Level 22: Sang Penyembuh

5.1K 565 82
                                    

Karakter Play Date (22)

Taeyong(LORD OF THE GAME)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong
(LORD OF THE GAME)

Genre: Romance - Scifi

""""""""""""""""""""""""""""

YOU POV

Ting!!

Taeyong(LORD OF THE GAME)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong
(LORD OF THE GAME)

Siapkah dirimu?

Ya!!             Tidak

Tentu saja aku akan memilih jawaban "Iya" untuk lelaki setampan dirinya. Bahkan dengan memelukku saja, Taeyong dapat sedikit meringankan kekesalan yang aku rasakan pada Xiaojun. Lelaki itu benar-benar penyembuh sesungguhnya dan aku sangat membutuhkannya dalam hidupku.

Setelah Taeyong merasa keadaanku mulai membaik, ia melepaskan pelukan kami. Taeyong ajak aku dan Xiaojun untuk masuk ke dalam rumah mewah miliknya. Namun, Xiaojun berkata ingin langsung pulang ke apartemennya karena cuaca di luar mulai memburuk dan malam semakin larut.

Taeyong tinggal sendirian di rumah mewah ini, keadaan rumahnya begitu rapi dan bersih. Mungkin berkat kehadiran robot pembersih yang menyambut kedatangan kami di depan pintu masuk. Aku lepaskan jaketku dengan susah payah, lalu memberikannya kepada robot pembersih itu. Robot itu membersihkan terlebih dahulu jaket milikku, lalu membawa jaket tersebut untuk digantung di sebuah lemari yang di khususkan untuk menyimpan jaket musim dingin. Semua hal yang berada di rumah ini sangatlah tertata dengan rapi, membuat hatiku senang.

"Tanganmu masih sakit, sayang?" tanya Taeyong begitu perhatian. Ia telah melihat lengan kiriku yang di-gips, beserta luka-luka kecil di tubuhku termasuk luka di kepalaku. Setelah menyadari keadaanku sedang tidak baik-baik saja, Taeyong mengajakku masuk ke dalam kamar miliknya. Kami dudukan diri di sofa ruangan depan televisi lalu Taeyong membantuku untuk menyembuhkan luka di sekujur tubuhku, dimulai dari luka di kepalaku. Ia meminta aku memejamkan mataku sambil ia gunakan kekuatannya untuk menyembuhkan luka tersebut. Perlahan tapi pasti, rasa sakit di kepalaku sudah tidak ku rasakan lagi. Aku tersenyum dibuatnya, setelah sekian lama akhirnya aku dapat tersenyum dengan tulus lagi.

PLAY DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang