🥀22 - Terjebak🥀

30 9 3
                                    

Bismillah
Maaf ya kalau ada typo
Happy reading all!
.
.
.
.
.

🌼🌼🌼








Jam menunjukkan pukul setengah lima pagi. Mata Syam perlahan terbuka dan disambut oleh wajah cantik Eshal yang sedang tertidur.

Senyumnya terbit. Tidur aja cantik, pikirnya.

Entah darimana datangnya dorongan ini, tiba-tiba tangan Syam sudah berada di pipi Eshal. Laki-laki itu mengusapnya lembut. Merasa bersyukur Eshal adalah istrinya walau gadis itu belum memenuhi kewajibannya sebagai istri.

Syam berpuas-puas memandangi wajah Eshal lebih lama lagi. Karena Syam takut momen ini tidak ada lagi. Atau malah hanya terjadi sekali seumur hidup. Mengingat perangai Eshal itu seperti apa jika menyangkut tentang dirinya dan hubungan mereka.

Setelah puas, Syam bangkit dari ranjang menuju kamar mandi. Bersiap melaksanakan shalat shubuh di masjid.

***

Eshal menyesal karena tidak pernah belajar memasak dari dulu. Sempat Hana menawarkan diri untuk mengajari Eshal memasak, namun gadis itu menolak. Dia bilang, ia takut dengan minyak yang melenting-lenting.

Dirinya kini tengah berada di dapur. Hendak membuat sarapan--ya, demi pencitraan. Kalau tidak, mertuanya bisa berpikir kalau selama ini Eshal tidak pernah membuatkan sarapan untuk Syam. Ya, walaupun kenyataannya, sih, benar.

Tapi, kali ini hanya untuk pencitraan. Ingat itu!

"Duh, Bu Siti kenapa mendadak pulang kampung, sih?!" Gerutu Eshal sambil memperhatikan jam di pergelangan tangannya.

Syam masih belum kembali dari Masjid. Biasanya laki-laki itu pulang jam 6 pagi karena ada ceramah sehabis shalat shubuh. Sedangkan jam masih menunjukkan pukul setengah 6 pagi. Berarti masih ada waktu untuk mempelajari resep nasi goreng dari internet selama setengah jam.

Ia pikir membuat nasi goreng itu mudah. Tapi ternyata lebih sulit dari ekspektasinya. Sebagai contoh,ia lupa mengaduk nasi gorengnya hingga membuat nasi itu hangus.
Tidak ada yang beres. Yang dilakukannya hanyalah memperburuk keadaan dapur.

"Ya Allah, gimana, dong?"

Eshal menyerah. Hanya membuat nasi goreng sesulit itu?

Tiba-tiba ada yang menepuk bahunya singkat. Eshal menoleh. Dan ternyata itu Syam.

"Ngapain Lo disini?" Sinis Eshal.

"Loh, emang nggak boleh?Ini kan rumah saya, " balas Syam yang membuat Eshal memutar bola matanya jengah.

"Jadi, kamu lagi berusaha bikin nasi goreng?" Tanya Syam sambil memandang keadaan dapur yang berantakan.

"Nggak usah ngeledek kalau nggak mau bantuin, " ketus Eshal sambil mencuci tangannya di wastafel.

Syam terkekeh, "Siapa yang ngeledek, sayang?"

"Bodo. "

"Sini saya bantu. Mumpung papa saya belum pulang. "

"Emang beliau kemana?"

"Jogging sebentar. "

Eshal membulatkan mulutnya.

REGRET✓Where stories live. Discover now