan nya?" lanjut Alexa membuat Daniel tertawa.

"Kalau Aldrich mendengarnya dia pasti akan menghukum mu," jawab Daniel.

"Memang nya aku salah apa?" tanya Alexa sambil melihat kearah luar yang terlihat di jendela-jendela besar yang menampilkan pemandangan pepohonan dengan salju-salju yang seputih susu.

"Tentu saja Aldrich tidak seperti yang kau pikirkan."

"Tapi dia terlihat seperti yang aku pikirkan."

"Kau belum terlalu mengenal Aldrich."

"Aku tidak mau mengenal nya lebih jauh."

"Kau ini istrinya, pasangan nya, Luna nya jangan berpikir seperti itu," bujuk Daniel mencoba untuk membersihkan pikiran buruk Alexa kepada Aldrich selaku sahabat dan Alpha nya.

"Kalau dia bisa bersikap sedikit lebih lembut dan manis saja aku mungkin bisa menghilangkan pikiran buruk ku pada nya, tapi dia tidak berperilaku seperti itu kan?" 

"Kau juga coba lah menurut dengan perintah Aldrich, kau juga kerasa kepala sekali."

"Dia menyebalkan."

"Kau yang keras kepala."

"Tentu saja kepala ku keras, karena kalau empuk itu adalah roti bukan kepala," ucapan Alexa membuat Daniel menghela napas, selalu saja bisa membuat Daniel tidak tau harus membalas apa lagi. 

"Turun." Daniel menurunkan Alexa di depan kamar nya.

"Ya terimakasih." Alexa turun dari punggung Daniel.

"Katakan menurutlah dengan Alpha mu," ucap Daniel dengan serius.

"Ya kalau dia bersikap baik pada ku," jawab Alexa sedikit tertawa melihat Daniel yang terlihat sudah lelah membujuk nya untuk mengikuti perintah Aldrich.

"Kalau gitu aku masuk dulu." Alexa masuk ke kamarnya tanpa menunggu balasan dari Daniel.

Alexa masuk kedalam kamar nya dan melihat Aldrich yang duduk menatap Alexa yang tengah menutup pintu dibantu dengan dua pengawal yang berjaga di depan pintu. Alexa masih belum menyadari keberadaan Aldrich yang terus menatap nya.

"Wah hari yang menyenangkan," girang Alexa karena tadi ia telah berlatih bertarung.

"Karena apa?"

Alexa tersentak kaget dan menoleh pada sumber suara, dimana ada Aldrich yang sedang berdiri dari duduk nya berjalan menghampirinya.

"Tidak mau memberitahu ku?" Aldrich berdiri didepan Alexa yang masih terdiam dengan menyentuh dagu Alexa agar menatap dirinya yang jauh lebih tinggi dari Alexa.

"A...aku," jawab Alexa terbata karena gugup dengan perilaku Aldrich saat ini, apalagi tatapan matanya yang tajam itu, selalu saja bisa membuat dirinya seperti terhipnotis.

"Aku hanya berjalan-jalan mengelilingi kastil ini," sambung Alexa.

Ya Alexa menutupi bahwa dirinya telah berlatih bertarung tadi, Alexa pikir dia tidak mau memberitahunya dulu sebelum ia berlatih pedang dengan handal, karena ia takut nanti ketika dirinya mengatakan sejujurnya pada Aldrich dia akan melarang nya untuk kembali berlatih sebelum dirinya pandai melakukan apapun, itu suatu kerugian besar untuk dirinya sendiri, jadi lebih baik dia merahasiakan kegiatan nya yang satu ini pada Aldrich.

"Benarkan?" selidik Aldrich sambil mendekatkan wajah nya kearah Alexa.

"I..iya."

"Lalu kenapa kau gugup hmm?" Aldrich mengusap pipi Alexa.

"Tentu saja karena kau bertingkah seperti ini, dan jarak kita yang terlalu dekat."

"Jadi kau gugup bukan karena berbohong? tapi karena kedekatan kita ini?" Alexa mengangguk menjawab pertanyaan Aldrich yang tidak seratus persen jujur.

Alexa membelalakan matanya terkejut ya selalu terkejut dengan tingkah Aldrich yang suka sekali mencium Alexa tanpa membertahu dulu. Alexa tidak mengerti dengan sikap Aldrich yang satu ini. 

"Jangan sekali-kali kau berbohong pada ku." Aldrich melepaskan ciuman nya dan Alexa mengangguk.

"Mandi, setelah itu kita akan makan malam." Aldrich mengusap kepala Alexa lembut.

Alexa berjalan mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi dengan jantung yang masih berdetak dua kali lebih cepat karena insiden ciuman tadi. Sampai saat ini setelah beberapa kali  Aldrich mencium nya pun rasanya masih sama, jantung berdetak lebih kencang, gugup dengann wajah yang memanas. 

Apa Aldrich merasakan yang sama dengan diri nya mengalami kegugupan seperti ini setelah mereka menepelkan bibir mereka dengan sedikit lumatan itu, Alexa pikir sepertinya tidak, tentu saja tidak lihat saja tadi Aldrich bahkan tidak menampilkan ekspresi apapun. 

"Tidak punya hati," gumam Alexa.

Aldrich duduk di kasur mereka yang bahkan sampai saat ini mereka belum tidur bersama, tidur sekali lagi tidur hanya tidur, mereka hanya tidur saja di kasur yang sama saja tidak pernah, padahal ini kamar mereka, ini kasur mereka. Aldrich selalu sibuk hingga tertidur di meja nya atau diruangan milik nya. 

Aldrich menghela napas berbaring di kasur milik nya, ya ini kamar milik Aldrich dulunya yang sekarang milik dirinya dan Alexa, sambil menatap langit-langit kamar nya yang terdapat beberapa ukiran yang cantik.

"Maafkan aku Veronica," gumam nya.



TBC



You're Mine!!! (Werewolf)Where stories live. Discover now