08✓

650 100 191
                                    

“Habis dari mana, hyung?” Jimin bertanya kala pintu apartemennya terbuka dan menampilkan sosok namja yang baru saja keluar entah ke mana.

Namja yang tak lain adalah Yoongi itu pun hanya bisa menghembuskan nafas kesal. Ia masih kesal karena Hueningkai menolak memberikan batu itu dan sekarang dia semakin kesal gegara teman-temannya yang memandangi dirinya seakan-akan dia adalah narapidana.

“Gue cuma ke depan doang bentar. Dah ya, gue mau ke kamar, ngantuk,” Yoongi membalas sekenanya.

Ketika dirinya hendak melangkah ke kamarnya, Seokjin menghalangi langkahnya.

“Tingkah lo akhir-akhir ini aneh, lo harus jelasin semuanya ke kami sekarang!” Seokjin menegaskan lalu meminta yang bersangkutan untuk duduk di sofa bersama yang lain.

Yoongi hanya bisa menurut saja, mau melawan pun sepertinya tidak akan bisa.

“Hyung, ada apa, sih? Cerita dong sama kita,” cetus Namjoon sembari sedikit bergeser untuk memberikan ruang duduk untuk Yoongi.

“Iya, hyung. Cerita dong!” Hoseok menimpali dengan nada yang terkesan memaksa.

“Lo mau nyimpen masalah lo itu sampai kapan, ha? Lo tahu nggak kalau hari ini Taehyung hampir mati? Lo tahu nggak gimana parahnya luka Taehyung tadi? Ini semua itu gara-gara lo, Yoongi! Cerita dong ada apa sama lo! Ceritain aja semuanya, Yoongi. Mau sampai kapan lo nyimpen sendiri masalah lo? Sampai kita semua terluka? Sampai kita semua mati, iya? Masalah lo udah makan 2 korban, lo mau nambah korban lagi? Yang bener aja, gila lo!” sentak Seokjin.

“Kok kalian pada nyalahin gue, sih? Gue aja malah nggak tahu apa yang sebenernya terjadi sama Taehyung.” Yoongi memandang muka keenam temannya dengan pandangan kesal.

“Parah sih kalau lo nggak tahu masalah yang terjadi karena lo sendiri, untung aja tadi tuh gue sama Jimin datang di waktu yang tepat, jadi kita berdua bisa langsung bantuin Taehyung yang udah tergeletak lemah di Lab. IPA dengan kondisi yang kepalanya udah berlumuran darah,” terang Hoseok sembari menatap Yoongi.

“Gimana ceritanya kok Taehyung kepalanya bisa sampai kek gitu?” tanya Namjoon pada Hoseok dan Jimin yang ada di lokasi kejadian.

“Kita berdua nggak tahu, hyung. Tadi setelah Taehyung marah kan dia langsung lari ke lab. IPA dan gue juga langsung lari susulin dia, pas di tengah jalan gue ketemu sama Hoseok hyung, terus gue minta Hoseok hyung untuk bantuin gue ngejar Taehyung. Pas kita berdua udah sampai lab. IPA, Taehyung udah tergeletak dengan banyak darah yang mengalir dari kepalanya tanpa alasan yang jelas. Pasalnya nggak ada barang-barang yang mencurigakan di sekitar Taehyung,” jawab Jimin atas pertanyaan Namjoon.

Ting tong!

Pintu apartemen terbuka, setelah Jimin berteriak untuk meminta orang itu masuk, tampaklah Yeonjun dan Beomgyu berada di sana.

Yeonjun dan Beomgyu beriringan masuk ke apartemen hyungnya dan menghampirinya.

“Taehyung hyung habis dapat musibah, ya? Sekarang udah baik-baik aja?” tanya Beomgyu pada para hyung-nya itu.

“Dapat musibahnya di lab. IPA, kan? Tahu nggak, tadi pagi pas gue beres-beres lab. IPA, gue nemuin hal aneh di sana,” desah Yeonjun memberitahu.

“Oh, pas lo beres-beres lab. IPA bareng Hoseok hyung?” Jungkook memandang serius muka Yeonjun.

“Loh? Masa, sih? Perasaan tadi tuh Hoseok hyung sempet cerita kalau tadi pagi tuh dia ada ujian,” protes Jimin.

“Hayo, Yeonjun hyung bohong, ya!” terka Beomgyu sedikit ngegas.

“Gue nggak bohong, anjir. Hoseok hyung tuh yang bohong. Yakali kuliah baru 3 hari udah ujian aja,” desis Yeonjun tak terima.

“Eh, bener juga. Ini jadinya yang bener yang mana? Hoseok hyung tadi pagi beres-beres bareng Yeonjun di lab. IPA atau Hoseok hyung tadi pagi ujian?” Jimin memandang muka teman-temannya dengan pandangan tanya.

Bad Past | BTS (COMPLETED)Where stories live. Discover now