🥀19 - Possesive Boy🥀

48 8 4
                                    

Bismillah...
Happy reading!
Hope u like it!
.
.
.
.

🌹🌹🌹

Leo menatap keluar kaca mobil sambil memikirkan gadis yang menyebut nama Adam itu. Pikirannya kacau. Yang disebut nama Adam namun Leo yang terusik.

"Kenapa anda ngelarang saya menembak gadis itu?"

"Panggil saja Leo. Gue gak suka disebut tuan. Kita seumuran, " sanggah Leo tak suka.

Anak buahnya itupun mengangguk kikuk.

"Tidak kenapa. Jangan bilang ke wanita itu kalau kita gagal, " jawab Leo atas pertanyaan anak buahnya.

"Kenapa?"

"Gue paling gak suka ditanya 'kenapa'. Lu jalanin aja apa yang gua suruh. "

"Baik, bos."

"Berhenti disini. "

Tanpa banyak bertanya, anak buah Leo itu berhenti dan menepi. Sang majikan pun turun. Lantas menitipkan pesan.

"Jangan cari gue untuk hari ini. Bilang ke Monica. "

"Baik, bos. "

Mobil pun melaju meninggalkan Leo. Laki-laki itu berjalan mencari taksi menuju sebuah tempat.

Kakinya menginjak kembali tanah tempat ia menjalankan aksinya tadi dan melihat Eshal berjalan pelan menuju rumah masa kecilnya.

Leo diam-diam mengikuti Eshal. Memperhatikan gerak-gerik gadis itu dari belakang. Hingga gadis itu pun masuk ke dalam rumahnya.

"LEO!"

Seseorang berjalan cepat ke arahnya dan menarik kerah baju Leo dengan kasar. Laki-laki itu mendapati sang kakak menatapnya marah. Leo pun menaikkan sebelah alisnya.

"Gue berubah pikiran. Awalnya gue benci Eshal tapi sejak dia manggil nama Adam, perasaan benci gue hilang--"

"Jangan coba dekati Eshal! Dia istri gue sekarang, " geram Syam pada adiknya.

Leo menyingkirkan tangan Syam yang berada di sekitar lehernya itu dan menatap Syam tajam.

"Istri Lo?" Leo berdecih, "Liat posisi siapa yang ada di hati dia! Lo yakin itu Lo?!"

Syam menciut. Leo benar. Eshal tak mungkin mencintainya. Dari tatapan gadis itu saja dia sudah tahu bahwa Eshal lebih membencinya.

"Kenapa? Lo tahu jawabannya bukan Lo?"

"Minggir! "

"Mau kemana? Patah hati?" Leo tertawa mengejek.

"Gue bilang minggir!" Tatapan tajam Syam mampu membuat Leo bergeser setelah itu.

Syam berlalu dan memasuki mobilnya yang terparkir tak jauh dari sana.

🌹🌹🌹

"Assalamu'alaikum!"

Eshal membuka pintu rumah. Ia mendapati suasana rumah hening sekali. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Biasanya sore-sore begini Syam bakalan duduk di sofa menonton acara televisi favoritnya atau mengerjakan sesuatu di ruang kerjanya. Padahal di halaman rumah, ia melihat mobil pria itu terparkir disana. Keningnya mengerut. Kemana pria itu?

Eshal menggelengkan kepalanya karena merasa seperti istri yang sedang mencemaskan suaminya. Tanpa ingin tahu lagi, ia beranjak menuju kamarnya. Mengganti baju dan turun ke lantai bawah untuk mengambil sesuatu yang tertinggal.

REGRET✓Onde histórias criam vida. Descubra agora