🥀25 - Who is Moyes?🥀

29 7 4
                                    

Bismillah
Happy reading All!
Jangan lupa vote nya ya^^
Yang sider tolong ya hargai😊
.
.
.
.
.

🌼🌼🌼




Eshal terbangun pukul setengah enam pagi. Matanya mengerjap. Ia ingat terakhir kali bahwa dia pingsan. Gadis itu melirik ke samping, mencari Syam. Namun, yang dicari tidak ada.

Tentu saja.

Ini jam setengah enam pagi. Laki-laki itu masih berada di masjid.  Eshal sudah hafal betul kegiatan suaminya.

Eshal bangkit menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh. Jam setengah enam pagi, gadis itu tidak pernah setelat ini melaksanakan shalat subuh.

Pikirkan saja. Kita butuh setidaknya 5 menit untuk shalat. 5 menit subuh, 5 menit zuhur, 5 menit ashar, 5 menit Maghrib, 5 menit isya. Allah hanya minta 25 menit dalam sehari untuk melaksanakan kewajiban kita. Kenapa kita sering lalai? Bahkan berani sekali meninggalkannya?

Waktu kita punya Allah.

Nafas kita untuk Allah.

Amal kita untuk Allah.

Tapi, kenapa kita tidak mau bersujud untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan? Bukankah manusia itu sombong?

Maka, jika adzan telah berkumandang. Tinggalkan semua hal yang kita kerjakan. Ambil wudhu dan laksanakanlah shalat. Berceritalah kepada Allah tentang kesedihanmu dan kebahagiaanmu. Allah maha mendengar. Allah akan senang bila hambanya mendekatkan diri kepada-Nya.

Jika di pikiranmu terlintas hal untuk meninggalkan shalat maka ingatlah kata-kata ini, "Aku tau aku belum baik. Tapi setidaknya aku ingin menjadi baik dengan shalat. Karena shalat mencegah pada kemungkaran. "

Lalu, "Jika aku tidak shalat, sudah pasti aku masuk neraka. Namun, jika aku shalat, masih ada peluang untukku masuk surganya Allah."

Syam masuk ke kamar tepat saat Eshal selesai memanjatkan doa. Gadis itu melipat mukenanya. Sementara Syam berjalan menghampiri istrinya.

"Sudah mendingan?" Eshal mengangguk singkat.

Tiba-tiba Syam memegang tangan Eshal. Menarik gadis itu menuju dapur. Eshal diam tak memberontak.

Laki-laki itu menyuruh Eshal duduk di meja makan. Sedangkan ia pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

"Kamu suka bubur?"

"Hmm. " Respon Eshal.

Setelah itu Syam tidak bertanya. Ia telah sibuk dengan bahan-bahan untuk bubur. Sedangkan Eshal menunggu dengan menidurkan kepalanya di atas meja.

Tak lama kemudian, Syam duduk di samping Eshal.

"Buka mulutmu. "

"Gue bisa sendiri, " balas Eshal ingin merebut mangkuk di tangan Syam.

"Tidak perlu. Biar saya saja. Kamu tinggal diam dan buka mulut. "

Eshal diam. Syam telah mengarahkan sendok berisi bubur itu ke mulutnya. Mau tak mau akhirnya Eshal memakan bubur itu. Lama-lama ia lelah berdebat dengan Syam.

"Kenapa Lo nggak benci gue aja? " Tanya Eshal.

"Makan dulu Eshal, " tegur Syam.

"Jawab gue!"

Syam menatap Eshal. Laki-laki itu mengerti kemana arah pembicaraan mereka. Makanya tadi Syam berusaha mengelak. Tapi, Eshal tetaplah Eshal. Gadis itu keras kepala. Dia tidak akan berhenti bertanya sebelum Syam menjawabnya.

REGRET✓Where stories live. Discover now