38✓

606 74 134
                                    

Jimin melangkahkan kaki dengan emosi yang sangat tinggi. Dia benar-benar marah hari ini, tentu saja itu karena oknum bernama Choi Soobin.

Namja paling pendek diantara kawanannya itu berjalan sangat tidak santai menghampiri teman-temannya yang sedang berada di depan panggung pertunjukan pensi.Nafasnya begitu menggebu-gebu. Tiba di lokasi, dia masih memasang muka yang sama dan melontarkan sebuah pertanyaan kepada Yoongi.

“Hyung, lo donorin sebelah mata lo buat Taehyun, kan?” Jimin berkata dengan nada tinggi, pertanda bahwa dia sedang emosi.

Mendengar Jimin  bertanya dengan intonasi seperti itu membuat Yoongi merasa heran sekaligus takut. Semarah apa pun Jimin, namja itu selalunya tidak pernah berkata dengan nada setinggi ini.

“Iya, kenapa emangnya?” tanya Yoongi balik kepada Jimin dengan nada yang cenderung kalem.

“Goblok!”

Plak!

“JIMIN, LO KENAPA, SIH? LO TAHU KAN KALAU SEMALAM YOONGI BARU AJA SELESAI OPERASI MATA, KOK SEKARANG LO MALAH KASARIN DIA?” Seokjin menatap Jimin dengan tatapan kesalnya setelah ia berhasil melayangkan tamparan di pipi kanannya dengan kencang.

Sontak hal itu membuat ricuh mahasiswa lain yang berada di sekitarnya, apalagi kejadian itu terjadi di sekitar lokasi pensi, tentu saja hal itu semakin membuat ricuh acara. Beruntung, mereka duduk di kursi bagian belakang. Jadi setidaknya walaupun keadaan menjadi ricuh, tetapi pensi masih terlaksana dengan baik.

“Ada apa sih, Jim? Ngomong aja yang jelas, jangan pakai emosi gitu bicaranya,” Namjoon menasihati.

“Seokjin hyung juga, nggak usah marah-marah gitu dong nanggepinnya,” timpal Hoseok.

“Lho, kok lo malah nyalahin gue sih, Seok?" ujar Seokjin kepada Hoseok dengan raut dan nada kesalnya.

“Hyung, lo jangan ikut kebawa emosi juga lah,” tutur Yoongi.

“Jim, mending sekarang lo bilang deh ke kita, sebenernya ada apa, sih?" Hoseok meminta Jimin untuk segera bercerita supaya keadaan tidak semakin rumit.

“Iya, ceritain aja semuanya ke kita, Jim," Namjoon menatap Jimin dengan sorot matanya yang lembut.

“Jadi sebenarnya ma–”

“BERHENTI, JIM!"

Kumpulan teman seapartemen itu kompak menoleh ke arah sumber suara, tepatnya pada Jungkook yang sedang menggeret paksa tubuh Yeonjun menuju ke tempat mereka.

“Yeonjun hyung, tiga anak yang lain ke mana?” tanya Beomgyu tampak kebingungan kala ia sama sekali tak melihat ketiga temannya yang lain.

“Nggak tahu,” ketus Yeonjun pada Beomgyu.

“Jun, buruan cerita!” Jungkook memaksa namja yang ia geret itu untuk segera menceritakan semuanya.

Tapi Yeonjun masih tetap mengunci mulutnya. Ia tampak seperti sama sekali tak ingin berbicara. Bahkan dari sorot mukanya saja sudah sangat kelihatan kalau Yeonjun tidak suka berada di sini.

“Bisu beneran tahu rasa lo,” ketus Jimin.

“Eh, ini ada apa sih sebenernya? Hyung, ceritain dong!” ujar Beomgyu yang juga ikut-ikutan memaksa Yeonjun untuk segera bercerita.

Yeonjun menghela nafas. Sial sekali, saat tadi dirinya sudah berada di atas pagar, pergelangan kakinya ditarik-tarik oleh Jungkook. Alhasil, dia tidak bisa kabur bersama Soobin, Taehyun, dan Hueningkai.

“Gue nggak tahu apa-apa,” jawab Yeonjun berusaha untuk menghindari pertanyaan yang ia terima.

“Bohong banget,” cetus Jungkook cepat.

Bad Past | BTS (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang