33✓

382 73 88
                                    

Tok tok tok!

“Yeonjun, Soobin, Beomgyu, Hueningkai!? Kalian ada di dalam? Bukain pintunya, dong!” pekik Jungkook sembari terus mengetuk pintu apartemen yang dihuni oleh lima namja mahasiswa baru dengan begitu kuat karena rasa panik.

Mendengar ketukan pintu yang super brutal, keempat namja yang Jungkook panggil namanya pun langsung memunculkan diri setelah pintu terbuka.

“Hyung Kesambet apaan? Ketuk pintu aja kek lagi nonjok muka mantan, brutal amat.” Beomgyu menatap Jungkook sambil terkekeh.

“Ada apa, hyung? Kok kelihatannya panik gitu?” tanya Soobin halus.

“Di apartemen gue nggak ada orang sama sekali, dan di saat seperti itu gue tadi ngelihat Yoongi hyung sama Taehyun tak sadarkan diri di depan kamarnya Yoongi hyung. karena di sana nggak ada orang sama sekali, jadi gue minta bantuan ke kalian aja. Tolong bantu gue jagain mereka berdua, ya!” mohon Jungkook.

Mendengar ucapan Jungkook, mereka berempat lantas mengangguk menyanggupi permohonannya. Segera kelima namja itu masuk ke apartemen Bangtan dan berjalan menuju kamar Yoongi.

Setibanya di sana, mereka berlima kompak mengernyit heran.

“Taehyun? Lo habis pingsan, kan?” tanya Hueningkai dengan tatapan bingungnya.

Bagaimana mau tidak heran, baru saja Jungkook memberi kabar kalau Yoongi dan Taehyun sedang pingsan, lalu ketika keempat namja yang lain menghampiri, Taehyun sudah anteng dengan secangkir kopi yang baru saja ia seduh. Sedang Yoongi yang sebelumnya tergeletak di lantai kini sudah berada di sofa walau masih dengan mata yang terpejam.

“Iya, gue emang habis pingsan, dan setelah bangun, tiba-tiba gue pingin kopi susu, yaudah gue bikin di dapur. Setelah itu, gue ngeliat Yoongi hyung masih terbaring di lantai, karena gue takut dia nanti kedinginan, ya gue angkat aja dia ke sofa. Lagian Yoongi hyung juga badannya nggak berat-berat amat. Kenapa? Nggak usah heran, ya. Gue emang namja yang kuat,” papar Taehyun.

“Tapi sekarang lo udah baik-baik aja, kan?” tanya Jungkook yang hanya dibalas dengan anggukan kecil dari Taehyun.

“Tapi masa sih orang baru bangun dari pingsannya langsung tiba-tiba pingin kopi, mana habis itu bisa ngangkat orang lagi. Emang badan lo sendiri nggak lemes ya, Tae?” tanya Hueningkai dengan sebelah alisnya yang terangkat.

“Kan tadi Taehyun udah bilang kalau dia itu namja yang kuat,” Soobin menyahut.

“Iya, gue juga udah tahu kalau Taehyun emang sekuat itu anaknya.  Tapi coba lo bayangin deh, hyung. Sekuat apa pun manusia, kalau habis pingsan mah harusnya badannya lemes, pinginnya minum yang seger-seger. Lah si Taehyun malah langsung bikin kopi, kan kesannya kek aneh, gitu,” ujar Hueningkai sembari menatap Soobin yang berada di sampingnya.

“Iya juga sih, Ning. Tapi setiap orang itu kan berbeda-beda. Mungkin saja ini adalah cara Taehyun untuk menyesuaikan diri setelah pingsan. Semua hal itu wajar jika disesuaikan sama orangnya. Kek misal gini, deh. Kalau lo bilang fisika itu susah dihadapan anak yang suka fisika, maka orang itu yang bakal nganggap lo aneh. Sama seperti saat ini, Taehyun itu mengatasi diri setelah pingsan dengan kopi, tapi tiba-tiba lo malah bilang dia aneh. Ya balik lagi ke konsep awal, setiap orang itu beda-beda. Apa yang menurut lo aneh itu bisa saja terlihat biasa bagi orang lain. Ya intinya begitu lah.”  Soobin menatap Hueningkai, berusaha menjelaskan dengan tenang kepada namja tersebut.

“Kalian berdua ngapa ribet mulu, sih? Udah tahu Taehyun habis pingsan, bukannya khawatir atau apa kek, malah ribut sendiri,” ujar Yeonjun sambil menatap Soobin dan Hueningkai bergantian.

“Tau tuh, gue aja yang bukan Taehyun gak nyaman dengernya, apalagi dia,” timpal Beomgyu.

“Udah-udah, jangan ribut mulu kalian. Mending sekarang kita mikir gimana caranya buat sadarin Yoongi hyung,” tutur Jungkook kepada empat namja yang sedang ribut sendiri itu.

Bad Past | BTS (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora