🥀14 - Alasan🥀

35 8 0
                                    

Bismillah...
Happy reading!
And enjoy!
.
.
.
.
.

-Cara menguji baiknya seorang laki-laki ialah dengan buat dia semarah mungkin-

-TSADAFA-






Sebal.

Satu kata itu yang dapat menceritakan perasaan Eshal hari ini.  

Kemarin, Syam menelepon untuk memberitahukan bahwa besok mereka harus fitting baju. Padahal Syam bisa sendiri, kenapa harus membawa Eshal segala?

Di saat mereka sudah sampai, Eshal malah kesal. Gadis itu tidak pandai memilih baju dan malah menyuruh Syam memilihkan baju untuknya.

"Yang ini, kamu mau?"

Eshal menggeleng dengan tangan yang dilipat di dada.

"Kan gue udah bilang, yang itu gaunnya terlalu ketat. "

"Terus, kamu mau yang mana? Ini udah gaun ke- 21 yang kamu tolak. "

"Kalau gitu, gak usah nikah aja. "

Mbak-mbak yang bekerja disana membulatkan matanya mendengar ucapan Eshal.

"Dia cuma bercanda, mbak, " ucap Syam diiringi tawa kecilnya.

Mbak-mbak itu mengangguk dengan wajah memerah. Ganteng banget, pikir mereka.

Baron yang selalu ada kemanapun bosnya pergi sampai frustasi melihat kelakuan Eshal.

"Gue mau yang itu, " Eshal menunjuk gaun yang sudah dipegang orang lain.

"Eshal, yang itu udah diambil orang lain, " ucap Syam.

"Pokoknya gue gak mau tau, gue mau yang itu!" Kukuh Eshal tak mau dibantah.

Baron memegangi kepalanya. Merepotkan, batinnya.

Syam sendiri jadi meneguk ludahnya sendiri. Sekarang, bagaimana caranya mendapatkan gaun itu? Akan lebih baik jika wanita yang memegang gaun itu melepaskannya dengan ikhlas. Kalau tidak, bagaimana?

"Mbak, bisa tolong saya?"

Eshal tersenyum. Merasa puas telah menguji kesabaran Syam.

Lagipula, ia perlu menguji Syam. Apakah ia tipe pria yang mudah emosi atau main fisik saat marah atau tidak. Lagipula Eshal pernah lihat sebuah postingan; cara menguji baiknya seorang laki-laki itu buat dia semarah mungkin dengan kita. Bila dia marah dan berkata kasar, maka dia bukan laki-laki yang baik.

Eshal melirik ke samping, tepatnya dimana Baron berada.

"Apa Lo?" Sinis Eshal saat mendapati Baron menatapnya sinis. Lelaki itu menoleh ke arah lain.

"Syam, kayaknya yang itu bagus, deh. Gue pilih yang itu aja, " ucap Eshal tak lagi memakai embel-embel 'Pak'.

Syam yang baru saja menerima gaun yang diminta Eshal tadi langsung menoleh.

"Eh, gak jadi yang itu, " ujar Eshal sambil menatap ke arah gaun yang dipegang oleh Syam tanpa rasa bersalah.

Syam memberikan kembali gaun yang dipegangnya kepada pegawai disana.

"Yang itu aja, mbak. "



🥀🥀🥀



"Lo kenapa, sih, ikutin gue mulu?" Kesal Eshal.

"Antar kamu pulang. " Jawab Syam sambil membuang pandangnya ke jalanan yang macet.

"Gue gak suka diantar sama Lo!" Ketus Eshal.

REGRET✓Where stories live. Discover now