Part 34

5.4K 573 11
                                    

"Kenapa berhenti?" Tanya Aldrich kepada Alexa yang berdiri di depan nya sambil menarik tangan nya.

"Aku tidak tau dimana letak pintu utama nya." Alexa menoleh pada Aldrich dengan mendongak kan kepalanya menatap Aldrich yang jauh lebih tinggi dari dirinya.

Cup.

Aldrich mengecup bibir Alexa dan tersenyum. Ya tersenyum  Aldrich tersenyum manis pada Alexa untuk pertama kalinya. Bahkan yang lain nya pun pasti tidak pernah melihat senyuman Aldrich yang seperti itu. 

Alexa terkejut bukan karena kecupan Aldrich sekarang, justru karena senyuman Aldrich yang sangat mempesona. Alexa di buat terdiam membatu menatap Aldrich yang tersenyum seperti itu. Apa Alexa boleh meminta nya sekali lagi untuk tersenyum seperti itu pada nya? katakan ya. Alexa sangat ingin melihat nya lagi, itu seperti kau melihat sesuatu yang sangat indah.  

Apa Aldrich sangat jarang tersenyum karena ia takut terlihat sangat tampan? Atau karena Aldrich tidak mau terlihat sangat mempesona dan manis seperti ini? Apa Aldrich hanya suka julukan nya tampan dan dingin saja ? 

Hanya karena sebuah senyuman saja sudah memenuhi banyak pertanyaan dikepala Alexa. Alexa harap dulu ketika bersekolah Aldrich menjadi gurunya agar bisa terus bertanya dan mendapatkan nilai karena terus bertanya, tapi sayang Aldrich bukan gurunya, Aldrich serigala mengerikan yang sial nya tampan itu tidak suka kalau terus di lontar kan banyak pertanyaan.

"Ayo." Aldrich menggenggam tangan Alexa dan mengajak nya untuk keluar rumah. 

"Ini dimana? tidak ada salju disini," ucap Alexa ketika sudah menginjak kan kaki nya di rumput luar rumah tanpa memakai jaket.

"Yang sudah pasti bukan di dekat kastil bersalju," sahut Aldrich yang duduk di bangku yang tersedia disana.

Alexa mengangguk saja, padahal bukan itu jawaban yang Alexa ingin kan tapi dari pada berdebat lebih baik menikmati saat ini, cuaca yang hangat tidak sedingin di kastil bersalju itu walaupun di dalam kastil tidak dingin tapi tetap saja berbeda dengan disini.

"Boleh aku mengambil apel?" tunjuk Alexa pada pohon apel yang sebelum nya ia lihat tadi.

Aldrich mengangguk dan menghampiri Alexa yang sudah berdiri di dekat pohon apel dengan kepala yang mendengak ke atas melihat apel-apel yang bergelantungan dengan riang di atas pohon yang lebat dengan dedaunan hijau nya. 

"Pohon nya terlalu tinggi." Alexa melompat-lompat untuk meraih batang pohon yang terdapat apel merah yang sudah matang.

"Kau yang pendek." Aldrich berjinjit, memetik buah apel yang di ingin kan Alexa tadi dan memberikan nya apel itu pada nya.

"Terimakasih," ucap Alexa yang mengambil apel itu dari tangan Aldrich.

"Apel dipetik langsung dari pohon ternyata rasanya sangat berbeda, sangat segar," ocehan Alexa yang mendapatkan kekehan geli dari Aldrich yang sendaritadi memerhatikan nya. 

"Aku belum pernah memakan apel seperti ini, tentu saja aku saja dulu sangat jarang memakan buah."

"Kenapa?" tanya Aldrich yang penasaran dengan kehidupan Alexa setelah di tinggal kan oleh kakak nya dan hidup sendiri, apakah Alexa hidup dengan tenang? hidup dengan bahagia? apa semua nya tercukupi? apa hidup nya selama ini menderita? apa Aldrich telat untuk menjemputnya?  

Berbagai pertanyaan yang sebenarnya sejak awal ingin ia tanyakan pada Alexa tapi ia takut membuat Alexa tidak nyaman dengan pertanyaan nya itu, jadi Aldrich memilih diam.

"Aku tidak punya cukup uang untuk membeli buah," jawab Alexa santai sambil menggigit buah apel yang di tangan nya. Aldrich meringis mendengar ucapan Alexa.

You're Mine!!! (Werewolf)Where stories live. Discover now