🥀21 - Perhatian 🥀

33 7 2
                                    

Bismillah
Jangan lupa vote ya!
Maafkan juga kalau banyak typo:)
.
.
.



🌼🌼🌼






Eshal melangkah dengan terburu-buru menuju UGD setelah mendapat kabar bahwa Hana terluka.

"Han!"

Eshal memeluk Hana dengan kuat. Hana yang tidak siap menerima pelukan Eshal pun merasa sesak.

"Shal! Napas gue sesak!"

Mendengar itu, pelukan pun terlepas.

"Syukur Lo masih hidup. "

"Ya, mana bisa gue mati sebelum menuhin janji gue ke lu, " ucap Hana.

Eshal tersenyum kecil, "Kenapa Lo bisa ke tembak?"

"Tau dah. Udah takdir kali. "

"Besok lu harus hati-hati. "

"Siap!" Hana tersenyum. Senang rasanya diperhatikan oleh orang lain setelah kedua orangtuanya pergi meninggalkannya. Namun, setelah itu ia mengernyit.

"Muka Lo kenapa pucat? Lo sakit?"

"Udah agak mendingan, " jawab Eshal seadanya.

Namun ucapannya itu di balas sarkas oleh Hana, "Kalau Lo sakit ngapain ke sini, bego!"

"Gak tau terima kasih, ya, lu! Udah untung juga gue kesini. "

"Iya deh. Beruntung banget gue mah ada yang perhatiin, " ujar Hana sambil tersenyum.

Setelahnya, Hana celingak-celinguk seperti mencari seseorang.

"Lo ngapain sih, Han?"

"Syam mana?"

Mendengar nama Syam, Eshal mendengus, "ngapain cariin dia. "

Hana mengernyit heran, "Emang Lo gak khawatir tuh suami Lo jalan Ama cewek lain?"

"Bodo amat!" Balasnya ketus. "Malah bagus dong. Gue jadi punya peluang buat cerai kan?"

"Idih! Denger, ya! Lo tuh beruntung dapetin dia. Karena apa? Syam itu ganteng, tajir, sopan, sholeh, CEO lagi. Semua perempuan pengen banget ada di posisi Lo sekarang ini. Tapi, Lo malah berharap cepet-cepet selesai sama dia. Lagian Syam salah apa, sih, sampe dapet istri kejam kayak Lo. Udahlah. Kesampingkan ego Lo. Takutnya ego Lo itu bisa Lo kehilangan semuanya, " jelas Hana panjang lebar.

Gadis itu menatap Eshal yang termenung. Seolah berusaha mencerna nasehatnya tadi. Melihat itu, Hana tersenyum senang. Akhirnya Eshal mulai sadar.

"Gue gak peduli, Han. "

Senyum Hana luntur seketika. Ia menatap kecewa ke arah Eshal.

"Gue pikir Lo mulai sadar. "

Eshal menggeleng. Gadis itu bangkit.

"Gue mau jenguk nenek gue. Mumpung lagi di rumah sakit yang sama. "

Hana mengangguk. Ia juga butuh istirahat.

"Besok gue main ke rumah lu, ya, " ucap Hana.

"Rumah gue?"

"Sorry, maksudnya rumah Lo sama Syam, " ralat Hana dengan cengiran khasnya.

"Apaan, sih. "

Kalimat Eshal menjadi penutup pertemuan mereka karena gadis itu langsung keluar dari UGD.

Sebelum Eshal pergi mengunjungi neneknya, ia mampir dulu untuk membeli bandreg, minuman kesukaan neneknya.

"Satu, ya, bang. "

REGRET✓Where stories live. Discover now