🥀27 - Berusaha🥀

33 7 4
                                    

Bismillah
Jangan lupa vomment nya ya^^
Happy reading all!
.
.
.
.

🍄🍄🍄

Syam menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya. Pikirannya menerawang. Sesekali ia memijit pelipisnya mencoba untuk lebih tenang.

Percakapan ia dengan Liam dan Adam masih teringat jelas di benaknya. Liam akhirnya tau bahwa Eshal adalah Aileen. Dan kenyataan bahwa gadis itu meminta cerai karena Adam, Liam pun tau. Tapi, sebagai ayah ia tidak bisa menyalahkan anak-anaknya. Liam menyerahkan keputusan selanjutnya kepada dua anaknya itu. Karena ia tahu anaknya sudah dewasa. Pastinya harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

"Adam datang."

Syam menoleh pada Baron. Selanjutnya menatap pintu ruangannya yang perlahan terbuka. Syam melayangkan tatapan tak sukanya pada Baron. Seolah bilang bahwa 'kenapa kau suruh dia masuk'. Namun, Baron hanya mengangkat bahunya santai. Syam pun beredecak.

"Gue boleh masuk kan?"

Syam menatap sinis adiknya. Tak mengindahkan tatapan dari kakaknya, Adam duduk di sofa dengan santai.

"Gue tau perasaan Lo sekarang, " ucap Adam. Syam mendengarnya. "Lo gak bisa merelakan dia buat gue. "

Mata Syam menatap tajam sang adik. Adam membuat dirinya seolah-olah merasa tersakiti. Melihat sang kakak yan sudah terpancing, Adam hanya tersenyum kecil.

"Lagian Lo ngapain nikahin Eshal? Masih banyak cewek lain yang lebih baik dari dia. "

"Lo juga kenapa nggak bisa mencintai cewek lain selain Eshal?"

Adam terdiam namun sesaat kemudian ia tertawa.

"Kalau gue mau aja, cuma hati gue nolak ngelakuinnya, " balas Adam.

Syam tidak membalas Adam. Lelaki itu malah berjalan menuju pintu hendak pergi sejauh-jauhnya untuk menenangkan pikirannya saat ini. Namun, sebelum Syam mencapai pintu, Adam tiba-tiba berucap.

"Pertahanin dia. " Langkah Syam terhenti. Laki-laki itu berbalik.

Adam berdiri, "Pertahankan dia, cegah perceraian kalian. "

Alis Syam naik sebelah.

"Gue nggak suka ambil yang bukan milik gue. Bukan kayak Lu, " sindir Adam seolah menjawab ekspresi Syam. Kemudian berlalu dari hadapan Syam.

Setelah kepergian Adam, Syam memikirkan kata-kata Adam. Ia tau bahwa Adam berkata tulus. Karena ia sudah kenal sekali dengan sifat Adam.

Syam termenung, ada hal yang ia lupakan. Dan itu adalah berkas perceraian mereka yang tertinggal di rumah nenek Eshal kemarin. Jangan sampai Eshal melihat dan menandatanganinya.

Laki-laki Itu bergegas menuju parkiran. Melajukan mobil ke rumah neneknya Eshal.


🥀🥀🥀


"Nona yang tinggal disini? Oh, tadi saya melihatnya pergi dengan bus. "

"Apa ibu tau dia pergi kemana?"

"Kalau tidak salah dia bilang pergi ke kantor pengadilan agama. "

Syam memukul setirnya. Merutuki kecerobohannya yang meninggalkan berkas perceraian itu di rumah Eshal. Ia bahkan tidak tau bahwa istrinya itu memiliki mata yang tajam. Oh, tidak, atau setelah ini status mereka bukan suami istri lagi?

Entahlah.

Tetangga Eshal bilang bahwa gadis itu pergi ke pengadilan agama. Berarti kemungkinannya hanya satu; memberikan surat cerai. Syam berharap itu tidak akan terjadi. Apapun yang terjadi, ia akan selalu mempertahankan Eshal.

REGRET✓Where stories live. Discover now