15✓

485 89 68
                                    

Sementara Jimin sedang ditindaklanjuti oleh para tenaga medis, Taehyung dan Hueningkai kini sedang di kantin untuk mengisi perut sembari berbincang.

Hanya berdua karena yang lain lagi sibuk menemani dan menunggu Jimin.

“Hyung, pesenin makanan, dong. Kaki gue masih rada sakit,” ujar Hueningkai kepada Taehyung.

“Tangan gue sakit.” Taehyung memandang Hueningkai sambil tersenyum menyebalkan.

“Tangan sakit masih bisa jalan dengan baik, tapi kalau kaki yang sakit jalannya rada susah.” Hueningkai balik menatap Taehyung dengan senyuman yang serupa.

Dua namja ini memang lagi sama-sama mager. Rasanya capek setelah semua kejadian yang terjadi. Bahkan untuk membeli makanan bagi diri-sendiri aja malas, padahal mereka berdua sebenernya juga sedang lapar.

“Tapi kan kalau dibuat untuk bawa makanan sakit,” sahut Taehyung lagi menanggapi ucapan Hueningkai.

“Kan bisa minta tolong pelayan untuk bawain,” debat Hueningkai.

“Ck, tapi gue mager banget,” ungkap Taehyung menyatakan alasan yang sebenarnya.

“Sama sih, hyung. Gue juga malas banget gerak,” timpal Hueningkai mengiyakan sebab alasan dirinya nggak mau pergi memesan makanan adalah sama dengan apa yang Taehyung ucapkan.

“Yaudah lah ya, kita nggak usah pesen makan,” ujar Taehyung lalu menabrakkan punggungnya pada punggung kursi.

“Tapi gue lapar.” Hueningkai menatap Taehyung dengan sayu.

Sebenernya Taehyung tidak tega melihat Hueningkai memelas kan diri seperti itu, tapi dia sendiri memang lagi sangat malas hari ini.

Taehyung menghela nafas, lalu ketika netranya melihat ada seseorang yang tak asing sedang berjalan mendekat, dia pun memanggil namja itu.

“JUNGKOOK, SINI!” seru Taehyung.

Namja yang namanya terpanggil itu pun menolehkan kepala. Mengetahui Taehyung adalah dalang dibalik suara keras yang memanggil namanya, dia pun berjalan menghampiri Taehyung yang sedang duduk bersama Hueningkai.

“Ada apa, hyung?” tanya Jungkook.

“Tolong pesanin gue sama Hueningkai makanan dong. Sama lo juga deh, ntar gue yang bayarin. Kita berdua tuh lapar tapi mager,” tutur Taehyung meminta Jungkook untuk membelikan keduanya makanan.

Jungkook mengangguk, setelah itu dia pun berjalan menjauh untuk memesan tiga porsi makanan.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, Jungkook pun kembali dengan membawa tiga mangkok bakso dengan tiga gelas es teh.

Segera namja bergigi kelinci tersebut meletakkan makanan itu di meja, mereka bertiga pun makan dengan tenang dan tak banyak bicara. Mereka bertiga sedang ribut dengan pikiran masing-masing terkait tragedi demi tragedi yang terjadi akhir-akhir ini.

Seusai mereka menghabiskan makanan masing-masing, Jungkook pun membuka suaranya.

“Gaes, habis ini ayo kita ke ruangan Jimin. Kita ngobrol-ngobrol sebentar tentang kesehatan masing-masing karena sore nanti kita akan kembali ke apartemen,” ucap Jungkook memberitahu.

Setelah Jungkook berkata demikian, ketiganya pun kini beranjak dan berjalan beriringan menuju ruangan Jimin.

Setibanya di tempat tujuan, Taehyung dan Jungkook pun langsung pergi menuju ranjang di mana Jimin dibaringkan.

“Kita beneran pulang sore ini?” Jimin bertanya kepada Taehyung dan Jungkook.

“Iya, Jim. Gue janji kesehatan lo bakal terus kami jaga. Kami akan sering-sering memanggil dokter untuk memeriksa keadaan lo mengingat tidak ada rumah sakit di dekat apartemen kita selain rumah sakit ini. Dan lo tahu sendiri kan kalau rumah sakit ini angker dan berbahaya, karena itu kami memutuskan untuk segera keluar dari sini. Lo setuju, kan?” tanya Jungkook.

Bad Past | BTS (COMPLETED)Where stories live. Discover now