[HTMO] 21 - To Heaven

530 99 47
                                    

"We will a find a way through the dark"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"We will a find a way through the dark"



















Dave ada di pelukan kakeknya, sementara Tara masih berdiri di depan makam istrinya. Dukanya mendalam, lukanya terhapuskan. Saat ini jiwa Aira sudah tenang, seperti apa yang dia harapkan. Aira bisa lebih bahagia tanpa merasakan sakit.

Kesenduannya hanyut menenggelamkan penuh hari harinya dan perasaanya. Tara berat melangkahkan kakinya untuk pergi dari pemakaman istrinya. Dia memandangi sepetak tanah yang sudah diisi oleh jasad Aira, tanah itu basah, kerumunan warna warni bunga membuat makam Aira jadi lebih terisi, penuh lebih tepatnya. Dia berharap Aira bisa mulai tersenyum kembali. Tara tidak tau apa itu arti rela dan ikhlas, yang ia yakini sekarang .. wanitanya sudah tidur lelap tanpa rasa tak nyaman di sekujur tubuhnya.

Deraian air matanya sudah selesai, sudah pecah ... disaat detik - detik Aira pamit kepada Tara, untuk pergi meninggalkan dirinya dan dunianya. Saat itu juga Tara berusaha melepas apa yang menjadi kewajibannya, sekarang dia sudah tidak memiliki seorang istri di sampingnya, sekarang dia adalah seorang Ayah tunggal yang akan hidup bersama Dave, anak semata wayangnya.

Mati matian dia menahan lemas lututnya, tapi saat menit terakhir Tara berniat untuk meninggalkan Aira sendirian dalam kegelapan yang mengusik siang malamnya, yang bahkan itu tak akan terasa baginya. Gelap gulita, kesepian, sendirian, tak ada selimut atau kain yang menutupi seluruh bagian tubuhnya. Tara kembali merasa sakit, ada rasa pilu yang membekas disana, menghunus jantungnya cukup dalam. Dia tidak bisa meninggalkan Aira yang selama ini menemaninya saat sedih dan senangnya.

Walaupun Aira bukan seorang istri yang bukan tipikal ideal di dalam rumah tangga, ada beberapa hal yang membuat Tara tenggelam dalam pesonanya. Wanita itu cantik, sama seperti wanita yang seharusnya dia cinta. Wanita itu punya tutur kata yang sopan, halus, lembut, feminim, perhatian, serta pendengar yang baik untuknya. Masuk awal tahun masuk pada usia pernikahan mereka, Tara begitu merasa jatuh cinta dan sejenak melupakan apa yang dia cinta. Mereka memiliki Dave atas dasar cinta kasih bersama, walaupun di beberapa saat, Aira mulai merubah sifatnya secara drastis tanpa diketahui alasan yang pasti.

Tara meruntuhkan pertahanannya untuk kesekian kali. Para pelayat sudah singgah ke tempat berteduh disaat gerimis mulai membanjiri lokasi pemakaman Aira. Tapi tidak untuk Tara. Ada rasa bersalah yang menghinggap dalam dadanya. Pada kenyataanya, Tara belum mencintai Aira sebaik baiknya sebagai seorang suami. Tara merasa belum memberikan cinta yang cukup untuk Aira, semua perasaanya yang dirasa tak pernah tulus, Tara menyesal, harusnya dia bisa mencintai Aira lebih baik daripada ini, dan harusnya Aira bisa mendapatkan cintanya Tara yang sama besar untuknya.

Kata maaf di untaikan Tara sambil memeluk makam istrinya yang basahnya bersatu padu dengan merahnya tanah di atas permukaanya. Tara terisak keras, penuh sesal. Dadanya sakit saat menyadari kenyataan yang baginya hanya dejavu sekarang. Aira sudah tidak ada, Dave tidak memiliki seorang Ibu sekarang.

How to Move on ─ TaeyongWhere stories live. Discover now