[HTMO] 09 - Annoying

588 138 190
                                    

Nggak mungkin kan hari ini hari sial gue? Pertama bekerja di kantor udah ketimpa musibah kayak gini. Apa ini jadi pertanda buruk buat gue? Ya Allah.

Semua pakaian yang menutupi tubuhnya basah. Untung saja pakaian Biya cukup tebal dan tidak terlalu menerawang, tapi tetap saja.. Es kopi yang ditumpahkan laki laki itu benar benar dingin, bahkan salah satu es batu yang kecil masuk lewat kerah baju Biya dan menancap di dalam sana. Biya kedinginan bukan main. Dia ingin meraba bagian disana tapi tepat di hadapannya seorang laki laki kagetnya bukan main. Bagaimana tidak? Baju Biya dilumuri air kopi dan itu adalah milik pria yang sebenarnya tidak sengaja membuyarkan isi minumannya itu untuk Biya. Biya merasa kewalahan dengan kondisinya.

"Maaf.. gue.. tadi itu.. gue cuma ..."

"Gue nggak bisa pulang dengan pakaian yang kayak gini. Ya Allah Mama ih, dingin banget!"

Demi apapun, dada gue basah banget di dalam sini, mana es batu yang nyempil belom cair cair lagi.. kalo gue keluarin nanti keliatan aneh gue pegang pegang dada sendiri, iya aja kalo montok. Punya gue kan standard banget.

Astaga bego banget sih Biya.

Biya mencoba merampungkan tubuhnya dengan kedua tangannya yang menyilang di dada, hanya itu yang bisa dia lakukan saat ini.

Di dalam cafe hanya ada beberapa orang saja, dan kini mereka sudah sibuk kembali bersama kesibukan mereka masing masing, kini tinggal Biya dan pria yang berkaus cokelat tadi saling berhadapan. Pria itu mencoba menerawang apa yang sedang Biya pikirkan dan solusi agar dia bisa bertanggung jawab atas semua perbuatannya.

"Ikut gue"

Cowok berpostur tegap, yang memiliki tinggi yang bisa ditaksir sekitar 180 sentimeter itu oleh Biya kini mendorong tubuhnya perlahan keluar cafe dan berhenti di depan mobil hitam yang diyakini itu adalah milik cowok itu.

"Mau ngapain? Disini sepi, jangan - jangan.. lo mau ngapa ngapain gue? Iyakan?!" Sorot mata Biya menancap penuh tajam dan selidik, Bukan Biya namanya jika harus mengalah tanpa memberikan perlawanan.

"Gue jago silat, perlu bukti???" Biya melebarkan kedua kakinya dengan gerak yang siap menyerang, kemudian cowok itu malah menempeleng kepala Biya dan mengacak rambut Biya menjadi berantakan.

"Ngadi - ngadi banget nih cewek, sinting." Ujar cowok itu, yang malah membuat kedua mata Biya makin tersirat rasa kecurigaan yang besar.

"Gue mau jualan cakwe kek, gue mau makan odading kek, gue mau jadi ironmen kek, suka suka gue." Tolaknya penuh penekanan, cowok itu seperti tak mau mengalah.

"Lah!!! Lo tuh gimana sih. Ini baju gue basah semua kenapa lo yang banyak cincong sih? Tanggung jawab kek! Lo tuh harusnya──"

Ctak!

Cowok itu malah menyentil keras dahi Biya sebelum Biya menyelesaikan kalimatnya.

"Gue nggak bikin bunting anak orang, ngapain disuruh tanggung jawab." Kata cowok itu, dia pergi ke dalam mobilnya dan mengambil beberapa barang dari bagasi mobilnya.

"Ini kemeja gue, lo pake. Nanti lo masuk angin. Buruan ganti, gue mau pulang." Decak cowok itu sambil melemparkan pandangan tidak sukanya pada Biya.

"... HEH TUTUP BOTOL KECAP! Gue harus ganti baju dimana? Yakali gue buka bukaan di depan umum. Gak beres otak lo ah!" Biya menggosok-gosokan tangannya ke pundak. Angin berhembus cukup kencang. Membuat tubuh Biya semakin merinding dan kedinginan, belum lagi es batu yang menempel di dadanya membuatnya tak nyaman bergerak.

"Masuk ke mobil gue, ganti didalem. Sekarang." Cowok itu membuat Biya harus masuk ke dalam mobilnya yang cukup besar, Biya sempat menolak, karena sedari tadi cowok asing itu menyentuhnya tanpa permisi dan dengan kehendaknya sendiri.

How to Move on ─ TaeyongWhere stories live. Discover now