🥀2 - Klub🥀

85 19 9
                                    

Bismillah
Happy reading!!

🔎🔎🔎


Hal pertama yang di lihatnya setelah membuka mata adalah langit-langit ruangan yang berwarna putih. Sejenak, Eshal berpikir dirinya sedang berada di atas langit hingga bisa melihat awan dengan sangat jelas. Namun, setelah memfokuskan pikirannya kembali, ia jadi sadar saat ini dirinya tengah berada di UKS, tempat yang paling di hindarinya.

Eshal hendak turun dari ranjang UKS itu, namun pergerakannya di tahan oleh tangan seseorang. Membuat Eshal menatap orang itu lantas mendengus sebal.

"Yuk, pulang!" ucap Eshal.

"Lo baru sadar dan langsung minta pulang? Mau pingsan lagi emang di tengah jalan?" omel orang itu.

"Pegel badan gue disini, mending lu anterin gue pulang, " ucap Eshal setelah itu melompat dari atas ranjang.

"Gila! Gue gak bakal gendong kalo lu pingsan lagi. "

Eshal memakai sepatu tanpa menghiraukan perkataan kakaknya itu. Sebenarnya bukan kakak kandung. Bukan pula saudara jauhnya. Hanya seseorang yang bisa di percayainya di dunia ini setelah ia tidak bisa mempercayai dirinya sendiri.

Lah ditinggalin, Batin Hana melihat Eshal berjalan meninggalkan UKS. Buru-buru ia mengambil tas gadis itu dan mengejarnya.

"Woi, kenapa lo bisa pingsan?" tanya Hana setelah berhasil mengejar dan menyamakan langkahnya.

"Siapa yang kasih tau lo?"

"Arum. "

"Kenapa Arum malah ngasih tau Lo sih?"

"Kan gue wali lo, udah seharusnya gue tahu semua tentang lo. "

Eshal diam saja. Langkahnya menyusuri koridor yang sudah sepi sejam lalu karena semua siswa sudah pulang. Hanya beberapa yang tinggal entah itu karena ekskul maupun kerja kelompok.

"Udah jenguk nenek Lo belum?" tanya Hana.

Benar. Neneknya yang sudah seminggu ini tidak dijenguknya, kira-kira apa kabar, ya?

Akhir-akhir ini Eshal sedikit sibuk; mulai dari ngaji rutin bersama Arum, membakar seluruh baju-bajunya yang kurang bahan dulunya, dan mencari kerja part-time baru untuk memenuhi kebutuhannya.

Ngomong-ngomong, Eshal hidup bersama neneknya yang di rawat di rumah sakit; papa dan mamanya telah meninggalkannya sejak kecil, sedangkan anggota keluarga lain tampak tak peduli dengan kehidupan Eshal karena dulunya orang tua gadis itu sangat sombong dan angkuh pada keluarga maupun tetangganya sendiri. Sehingga sekarang, tidak ada satu pun yang mau menolong kehidupan gadis itu. Toh, Eshal juga tidak masalah dengan hal itu.

"Nenek nanya gue gak ke Lo?" tanya Eshal yang sudah sampai di area parkir kendaraan sekolah.

Hana membuka pintu mobilnya, "Iyalah, udah seminggu lo gak datang, pasti beliau khawatir. "

Eshal hanya diam saja. Raut wajahnya terlihat sedih dan Hana menyadari hal itu.

"Kenapa? Duit lo udah abis, ya, buat perawatan nenek lo di rumah sakit?" tanya Hana.

"Gak. "

Nah, ini yang dibenci Hana dari adiknya itu. Eshal tidak ingin menceritakan kesusahannya sendiri walau gadis itu sangat membutuhkan bantuan orang lain. Kadang sikapnya itu membuat Hana jadi gemas sendiri.

Mobil Hana keluar dari sekolah Eshal. Melaju menuju rumah gadis itu. Keheningan mendominasi hingga suara dering ponsel Eshal terdengar. Gadis itu pun langsung mengangkat panggilan.

REGRET✓Where stories live. Discover now