Level 22: Melupakan Jaehyun

6.8K 547 60
                                    

Karakter Play Date (22)

Taeyong(LORD OF THE GAME)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Taeyong
(LORD OF THE GAME)

Genre: Romance - Scifi

WARNING!!
BACAAN INI MENGANDUNG ADEGAN SEKSUAL. JANGAN PERNAH MENIRU SEMUA ADEGAN DI DALAM FANFICTION INI KARENA KARAKTER, LATAR WAKTU DAN TEMPAT HANYA FIKSI BELAKA!! SAYA HANYA MEMINJAM VISUAL DAN NAMA SAJA TANPA MENGURANGI RASA HORMAT SAYA TERHADAP IDOL TERSEBUT! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!

""""""""""""""""""""""""""""

YOU POV

"Ya sayang? Eung? Mau kan? Oppa mau anak darimu!" pinta Taeyong begitu memohon saat mengatakan itu. Aku tertawa pelan lalu melingkarkan tanganku di pundaknya.

"Mau berapa oppa?" tanyaku sukses membuat wajah Taeyong memerah menahan malu.

"23 anak?" pintanya lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuhku, ia peluk aku begitu erat sambil tertawa bersamaku. Aku elus belakang kepala lelaki itu, aku dapat merasakan dengan jelas jantung Taeyong yang berdegup kencang.

"Member NCT dong?" tanyaku, tawa Taeyong semakin kencang seolah ia mengerti dengan maksud perkataanku. NCT adalah grup musik dari bumi tempatku berasal, memiliki 23 member laki-laki yang sangat tampan termasuk karakter Lucas di dalamnya.

Setelah puas tertawa, Taeyong tumpu tubuhnya menggunakan kedua tangannya. Wajah kami sangatlah berdekatan hingga aku dapat merasakan hembusan napas Taeyong yang menerpa wajahku. Aku tak sanggup berada dalam posisi intim seperti ini dalam waktu yang lama bersamanya, membuat jantungku berdegup tak sehat. Tanpa sadar, tanganku terulur ke wajah Taeyong yang sangat tampan hingga terlihat tak nyata. Ada bekas luka di sebelah matanya yang mengalihkan perhatianku, namun aku tak ingin menanyakan tentang bekas luka ini saat ini. Atensi lelaki itulah yang menjadi daya tarik utamanya. Tergambar jelas harapan di atensi itu saat menatapku saat ini.

"Jadi?" tanya Taeyong, meminta kepastian dariku. Tanpa kata, aku tangkup wajah lelaki itu lalu menyatukan bibir kami dengan perlahan. Kami saling melumat bibir masing-masing, sesekali menggigitnya pelan hingga bermain lidah. Atensi kami saling memejam namun aku dapat merasakan sentuhan Taeyong di wajahku hingga tubuhku. Ia memperlakukanku dengan sangat lembut, bibirnya juga terasa sangat manis dan memabukkan. Tak pernah aku merasa se-bahagia ini saat berciuman dengan seseorang, hanya bersama Taeyong aku merasakan seperti ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan di perutku. Lelaki itu sukses menciptakan euforia berbeda dalam setiap lumatannya. Tanganku juga tak tinggal diam, aku elus dada lelaki itu dan beralih mencakar pelan punggungnya yang masih terbalut baju kaos berwarna hitam. Aku baru menyadari ia merubah warna rambutnya dalam satu kedipan mata saat ciuman Taeyong turun menuju leherku. Ia tinggalkan jejak kecil di leher tepat di bawah rahangku, tanganku mengacak rambutnya sambil terus mendesah pelan menikmati setiap sentuhan taeyong di tubuhku. 

Tangan Taeyong bergerak menuju kancing kemeja berwarna putih yang aku kenakan, ia buka satu per satu kancing kemejaku tersebut, sambil mengecup sisian wajahku, mulai dari dahi, kedua kelopak mataku, ujung bibirku, kedua pipiku dan berakhir di bibirku lagi. Seolah menjadi candu baru bagiku, bibir Taeyong begitu memabukkan dan manis. Desahannya juga terdengar merdu di telingaku. Setelah ia berhasil membuka kemeja milikku, ia bantu aku melepaskan bra milikku, ia cari kaitan bra tersebut dengan mengangkat sedikit tubuhku namun ia tak kunjung bisa melepaskan kaitannya. Aku lepaskan ciuman kami sesaat lalu membukakan kaitan tersebut untuknya. Aku bantu juga ia tanggalkan baju atasnya, menampilkan dada bidang lelaki itu. Taeyong kembali membawaku ke dalam ciuman menuntut sembari tangannya bermain di kedua dadaku, aku suka sekali menyentuh surai lelaki itu, sangat lembut seperti orangnya. 

Setelah puas mencium bibirku, Taeyong turun untuk mengecup dadaku dan bermain di sana. menghisapnya pelan sambil tangannya yang lain bermain dengan payudara kananku. begitupun sebaliknya, aku terus mendesah kencang, menikmati seluruh sentuhannya hingga aku merasakan ciuman Taeyong turun menuju perutku. Namun, sebelum taeyong membuka celanaku, ia tuntun aku untuk berpindah ke tempat tidur miliknya. Ia matikan lampu ruangan tersebut lalu menekan sebuah tombol yang membuat langit kamarnya menjadi tembus pandang. Cuaca diluar sedang tidak bagus, itulah sebabnya Taeyong ganti latarnya menjadi langit angkasa yang penuh bintang dengan cahaya rembulan yang menyinari kami. Ia kembali menuntunku untuk berbaring, Taeyong singkirkan helaian rambut yang menutupi wajahku, tiba-tiba aku teringat Jaehyun. 

"Kamu pasti teringat akan seseorang." ucap Taeyong seolah dapat membaca isi pikiranku.

"Oppa kenal Jaehyun?" tanyaku. Taeyong tak ingin menjawab pertanyaan itu dan beralih mencium bibirku lagi. Ia bawa kedua tanganku untuk melingkar di lehernya, saling memberikan sentuhan di tubuh masing-masing. Sepertinya aku salah bertanya padanya, tak seharusnya aku bertanya tentang laki-laki lain saat ini. 

"Kau mencintainya?" tanya Taeyong, tiba-tiba melepaskan ciuman kami secara sepihak. Aku langsung tertawa pelan dan menjawabnya dengan gelengan kepala. Aku hanya tak ingin menyakiti hati Taeyong saat ini, tak seharusnya kami membicarakan Jaehyun disaat kami akan bercinta. Aku juga tidak mengerti dengan perasaanku sendiri, aku begitu mencintai Leedo namun Jaehyun, dia orang yang sangat nekat karena ingin membawaku menjauh dari permainan ini dengan alasan dia mencintaiku. Perasaan cinta tak akan tumbuh secepat itu,  itulah sebabnya aku berani memainkan permainan ini karena aku tidak mudah jatuh cinta ke seseorang, berbeda dengan perasaan suka dan tertarik. Aku hampir merasakan perasaan itu ke semua karakter Play Date karena mereka begitu tampan, namun Jaehyun dan Taeyong memang sedikit berbeda. Ah, aku tak mengerti tentang perasaanku sendiri.

"Jika kamu memang tidak mencintainya, oppa bisa membantumu untuk melupakannya. Selesaikan permainan ini untuk dirimu sendiri bukan untuk bertemu dengannya. Bagaimana?" tanya Taeyong, menambah pengetahuan baru untukku.

"Oppa bisa menghilangkan ingatan juga?" Taeyong mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaanku tersebut.

"Tapi oppa.." 

"Oppa sangat mengkhawatirkanmu saat Jaehyun membawamu kabur ke luar angkasa waktu itu. Oppa ingin bertemu denganmu lagi dan bukankah kita berjanji untuk bertemu di akhir permainan? Oppa pikir kamu hanya tertarik dengan oppa saat itu." Ah, ini obrolan yang berat di sela sesi bercinta kami. Aku gigit bibirku sendiri, aku tak bisa menjawab pertanyaannya itu karena aku begitu terikut suasana, aku pikir karakter Jaehyun memang karakter yang jahat, aku juga tak menyangka ia akan nekat membawaku kabur ke luar angkasa untuk meninggalkan permainan ini.

Aku harus mencairkan suasana diantara kami dengan tertawa pelan lalu menangkup wajah lelaki itu, "Kan kita sudah bertemu lagi oppa." ujarku. Taeyoung pun mem-poutkan bibirnya seolah tak puas dengan jawabanku tersebut. Aku kembali membawanya ke dalam ciuman lembut namun menuntut, kami kembali tenggelam di dalam kenikmatan oleh sentuhan satu sama lain. Taeyong membantuku menanggalkan celanaku beserta dalamannya, setelah itu ia lepaskan pula celana dan dalaman miliknya. Ia satukan tubuh kami dengan perlahan sambil membisikkan sebuah kata di telinga kananku, "Lupakan Jaehyun.." Setelah mendengar bisikan itu, perlahan-lahan aku kehilangan kesadaranku.

TBC

AN: Maaf jika fanfictionnya langsung aku upload semua ya, soalnya kalau diupload nanti, takut kelupaan aku dan berakhir tidak jadi upload. Fanfiction ini setelah aku tulis, langsung aku upload juga, jadi mohon maaf jika terdapat banyak sekali typo.

PLAY DATEWhere stories live. Discover now