Cinta?

5.5K 695 137
                                    

Jung Jaehyun(Jaehyun yang asli)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung Jaehyun
(Jaehyun yang asli)

"""""""""""""""""""""""""""""

YOU POV

"Kamu mau kan kabur bersama daddy?" tanya Jaehyun kembali membuat jantungku berdegup kencang. Kami tengah berbaring memandang langit kamar yang tembus pandang ini, memperhatikan ribuan bintang yang menyala di kegelapan ruang hampa. Aku ubah posisi tidurku menghadap Jaehyun, ada sedikit keraguan dalam hatiku saat ingin meninggalkan permainan Play Date begitu saja, meninggalkan kehidupan lamaku, keluargaku, sahabatku dan berbagai kenangan indah di dalamnya.

"Lalu, teman-temanku yang ikut dalam permainan itu bagaimana? Apakah bisa kembali ke dunia mereka atau tetap di dalam dunia game yang terakhir aku mainkan?" tanyaku. Jaehyun juga mengubah posisi tidurnya menghadapku.

"Teman-temanmu memiliki kehidupannya masing-masing, sayang." jawab Jaehyun tak membuatku merasa puas. Ia mengelus wajahku menggunakan jemarinya sambil tersenyum manis padaku.

"Hm," aku menggumam pelan, yang langsung mendapatkan kecupan singkat tepat di bibirku oleh Jaehyun. Detik itu juga, Jaehyun langsung mengubah posisi kami menjadi ia yang menindihku. Jaehyun tahan tubuhnya menggunakan kedua tangannya. Lalu memberikanku kecupan bertubi-tubi di bibirku hingga membuat tawa kami pecah. Aku pejamkan mataku karena merasa begitu malu dengan godaan yang ia berikan itu.

"Daddy beruntung bisa bertemu denganmu." ucapnya membuatku merasa seperti wanita paling bahagia di semesta ini. Aku beranikan diri menangkup wajah Jaehyun di hadapanku, dalam hati bertanya pada diriku sendiri. Apakah ini benar perasaan cinta? atau hanya perasaan bahagia karena tak merasa kesepian lagi? atau bahkan hanya sekedar ketertarikan semata? Aku tak mengerti dengan perasaanku sendiri.

"Sekarang, kamu tak perlu takut lagi mengatakan cinta pada daddy." ucap Jaehyun yang menampilkan lubang kecil di pipinya. Aku ulaskan senyuman terbaikku untuknya lalu berkata, "Aku mencintaimu daddy."

Brakk!!

Sebuah tembakan tiba-tiba mengenai sisi kanan pesawat Jaehyun yang membuat lelaki itu terjatuh ke atas tubuhku. Sontak alarm peringatan tanda bahaya berbunyi dan kami langsung keluar dari kamar pesawat ini untuk melihat keadaan yang sebenarnya terjadi. Ternyata, pesawat Jaehyun telah di kepung oleh beberapa pesawat asing berwarna putih dengan logo Play Date di luarnya. Jaehyun terlihat sedikit pasrah dengan masih menggengam tanganku erat, ia berniat mengaktifkan sebuah alat yang aku sendiri tak tahu apa kegunaannya di samping kendali pilot.

"Daddy, bagaimana ini?" tanyaku mulai panik dengan situasi menegangkan ini. Baru sebentar aku merasakan kebahagiaan bersama Jaehyun, tetapi langsung sirna karena kedatangan pasukan keamanan yang aku yakini dari permainan Play Date. Sudah aku duga, kami tak bisa kabur begitu saja dari permainan itu.

"Pakai ini!" perintah Jaehyun, memberikanku sebuah baju astronout berwarna putih, tetapi saat aku masih mencoba memasangkan baju tersebut ke tubuhku, pintu pesawat ini terbuka dengan paksa dan seorang laki-laki tua berkaca mata masuk ke dalam pesawat diikuti belasan anak buahnya di belakangnya.

"Jung Jaehyun, kau mau lari kemana lagi?" tanya lelaki tua itu. Aku refleks berlindung di belakang tubuh tinggi Jaehyun saat lelaki tua itu berjalan mendekati kami dengan todongan senjata yang tak biasa seperti di film fiksi ilmiah.

"Sooman-ssi, biarkan kami lepas dari permainan itu!!" ucap Jaehyun, semakin mengeratkan genggaman tangannya padaku.

"Kalian bisa kembali bersama jika permainan itu selesai Jaehyun. Bukan dengan cara seperti ini." lelaki bernama Sooman itu masih berusaha menenangkan Jaehyun yang kini menodongkan senjatanya juga pada mereka.

"Y/n, ayo lanjutkan permainanmu. Kami telah mencari kalian selama dua minggu lebih dan sebentar lagi waktu permainan itu akan berakhir." ujar lelaki tua itu. Berusaha meraihku namun dengan cepat Jaehyun mencegahnya.

Dua minggu? Padahal kami baru beberapa jam berada di dalam pesawat ini, apa ini karena perbedaan waktu saat kami berada di ruang hampa dengan bumi yang Jaehyun tempati?

"Tinggal cari pemain lain saja, apa susahnya sih?!!" Jaehyun mulai kesal karena mereka semakin menyudutkan kami saat ini.

"Tidak bisa, Y/n harus menyelesaikan permainan miliknya karena karakteristik pemain yang kuat tidak mudah ditemukan begitu saja. Y/n telah melalui begitu banyak pengamatan dan ia sangat cocok untuk memainkan permainan ini Jaehyun-ah. Bersabarlah, kalau Y/n bisa menyelesaikan permainan ini maka kalian bisa bertemu lagi dan hidup bahagia setelahnya." jelas Sooman panjang lebar. Aku beranikan diri untuk angkat bicara kali ini,

"Aku mau melanjutkan permainan tapi kalian harus berjanji untuk tidak menyakiti Jaehyun dan Leedo?! Bagaimana?! Kalau tidak, aku akan membunuh diriku sendiri saat ini!!" setelah aku mengatakan itu, aku rampas senjata di tangan Jaehyun lalu mengarahkannya ke kepalaku sendiri. Lalu aku mundurkan diri ke sisi kiri ruangan ini, menjauh dari Jaehyun maupun lelaki tua bernama Sooman itu. Aku yakin, tindakan  Jaehyun ini memiliki konsekuensi yang tidak ringan, sehingga aku harus menggunakan cara ini agar orang yang aku sayangi tak menghilang lagi dari kehidupanku.

"Sayang, jangan nekat!!" Jaehyun ketakutan setengah mati dibuatnya, tetapi aku malah semakin mengancam untuk menembak kepalaku sendiri, jika mereka nekat berjalan mendekatiku.

Lelaki bernama Sooman itu pun terdiam, guna berpikir atas tawaranku tadi. "Untuk Jaehyun, kami bisa berjanji tapi tidak untuk Leedo, Y/n-ssi. Maafkan saya!" ucap lelaki itu sukses membuat tubuhku lemas.

"Apa maksudmu?!! Dimana temanku itu?!!" bentakku, kepalaku terasa berdenyut setelah mendengar perkataan lelaki tua berkacama itu.

"Sayang, tenanglah." Jaehyun berusaha merampas senjata di tanganku tetapi langsung aku todongkan pistol itu ke arahnya. Tanpa sadar, tangisku pecah dalam situasi menegangkan ini.

"Baiklah, tahan Y/n-ssi. Kami janji tidak akan menyakiti Jaehyun tetapi kamu harus tertap melanjutkan permainan itu secepatnya." ujar lelaki tua bernama Sooman itu.

Aku hembuskan napasku lega, lalu membuang senjata api itu ke lantai. Dengan tubuh yang melemah, aku terduduk di atas lantai pesawat ini dan detik itu juga aku merasakan seorang anak buah Sooman yang menutup mulut dan hidungku menggunakan sebuah alat, lalu kesadaranku perlahan menghilang. Aku bahkan tak bisa memberontak saat mereka mengangkat tubuhku memasuki salah satu pesawat berwarna putih milik Play Date.

TBC

PLAY DATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang