[HTMO] 29 - Date

488 95 24
                                    

Kencan pertama.

Setelah banyak banget drama drama nggak jelas yang gue lalui, akhirnya untuk pertama kalinya .. hmm mungkin? Gue bisa menjalin hubungan spesial dengan seorang lelaki.

Handinan Raihan.
Akhirnya gue bisa kembali merakit hubungan sehat dengan diri gue sendiri maupun orang lain. Setelah ini mungkin gue bisa menghapus seluruh masa lalu gue yang selalu bikin gue terbayang tiap saat. Sakit. Nggak enak. Dan itu tuh tetap berjalan di seluruh kondisi gue yang .. entah lagi ngapain, gue selalu kepikiran itu. Gue bego banget kan? Mikirin sesuatu yang nyatanya gabisa bikin gue menggapai apa yang gue pengen. Yang gue mau.

"Apasih foto fotoin aku? Bajunya tembus pandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apasih foto fotoin aku? Bajunya tembus pandang." Ujar Dinan. Dia lagi ngebilas badannya di shower. Padahal gue bilang masih mau main air tapi katanya udahan aja, dia kedinginan. Dinan payah.

"Gapapa, mau liat punya kamu." Sahut gue. Dia langsung melongo sambil mangap setelah mendengar apa yang barusan gue bilang.

"Hah?"

"CANDA. yaampun." Ucap gue terkikik. Gue balik lagi ke sisi pantai menjauh dari tempat Dinan. Gue masih mau main air, soalnya adem sore sore gini kan. Gue duduk di atas pasir yang air lautnya nyapu kaki sampai pinggang gue. Mungkin Dinan udah selesai bilas, biarin ajalah gue masih mau main main.

Airnya semakin hangat sekarang. Gue memejam di antara senja yang sebentar lagi menutup waktunya. Entah apa yang gue pikirkan.. mungkin tentang semuanya.

Ada sesuatu yang menutup silau langit di atas permukaan wajah gue. Saat gua membuka mata.

Dinan ada di atas gue, dengan posisi mengkungkung tubuh gue. Mengunci di sana. Gue bergerak tapi dia tahan.

"Ngapain?" Tanya gue penasaran. Engap soalnya ada dia di atas gue.

"Emang kamu gak silau? Ini aku tutupin" tuturnya. Tapi gue jadi ngerasa malu sendiri. Gue gak biasa ditindih begini. Apalagi di tempat umum.

Gue lihat kanan kiri gue sepi. Ga terlalu penuh sama orang orang. Nggak malu malu bangetlah.

"Enggak. Aku emang mau berjemur." Ucap gue dengan merotasikan bola mata gue.

"Mataharinya udah selesai, apa yang mau dijemur?"

Gue dorong dadanya pelan. Dan tanya dia mau apa. Dinan geleng geleng doang gak jelas. Tapi dia masih menatap gue dalam kungkungannya.

"Aku mau tanya" katanya, serius.

"Tanya apa?" Jawab gue cepat.

"Tara telpon kamu tadi lima kali."

Gue sedikit menengok kanan mengingat, kapan terakhir kali kita saling menghubungi.

"Ada urusan apa?" Tanya Dinan ke gue, sedikit mengintimidasi.

"Aku terakhir kontakan aja sebelum jadian sama kamu, mungkin dia mau tau kabar adek iparnya masih hidup atau enggak." Jawab gue seadanya. Dan memang itulah yang terjadi. Mas Tara nggak ada di saat gue butuh dia, dan saat itu .. Mas Tara udah menghilang nggak tau kemana.

How to Move on ─ TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang