[HTMO] 26 - Sunkissed

544 100 50
                                    

Biya

*please. Start playlist kalian dulu yang NCT U - My Everything, semoga menghayati!



Hangat. Matahari bener - bener bikin gue hangat. Gue suka. Belum lagi lekungan awan awan yang terbentuk seolah mereka mereka menyapa gue dengan ramah.

Desiran air pantai yang hangat mengarungi kaki kami berdua. Kerikil batu batu kecil menghalangi pasir - pasir halus yang masuk pada sela sela jari kaki gue, sama Dinan. Jari kami saling bertaut satu sama lain. Gue enggak tahu kapan itu dimulai, tapi saat ini, yang gua rasakan cuma degup jantung kami berdua yang saling berpacu dan membalas denyutnya satu sama lain.

Dinan menguasai gue. Bahkan tanpa gue berikan perlawanan. Nyaman. Hangat. Semua perasaan gue terbawa begitu aja. Gue masih memejam saat dia memejam lebih dulu dan mengarahkan seluruh tubuhnya, membawa gue ke sisi tubuhnya yang paling nyaman untuk didekap.

Dia ngedekap gue, disaat bibir kita udah saling menjalin. Dia menjamah lebih dalam, pada durasi waktu yang cukup lama. Pinggang gue dipeluk nyaman. Jari - jari tangannya menyentuh satu satu titik, dimana gue bisa melabuhkan semua kebimbangan gue.

Dinan.

Gue bahkan membalas apa yang dia lakukan. Gue memegangi bahunya yang cukup lebar, menahan tubuhnya sekuat apa yang bisa gue tahan. Gue nggak bergeming saat Dinan menginginkan ciuman itu lebih. Dia memautkannya tanpa paksaan. Gue bahkan lebih nyaman untuk dia bawa ke seluruh alunannya. Dia membuat gua terbuai atas apa yang dia perbuat ke gue. Gue .. gue nggak tau .. saat ini, gue bahkan gak bisa memikirkan siapapun. Hadirnya Dinan bikin sesuatu yang belum pernah gua rasakan sebelumnya.

Bau tubuhnya, aroma, sosok ketegasannya, sikap konyolnya, dan kemampuan yang bikin gue jatuh sama dia.

Apa gue barusan bilang.. gue jatuh sama dia?

Dinan membuka matanya. Akhirnya. Dia mau melepas tautan kami, tapi tunggu! Dia mengangkat gue lebih tinggi, gue menutupi sinar matahari yang menutup ke arah baratnya. Tubuhnya tertutup sempurna dari cahaya matahari, karena gue membelakanginya. Gue bahkan tersenyum sempurna, saat Dinan mengangkat tubuh gue pada kedua tangannya yang cukup kokoh dan kuat.

Mataharinya hari ini tertutup oleh gue, yang membalut seluruh permukaan bibirnya yang terbuka dan tertutup seolah mengizinkan gue untuk tetap berada disana.

Tangan gue memegangi pundaknya yang mengangkat gue lebih tinggi.

Desah napas gue terdengar cukup jelas. Kami hampir kehabisan oksigen. Sebelum itu, Dinan menurunkan gue lebih dulu. Gue membuka mata menatap netranya dalam. Dia membalas.

"Bi."

Gue menurunkan tangan gue perlahan dari pundaknya.

Gue diam. Gue nggak mau berbicara dulu, gue sesek. Dinan menciumi gue tanpa jeda.

"Pulang?"

Gue mengangguk. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun buat dia.

***




K

ita tiba di rumah jam 8 malam. Saat itu gue laper banget dan Dinan pesenin nasi goreng dua porsi buat kita berdua. Gue bikinin dia jus jeruk, gue jus alpukat.

Untungnya dia sekarang sibuk nonton tv di ruang tamu, gue jadi nggak terlalu deg degan buat berekspresi. Jujur, degup jantung gue belum stabil sampe sekarang. Gue pegang bibir gue yang bawah, gue ngaca di kamar mandi.

Warna ronanya masih ngebekas, terasa tebal permukaanya, apakah segininya kalo habis ciuman? Gue nggak pernah tau apa yang dilakukan orang dewasa saat pacaran, bahkan .. saat itu, seseorang yang berhasil mendaratkan bibirnya tepat di bibir gue, nggak melakukan hal se-ekstrim itu.

How to Move on ─ TaeyongWhere stories live. Discover now