06✓

728 106 179
                                    

Pagi ini merupakan awal untuk hari keempat di awal tahun.

Tangga 4 Januari.

“Nanti kalau ada dosen yang tanya kenapa gue gak masuk, tolong bilangin ya kalau gue lagi sakit. Ya walaupun gue udah bilang lewat chat, tapi tolong kasih tahu lagi kalau mereka nanyain,” tutur Hueningkai pada empat namja yang ada di sekelilingnya.

Pagi ini, keempat namja itu sedang sarapan dengan makanan yang pagi tadi Yeonjun buatkan. Sedangkan untuk namja berambut pink itu, dia sudah pergi duluan. Katanya dia ada tugas pagi ini. Cukup wajar, Yeonjun adalah mahasiswa yang mengikuti banyak organisasi yang bisa membuat dia jadi super sibuk bahkan di saat mahasiswa lain baru datang.

“Baiklah, lo tenang aja. Nanti mereka bakal gue kasih tahu alasan lo ini dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti,” kata Beomgyu menanggapi ucapan Hueningkai.

“Ning, lo nanti di apartemen sendirian? Gue hari ini harus pergi ngampus soalnya,” Soobin bertanya pada Hueningkai.

“Enggak, Taehyun mau nemenin gue untuk sehari ini. Dia sampai nekat kosongin jadwal buat nemenin gue, padahal gue bilang gak usah, tapi dia tetep ngeyel.” Hueningkai menatap Taehyun dengan sedikit cemberut. Pasalnya hal itu bisa menyusahkan Taehyun mengingat dia mahasiswa baru tapi nekat kosongin jadwal demi menemani Hueningkai. Karena itu Hueningkai jadi sedikit merasa bersalah.

Hueningkai pikir Taehyun adalah namja yang sangat baik dan tulus, di saat keduanya baru saling mengenal sekitar 2 hari yang lalu, Taehyun sudah sepeduli itu dengannya. Mungkin karena hal ini lah Beomgyu sangat menyayangi teman SMP-nya itu dan bisa mengenalinya padahal dia berpakaian sangat tertutup dan mereka sudah lama tidak bertemu.

“Tae, lo yakin? Ini masih ajaran baru lho, lo nggak takut ketinggalan banyak materi?” tanya Beomgyu.

“Kek nggak tahu gue aja lo. Emang lo pikir otak gue ini kayak otak lo? Gue mahamin materi yang dosen kasih nanti, 1 jam doang juga pasti udah selesai atau paling mentok 2 jam,” papar Taehyun.

Ting tong!

Bel apartemen berbunyi. Karena keempat namja itu tahu siapa yang datang mengingat apartemen ini isinya cuma mereka dan tujuh anak Bangtan serta semua keluarga penghuni tidak ada yang mengabari akan datang, maka mereka hanya berteriak untuk meminta orang yang ada di luar untuk masuk.

Ternyata, namja itu adalah Jimin dan Taehyung.

“Ada yang mau berangkat bareng?” tanya Jimin.

“Kami semua belum ada yang berangkat ngampus kecuali Hoseok hyung,” ungkap Taehyung pada keempat namja yang sedang menatapnya.

“Iya, tadi dia berangkat bareng Yeonjun,” cetus Jimin yang kini ikut memandang penghuni apartemen yang baru.

Setelah Soobin dan Beomgyu sudah bersiap untuk pergi dan meminta Taehyun dan Hueningkai untuk menjaga diri baik-baik, keempat namja itu pun mulai beranjak.

“Ayo! Seokjin hyung, Yoongi hyung, Namjoon hyung, sama Jungkook udah nunggu di luar.” Taehyung pun berjalan mendahului tiga temannya yang lain untuk memimpin jalan.

“Hyung semua, hati-hati, ya!” jerit Hueningkai sambil tersenyum tipis.

“Iya, Ning,” pungkas Beomgyu sambil menoleh ke belakang dan balas tersenyum.

Ketika keluar apartemen, Jimin, Taehyung, Soobin, dan Beomgyu dapat melihat empat namja yang sedang bersandar di tembok menunggu kedatangannya.

“Udah semua, kan? Nggak ada yang ketinggalan?” tanya Seokjin yang langsung menegakkan tubuhnya.

“Keadaan kaki Hueningkai bagaimana?” Namjoon bertanya pada empat namja yang baru saja keluar apartemen.

“Taehyun gak kuliah?” Yoongi ikut menyahut.

Bad Past | BTS (COMPLETED)Where stories live. Discover now