[HTMO] 03 - Stuck With You

897 175 313
                                    


Setahun setelah pernikahan Tara dan Aira, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan, namanya Dave. Bayi mungil itu adalah hasil jiplak dari sang Ayah yang begitu tampan dan manisnya senyum sang Bunda ketika bayi kecil itu tersenyum.

Mereka masih tinggal bersama dengan keluarga Aira, otomatis bersama Biya. Dan itulah yang membuat Biya lebih sulit melupakan Tara, yang nyatanya rasa itu sudah disimpan dalam dalam di relung hatinya, dan Biya tak berniat sama sekali untuk membuka rasa itu kembali untuk suami kakaknya.

Walau terkadang, sikap Tara yang belum berubah sama sekali terhadap Biya. Tara akan selalu terlihat manis di depan matanya. Semua sikap yang Tara tunjukan kepada Biya terkadang membuat runtuh pertahanannya.

Tara bukan menggoda, itu hanya perasaan Biya saja yang berlebihan karena sudah terlalu lama menyimpan, hingga ia tidak tau bagaimana cara kerjanya untuk berhenti mencintai seseorang.

Biya nggak pandai belajar tentang perasaan, Biya merasa insecure jika hal-hal itu disangkut pautkan dengan cinta. Karena Biya sudah merasa gagal dengan rasanya yang pertama kali, dan sudah tak berani untuk mencoba yang kedua kali.

Biya masih lah tetap normal sebagaimana mestinya. Biya masih menyukai laki-laki yang menjadi teman kantornya sekarang, seperti Jaehyun, pria yang dikenal paling tampan dalam tim marketingnya, Oh iya, dia yang meng-ketuai bagian tim marketing.

Sayangnya Jaehyun itu playboy, dalam kamus Jaehyun, itu namanya seleksi, kalo nggak lolos ya cari yang lain.

Biya bukan gak bisa menerima keadaan. Tapi, dia gak bisa nemuin cara buat menghapus semua perasaanya sama Tara. Biya baru kali ini kenal yang namanya jatuh cinta. Biya terlalu sibuk sama dunianya yang kala itu disuguhkan semua materi materi pembelajaran dan juga les privat yang begitu menyita waktu, sehingga Biya belum pernah merasakan yang namanya bermain dengan teman-teman pria. Biya rawan sekali buat jatuh cinta. Padahal kenyataanya sekarang nggak begitu. Biya sudah tertolak dan nggak mampu lagi mengemban yang namanya rasa cinta.

Sekarang cuma sisanya saja, serpihan luka dan masa lalu yang terkadang membuatnya semakin menyesal. Kenapa Biya harus menjatuhkan pilihan sama Tara, yang nyatanya nggak bisa Biya milikin sampai kapanpun.

"Biya"

Aira membuyarkan lamunan Biya yang sedari tadi hanya memutar mutarkan kursi kerjanya sambil bersandar disana.

"Eh dedek?" Sapa Biya ke bayi mungil yang sedang digendong Aira.

"Kak, Biya mau gendong Dave boleh nggak?" Tanya Biya kepada kakaknya.

"Tapi kamu tau caranya nggak Bi?"

"Biya udah diajarin sama mamah kok, boleh ya kak?"

Aira menaikan sebelah alisnya, alhasil Biya diizinkan untuk menggendong keponakan kesayangannya.

Kemudian Biya menggendong Dave di pangkuannya sambil mengusap bayi mungil itu sesekali. "Dave ganteng banget sih kak" tuturnya.

Aira tersenyum melihat Biya yang begitu mahir menggendong bayi "iyalah, orang Ayahnya juga ganteng" balas Aira sambil mengelus ngelus kening Dave pelan, menatap binar cantik mata milik bayi mungil itu.

Biya tersenyum tertegun, menatap penuh di dalam sana, kedua bentuk matanya yang bulat sambil sesekali dikedipkannya lamat-lamat. "Mas Tara banget ya, kalau aku yang ada di posisi Kak Aira, apa anak ini akan setampan Ayahnya juga?" Pikir Biya.

Tara kecil adalah penghibur untuknya di kala Biya kalut tentang semua perasaanya. Bukannya Biya belum sadar, tapi Biya hanya sulit mengalihkan semua perasaan itu karena memang Biya dan Tara akan selalu bertemu setiap harinya.

How to Move on ─ TaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang