[HTMO] 33 - Feeding My Ego

721 93 14
                                    


song reccomendation : Blue Jeans - Gangga

Seminggu setelahnya, Dinan kembali pulang ke Bali, sementara Biya tidak ikut bersamanya, proyek yang dikerjakan mereka berdua hampir selesai, sehingga Biya memiliki proyek lain di luar kota, tepatnya di Bandung, tapi keberangkatan itu sempat dia tunda karena pelaksanaan pertunangan antara Biya dan Dinan.

"Bi? Kok belom berangkat?" Ujar Mama kepada Biya, yang melihat anaknya rungsing karena belum mendapat kabar dari kekasihnya.

"Iya bentar lagi, Mas Tara juga belum siap."

Mamahnya Biya cuma ngangguk aja, karena dia yakin Biya bisa nanganin itu sendiri. Mamanya selalu mikir kalau Biya itu anak yang dewasa banget.

"Kamu ke Bandung, disana siapa yang jaga?" Tanya Mama penasaran. Padahal waktu Biya di Bali Biya juga sendirian dan gak ada temennya.

"Sama Jaehyun Mah,"

Mama tiba tiba mendelik pada Biya, karena dia tau betul Jaehyun itu laki - laki, sementara dia berpikir bahwa anak gadisnya akan bersama pria lain.

"Jaehyun itu kan cowok Bi,"

"Emang aku ada bilang Jaehyun itu perempuan mah?"

"Hmm bener juga." Kemudian si Mamah langsung kembali dari melipat baju yang tadinya di kamar Biya kini kembali ke kamarnya lagi.

"Dinan,"

Suara disana sedikit bergemuruh, Dinan sedang di tempat proyek, maka dari itu Biya memintanya untuk mencari tempat sepi agar dia bisa berbicara dengan jelas dengan kekasihnya.

"Kamu kemaren kenapa buru - buru pulangnya? Aku belum banyak ngomong habis acara pertunangan kemarin.."

Terdengar tarikan napas cukup panjang dari Dinan dan jelas saja indra pendengar Biya masih berfungsi dengan baik.

"Ada masalah ya?" Tanya Biya, memastikan segala kondisi kekasihnya.

"Bukan gitu Bi, Papah aku bilang, aku suruh pegang proyek dia.. dan tiga bulan sebelumnya proyek gedung itu harus bisa selesai, kalo enggak, kita nggak bisa melangsungkan pernikahan, dia mau bikin gedung besar buat pernikahan kita di Bali nanti,"

Biya dengan raut wajah yang masih susah untuk dicerna lewat kata kata tampak bingung sambil melamun, kecewa? Itu pasti. Karena tanggal pernikahan sudah disetujui oleh dua keluarga.

Meski begitu, memang penetapannya baru disetuji pihak satu sama lain, belum dalam keputusan menyeluruh. Ketika mendengar ini, Biya jadi down, moodnya ngerasa nggak enak, feelingnya gak bagus lagi. Sebenarnya dia hanya takut sesuatu yang nggak pasti akan terjadi.

"Bi? Masih dengerin aku?"

"Hm."

"Kamu pasti nggak setuju." Sahut Dinan.

Biya berusaha sebaii mungkin untuk berbicara dengan intonasi yang biasa, dia juga nggak mau menyakiti perasaan Dinan.

"Kalau Papa kamu mau begitu gapapa. Biar aku nurut dulu, biar jadi calon menantu yang baik buat Papah."

Dengan berat hati, Biya harus mengiyakan kemauan Papahnya Dinan demi kebaikan semuanya. Hubungannya dan rencana pernikahan mereka.

"Jangan lupa ibadah, magh kamu suka kambuh gak?" Tanya Dinan padanya. Biya hanya diam menjawan tidak pada Dinan dengan ekspresinya yang datar.

"Nggak lah. Yaudah balik kerja lagi aja." Balas Biya. Mengingat kesibukan tunangannya yang sangat padat, akhirnya Biya menyelesaikan teleponnya lebih dulu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

How to Move on ─ TaeyongWhere stories live. Discover now