Level 21: Upaya Bunuh Diri

4.4K 523 34
                                    

Karakter Play Date (21)

Xiaojun(Teman mantan kekasihmu)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Xiaojun
(Teman mantan kekasihmu)

Genre: Romance - Friendship

""""""""""""""""""""""""""""

YOU POV

Aku diberikan waktu selama tiga hari untuk beristirahat guna memulihkan kondisi tubuhku. Uang di tabunganku telah habis, orang tuaku bahkan sudah melupakan keberadaanku seiring berjalannya waktu. Aku tak melanjutkan kuliahku lagi, bahkan teman-temanku yang lain juga melupakan keberadaanku. Beruntung, aku masih bisa tinggal di apartemenku tetapi aku harus menjalani kehidupan ini sendirian, tanpa seorang pun di sisiku termasuk keluargaku.

Tersisa dua karakter Play Date yang harus aku mainkan, apakah setelah aku berhasil menyelesaikan permainan tersebut, dapat mengembalikan kehidupanku menjadi normal seperti dulu? Leedo dan Yuju yang kembali ke dunia mereka, serta orang tuaku yang mengingat bahwa aku merupakan anak mereka juga? Aku bahkan tak bisa bercerita dan menumpahkan seluruh keluh kesahku mengenai permainan tersebut ke seseorang lagi. Tak ada yang menemaniku, tak ada yang mengingatkanku untuk mengisi nyawaku, tak ada yang memperhatikanku. Aku hanya berteman dengan sepi dan seluruh rasa sakit ini. Aku lelah dan ingin mengakhiri segalanya secepatnya.

Aku keluar dari apartemenku dan berjalan menuju rooftop apartemen tersebut. Angin berhembus kencang dari atas sini, langit senja terlihat sangat indah walaupun keindahan itu tak dapat menyembuhkan luka di batinku. Dengan sebelah tanganku yang di-gips, aku naik ke pembatas bangunan yang langsung berhadapan dengan ketinggian. Mendudukan diriku di pembatas bangunan tersebut untuk merasakan hembusan angin yang menerpa tubuhku. Setidaknya dengan melihat pemandangan dari ketinggian ini dapat meringankan sedikit kesedihan yang aku rasakan. Sedikit saja, karena setelah itu keinginan untuk mengakhiri hidup malah semakin memenuhiku.

Bagaimana jika semuanya tak bisa kembali? Leedo yang benar-benar meninggal, Yuju yang menghilang dan tak pernah kembali, serta kedua orang tuaku yang akan terus melupakanku sampai akhir hayatku, lalu Jaehyun? Apakah ia akan menepati janjinya untuk menemuiku di akhir permainan? atau malah lelaki tua itu mencelakainya dan tak membiarkan kami bertemu lagi?

Semua kemungkinan terburuk yang terbayang di kepalaku telah aku dapatkan dan sekarang hanya tersisa aku sendiri disini. Tak ada yang mengingatku, itulah hal yang paling menyakitkan bagiku selain kematian Leedo. Aku menyesal, karena tak bisa memanfaatkan waktu dengan baik saat bersama Leedo dan orang-orang yang aku sayangi. Aku menyesal karena tak bisa mengungkapkan perasaanku pada Leedo sebelum kepergiannya, tentang betapa aku membutuhkannya untuk melewati semua ini, tentang betapa berharganya dia bagiku dan tentang betapa aku mencintainya lebih dari seorang sahabat yang berharga. Aku menyesal dan tak ada gunanya lagi aku berharap keajaiban datang. Aku tak bisa menyelamatkannya, bahkan saat Leedo berada dalam situasi yang sulit akibat permainan ini. Aku tak berguna dan hanya bisa terus menyusahkannya, atas kematian Leedo itu bar life nyawaku malah terisi penuh yang membuatku semakin merasa bersalah. Aku malah semakin menyesal karenanya, bukan ini yang aku inginkan. Aku tak butuh bar life yang terisi penuh kalau pada akhirnya aku harus mengorbankan nyawa orang yang paling aku sayangi.

Aku menangis kencang, merutuki segala hal yang telah terjadi. Aku merasa sedang berada di titik terendah dalam hidupku dan tak ada seorang pun yang dapat membantuku bertahan. Aku tak memiliki alasan lagi untuk menyelesaikan ini, mungkin inilah yang permainan itu inginkan. Merusak mental dan kehidupan para pemainnya. Aku lelah dan aku menyerah. Aku tak yakin dapat menyelesaikan permainan ini dengan baik, toh tak ada gunanya juga aku menyelesaikannya. Tak ada keuntungan yang aku dapatkan dari permainan ini kecuali bertemu dengan Jaehyun di akhir permainan. Apakah setelah itu aku dapat hidup bahagia bersamanya atau malah hanya bertemu sesaat lalu permainan itu kembali mengembalikanku dalam kondisi seperti ini ke bumiku tempat aku berasal. Dalam kondisi aku yang dilupakan semua orang termasuk keluargaku? Bukan ini yang aku inginkan, aku rasa pengorbananku untuk memainkan permainan ini sangatlah tidak sebanding dengan apa yang akan aku dapatkan pada akhirnya. Malah orang-orang yang aku sayangi menghilang dari hidupku. Aku menyesal memainkan permainan terkutuk ini!! Hidupku hancur karenanya dan semua telah terlambat. Aku tak dapat mengembalikan waktu lalu apa gunanya lagi aku bertahan? Hanya akan menambah luka di tubuh serta batinku. Aku menyerah, aku mungkin harus mengakhirinya dengan cara mengakhiri hidupku sendiri. Ya, itulah cara satu-satunya agar aku dapat mengakhiri penderitaan ini.

Aku melihat ke bawah, sepertinya inilah saat yang tepat. Aku tarik napasku dalam sebelum menghembuskannya dengan kasar. Aku meloncat ke bawah untuk mengakhiri hidupku sendiri. Aku pejamkan mataku hingga aku merasakan diriku yang terjatuh di sebuah tempat yang empuk. Tepat ke sebuah kasur yang berada di dalam kamar seseorang. Terdapat seorang laki-laki yang berbaring di sebelahku. Ia terbangun karena keributan yang aku ciptakan.

Sialan!! Kenapa aku malah berpindah kesini sih!!

"Nuna, kenapa?" tanya lelaki tampan beralis tebal yang merupakan karakter Play Date bernama Xiaojun. Bukan ini yang aku inginkan, sehingga buru-buru aku bangkit dari kasur tersebut guna mencari jalan keluar dari ruangan tersebut. Setelah aku berhasil keluar dari kamarnya, aku buka pintu yang berhadapan langsung dengan balkon di apartemen Xiaojun tersebut. Aku ambil sebuah kursi lalu menaikinya. Apartemen Xiaojun ini berada di lantai yang lumayan tinggi sehingga sangat bagus sebagai sarana aku mengakhiri hidupku sendiri. Persetan dengan Play Date!!

Aku angkat sebelah kakiku ke pembatas balkon tersebut, bersiap meloncat kembali tetapi dengan cepat Xiaojun menarik tubuhku ke belakang hingga limbung ke lantai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku angkat sebelah kakiku ke pembatas balkon tersebut, bersiap meloncat kembali tetapi dengan cepat Xiaojun menarik tubuhku ke belakang hingga limbung ke lantai. "Kau gila?!!" tanya lelaki dengan sedikit membentakku. Tangisku pecah lalu berusaha bangkit kembali dan melepaskan pelukannya di tubuhku.

"Lepaskan aku!! Aku mau mati saja?! Jangan tahan aku!!" teriakku begitu histeris saat Xiaojun menarikku untuk kembali ke dalam apartemennya lalu mengunci pintu menuju balkon tersebut. Ia dudukkan tubuhku di sofa namun aku terus memberontak agar ia melepaskan tubuhku.

"Jangan seperti ini nuna.." lirihnya membawaku ke dalam pelukannya. Perlahan tapi pasti diriku mulai tenang setelah merasakan pelukan Xiaojun di tubuhku. Walaupun tak bisa menghentikan kesedihan yang terus memenuhiku.

"Aku tahu ini berat nuna. Aku sudah menyuruh Sungchan untuk menghapus video kalian namun nuna tetap mendapatkan komentar kebencian itu."

Apalagi ini tuhan? Komentar kebencian apa lagi ini..

TBC

AN: Ini lanjutan kisah Y/n dan Sungchan.

PLAY DATEWhere stories live. Discover now