Level 5: Haechan Anak Rumahan

16.5K 1.1K 53
                                    

Karakter Play Date (5)

Karakter Play Date (5)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Haechan
(Anak rumahan)

Genre: Romance - Adventure

WARNING!!
BACAAN INI MENGANDUNG ADEGAN SEKSUAL. JANGAN PERNAH MENIRU SEMUA ADEGAN DI DALAM FANFICTION INI KARENA KARAKTER, LATAR WAKTU DAN TEMPAT HANYA FIKSI BELAKA!! SAYA HANYA MEMINJAM VISUAL DAN NAMA SAJA TANPA MENGURANGI RASA HORMAT SAYA TERHADAP IDOL TERSEBUT! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!

""""""""""""""""""""""""""""

YOU POV

Setelah mendapatkan notifikasi kemenangan, aku periksa sisa nyawaku pada televisi tersebut. Tak kusangka, nyawaku tak berkurang sedikitpun! Padahal aku banyak sekali bertemu dengan orang biasa saat mengantar Renjun ke kantor polisi kemarin, atau mungkin, karena polisi dan orang-orang yang kami temui itu masih menjadi bagian dari cerita, sehingga tak terhitung mengurangi nyawa? Lalu Leedo bagaimana? Harusnya ia terhitung sebagai pelanggaran karena Leedo sempat menanyakan identitas Renjun di dalam bus yang kami tumpangi. Aku masih belum mengerti benar mengenai mekanisme game Play Date, sehingga aku putuskan untuk kembali menghubungi Leedo. Aku beritahu bahwa aku telah selesai memainkan game tersebut.

Leedo langsung datang mengunjungiku dengan membawa seekor ayam yang masih hidup. Padahal aku tak meminta dibawakan apapun termasuk ayam ini. Leedo ingin aku mengisi nyawaku karena ia kira, aku telah kehabisan banyak nyawa dari permainan bersama Renjun. Aku pun menurutinya untuk mengisi nyawaku lagi nanti, namun pasti hanya empat bar yang terisi penuh, menyisakan satu bar yang mungkin hanya bisa diisi oleh darah manusia.

Aku ajak Leedo untuk makan bersama lalu menyelesaikan beberapa tugas kuliah untuk hari-hari kedepannya. Aku niatkan dalam hatiku untuk beristirahat terlebih dahulu, aku tak ingin melakukan hubungan badan karena tubuhku tak sanggup lagi melakukannya. Leedo panggil Yuju untuk bergabung bersama kami menyelesaikan tugas kuliah, kami habiskan hari ini dengan mengerjakan tugas yang membuat pusing kepala.

Keesokan harinya, aku harus mengikuti kelas pagi terlebih dahulu pada aplikasi Zoom Meetings. Aku lalui pagi ini dengan sangat lancar karena aku memang tak meniatkan hal yang aneh agar game tersebut tak memilih sesuka hati. Kelas pagi pun berakhir di pukul sepuluh, yang berarti sisa satu jam lagi sebelum game tersebut yang memilih acak karakter yang akan aku mainkan.

Aku ingin memainkan sesuatu yang menantang dan tidak melulu terfokus pada seks yang diberikan. Aku habiskan waktu cukup lama untuk memilih karakter yang pantas dimainkan dalam genre yang menantang. Aku lihat dari senyumannya sih, karakter bernama Haechan ini seperti anak polos yang suka tantangan, tanpa pikir lagi aku langsung memilih karakter bernama Haechan tersebut. Pilihan pun beralih ke genre yang akan kami mainkan, aku pilih Romance - Adventure, mayan bisa sekalian menjernihkan pikiran dengan berjalan-jalan. Lalu tiba ke nama panggilan untuk karakter Haechan. Hm, sepertinya cocok dengan memanggil namanya saja. Masuk ke pilihan jenis sex yang akan aku mainkan, aku ingin melakukan seks di bawah sinar rembulan dengan milyaran bintang yang menghiasi angkasa, aku ingin menikmati keindahan bumi ini dalam cara yang manis sehingga aku pilih jenis Vanilla Sex untuk permainan kali ini.

Waktu loading yang cukup lama, dapat aku manfaatkan untuk memeriksa notifikasi di handphone milikku. Ada sebuah pesan masuk dari bank yang menunjukan transaksi aneh dalam akun bankku, ada seseorang yang mengirimkan uang dalam jumlah yang fantastis ke rekeningku. Aku terkejut sekaligus senang dibuatnya. Siapa yang mengirimku uang sebanyak itu?

Brakk!

Aku alihkan pandanganku ke dua orang laki-laki bertubuh besar yang tiba-tiba membuka pintu apartemenku dengan kasar. Mereka menodongkan pistol ke arahku yang terdiam ketakutan. Aku telan ludahku susah saat kedua lelaki itu menanyakan tentang keberadaan seseorang, "Dimana Jongin?!!"

Aku menggeleng kuat karena memang tak mengetahui keberadaan orang yang ia cari itu. Kedua lelaki itu pun merampas handphone milikku, lalu bergegas keluar dari apartemenku tanpa sepatah katapun.

"Yak!! Ahjussi!! Handphoneku!!" aku berteriak ragu saat dua pria itu berjalan menjauhi apartemenku. Perasaan aku tadi memilih genre Adventure deh, bukan Crime atau Thiller! Lalu kenapa mereka mengambil handphoneku!!! Ah! Uangku!!

Aku kalang kabut dan setelah melihat pemberitahuan bahwa permainan Play Date telah dimulai, aku menjadi yakin bahwa ini bagian dari permainan yang aku pilih. Sekarang, aku harus menemukan keberadaan Haechan tanpa handphone tersebut. Aku persiapkan diriku terlebih dahulu dengan menggunakan jaket yang tebal dan tak lupa membawa kondom sebagai pengaman hidup. Aku lihat jam yang telah menunjukan pukul 10 kurang 12 menit. Aku harus menyelesaikan berbagai misi yang akan diberikan game tersebut.

Aku turun menuju lantai dasar untuk bertanya, siapa tahu ada seseorang bernama Haechan yang tinggal di apartemen ini. Namun, Haechan memang tidak tinggal disini. Aku keluar dari gedung apartemenku, sempat melihat ke kanan dan kiri untuk mencari petunjuk keberadaan Haechan.

Aku berjalan menyusuri gang yang langsung bertemu dengan jalan raya. Aku tak kunjung mendapat petunjuk apapun maupun misi dari Play Date, sedikit membuatku kesal tapi mau bagaimana lagi, semakin tinggi level yang aku mainkan maka akan semakin tinggi pula tingkatan kesulitannya.

Aku mampir ke sebuah minimarket untuk membeli roti dan susu sebagai penganjal lapar. Setelah membayarnya di kasir, aku duduk di sebuah bangku kosong yang berada di depan minimarket tersebut. Aku nikmati setiap gigitan roti tersebut, sebelum akhirnya menyadari ada seorang pria tua yang berjalan mendekatiku. Berbekal kejadian buruk tadi, aku mulai mencurigai semua orang yang berada di dekatku.

Langsung aku berlari menghindari pria tua itu yang memang mengincarku. Aku terus berlari memasuki gang demi gang untuk mencari tempat aman untuk bersembunyi. Aku masuk ke sebuah gang sempit yang berbatasan langsung dengan sebuah rumah mewah milik salah seorang yang terkemuka disana. Aku coba buka sebuah pintu kayu yang berbatasan langsung dengan halamannya, hingga aku menyadari keberadaan pria tua itu di dalam gang sempit ini. Sekuat tenaga, aku kerahkan untuk membuka pintu tersebut dan setelah terbuka, langsung aku masuk ke dalamnya dan mengunci pintunya dari dalam.

Aku tak mungkin terus berdiam diri di halaman rumah orang, aku harus memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah tersebut dengan mengendap-endap. Sangat sepi karena mungkin pemiliknya telah berangkat kerja. Sekarang, keinginanku bercinta di bawah rembulan pun pupus sudah. Aku malah terjebak di rumah mewah ini karena dikejar sekelompok orang yang mengerikan. Aku tak tahu, dosa dan kesalahan apa yg telah aku perbuat sampai diperlakukan seperti ini. Memang petualangan sih, cuman bukan ini yang aku mau..

Aku merutuki nasibku, di dalam sebuah ruangan yang berada di bawah tangga. Aku tak boleh cenggeng dan bermental bubur! Aku harus berani menghadapi semuanya, sehingga aku putuskan untuk mencari jalan keluar dari rumah ini.

Langkahku terhenti setelah mendengar samar tawa seorang laki-laki dari lantai dua rumah tersebut. Karena penasaran, aku putuskan untuk menghampirinya. Aku tempelkan telingaku pada pintu ruangan kamarnya, dapat ku dengar jelas seseorang sedang berbicara di dalam sana. Sesekali ia tertawa kencang. Aku hanya ingin mendengar percakapan mereka, sehingga aku terus menempelkan telingaku pada pintu tersebut.

Krettt

Tak kusangka, pintu itu terbuka yang membuatku hilang keseimbangan lalu terjatuh menindih lelaki yang membuka pintu tersebut. Lelaki itu terdiam, saat tanpa sengaja mengecup dahiku sekilas. Aku pun ikut terdiam di atas tubuhnya, karena terlalu terkejut, hingga akhirnya lelaki itu sadar dengan keadaan ini. Ia mendorongku kuat ke belakang sambil berteriak, "Maling!! Maling!!"

TBC

AN: Maaf banyak typo gaes, aku ngantuk banget sudah..

PLAY DATEWhere stories live. Discover now