Level 14: Wajah Polos Kelakuan Bngst

12.4K 797 79
                                    

Karakter Play Date (14)

Sungchan(Pengagum rahasia)

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

Sungchan
(Pengagum rahasia)

Genre: Romance - Crime

WARNING!!
BACAAN INI MENGANDUNG ADEGAN SEKSUAL. JANGAN PERNAH MENIRU SEMUA ADEGAN DI DALAM FANFICTION INI KARENA KARAKTER, LATAR WAKTU DAN TEMPAT HANYA FIKSI BELAKA!! SAYA HANYA MEMINJAM VISUAL DAN NAMA SAJA TANPA MENGURANGI RASA HORMAT SAYA TERHADAP IDOL TERSEBUT! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!

""""""""""""""""""""""""""""

YOU POV

Tak perlu menunggu lama hingga akhirnya Sungchan datang menggunakan mobil miliknya yang bisa melayang di udara. Lelaki itu berhenti tepat di depan halte bus yang aku duduki lalu membuka kaca mobilnya untuk mengajakku naik. Tanpa pikir panjang, aku masuki mobil tersebut. Tak ada percakapan yang berarti di antara kami, keadaan terasa begitu canggung karena aku tahu Sungchan sedang kesal denganku. Aku bingung harus seperti apa, satu sisi aku sudah berjanji dengan Jaemin untuk tidak menemui Sungchan, tetapi di sisi lain aku juga memiliki janji dengan Sungchan, namun aku sendiri tak mengetahui apa janji itu. Yang pasti, Sungchan sangat marah karena aku tak menepati janjiku tersebut.

"Nuna darimana saja?" tanya Sungchan menghamburkan lamunanku. Aku menoleh ke lelaki itu yang begitu fokus dengan jalanan di depannya. Sikapnya saat ini sangat bertolak belakang dengan sikap Sungchan saat bersama Taeyong dan Xiaojun yang mengantarku sepulang dari rumah sakit kemarin. Aku merasakan aura gelap yang menyelimuti lelaki itu, terasa begitu kelam dan menakutkan.

"Nuna kerja kelompok bersama Jaemin di apartemennya." aku berbohong mengenai hal itu, yang malah membuat Sungchan semakin kesal.

"Kerja kelompok atau praktek sistem reproduksi?" aku telan ludahku dengan susah, semakin merasa tak nyaman saat Sungchan mengatakan hal yang memang sesuai dengan kenyataannya, tetapi aku masih berusaha terlihat tenang. Aku tertawa paksa agar dapat menutupi segala ketakutan yang aku rasakan,

"Ah, tidak-"

"Tidak salah lagi?" celetuk Sungchan sukses membuat jantungku berdegup tak karuan. Lelaki itu tersenyum tipis sambil sesekali menoleh ke arahku.

"Kami hanya kerja kelompok, tak lebih dari itu, Sungchan." ucapku, tetap pada kebohonganku.

"Mau sampai kapan nuna berbohong? Aku mengetahui segalanya nuna." ungkap Sungchan semakin membuatku takut. Aku gigit bibir bawahku untuk melampiaskan rasa gugup yang aku rasakan.

"Kalung yang nuna gunakan telah aku sisipkan kamera yang langsung terhubung ke handphone milikku, sehingga aku dapat melihat semua kegiatan yang nuna lakukan dari situ." Sungchan mengungkapkan hal mengerikan itu padaku. Ia seperti penguntit yang menaruh kamera untuk terus mengawasi pergerakanku. Membuatku takut sehingga langsung aku lepaskan kalung yang ia maksud dari leherku. Aku tak menyadari menggunakan kalung itu selama berada di bumi yang ini, padahal saat di dunia asliku aku tak bisa menggunakan perhiasan seperti itu dalam waktu yang lama karena kulitku sangat sensitif.

"Kamu mengerikan Sungchan." ucapku yang langsung membuang kalung itu ke bangku belakang, membuat Sungchan semakin kesal denganku.

"Nuna sangatlah kasar." Bagaimana bisa aku bersikap baik padanya jika sudah seperti ini. Aku pegang tasku yang berada di atas pangkuanku, lalu bersiap untuk membuka pintu mobilnya,

"Turunkan aku!" pintaku, Sungchan pun semakin menambah laju mobilnya sebelum akhirnya mobil tersebut melayang ke udara seprti pesawat.

"Turunkan aku Sungchan!!" bentakku semakin kencang dan penuh ketakutan. Tanpa ekspresi lelaki itu ubah kendali mobil menjadi auto pilot lalu melepaskan tangannya dari setir mobil tersebut. Sungchan menoleh ke arahku lalu menggenggam lengan kananku dengan keras untuk menahanku yang ingin keluar.

"Nuna kan sudah berjanji padaku." ucap Sungchan. Aku hempaskan tangannya yang tetap mencengkram lenganku kuat. Sungchan mengucapkan itu saat ia mengambil sebuah borgol berwarna hitam dari tas yang terletak di bangku belakang.

"Janji apasih?!!" Aku kesal, karena aku sendiri tak mengetahui apa janji yang aku berikan padanya.

"Bermain denganku." jawabnya. Tunggu dulu, sex? Aku menjanjikan itu padanya? Yang benar saja?!!

"Aku telah menyiapkan banyak hal nuna!! Dengan mengundang begitu banyak orang semalam! Tetapi semua rencanaku gagal karena nuna lebih memilih pulang bersama Jaemin hyung, sahabat nuna!" Sungchan memborgol kedua tanganku di belakang tubuhku lalu melakban mulutku agar aku tak bisa berteriak maupun memberontak. Sungchan tempelkan pula sebuah alat di paha bagian dalamku, aku tak tahu kegunaan dari alat itu tetapi tetap membuatku ketakutan setengah mati. Alat tersebut menempel pada celana jeans yang aku gunakan.

"Jangan bergerak nuna. Aku tak akan seperti ini jika nuna menepati janji nuna!!" ucapnya. Kembali mengambil kemudi mobilnya menuju suatu tempat, aku tentu memberontak di atas tempat dudukku tetapi hal itu malah Sungchan gunakan untuk mengaktifkan alat di pahaku. Alat tersebut mengalirkan listrik bertekanan rendah namun sukses membuatku kacau dan kapok untuk memberontak lagi. Bulu-bulu di sekujur tubuhku berdiri, termasuk beberapa helai rambutku. Aku bernapas kasar dengan air mata yang mengalir deras membasahi wajahku. Baru aku merasakan kebahagian, langsung petinggi Play Date berikan karakter-karakter yang menyiksaku lahir dan batin. Aku tak menyukainya, aku menyesal memainkan permainan ini.

"Jangan menangis nuna-ku yang cantik, nanti make up di wajahmu luntur." ucapan Sungchan itu terasa menusukku namun aku mulai kebal dengan perkataan jahat seperti itu.

"Ah, nuna tak pakai make up yang tebal ya, pantas saja nuna terlihat cantik alami tanpa bahan pengawet." ia tertawa sendiri setelah melontarkan jokes aneh itu padaku. Yang ada di dalam pikiranku saat ini adalah Taeyong, apa lelaki itu tahu temannya memiliki kelainan seperti ini? Psikopat gila yang tak segan melakukan apa saja untuk menyenangkan hatinya.

Mobil yang Sungchan kendarai pun berhenti di sebuah pom bensin yang berada di atas awan. Dunia ini sangatlah maju ketimbang dunia yang aku tempati dulu. Tak ada pandemi dan sistem pengelolaan kotanya sangat baik, udara bersih hanya saja manusianya yang mengerikan.

Aku ingin menggunakan kesempatan itu untuk berusaha kabur dari Sungchan sehingga saat lelaki itu sibuk mengisi bahan bakar mobilnya. Aku berusaha membuka pintu mobil tersebut untuk berteriak, dengan cara berbalik dan menggunakan tanganku yang terikat di belakang untuk membuka pintu mobilnya. Tidak, aku tidak mungkin kabur dari mobil ini begitu saja karena mobil ini sedang melayang di udara.

Crekkk

"Tolong!!" Aku berteriak kencang dan langsung mendapatkan setruman di paha serta tamparan keras di wajahku. Sungchan langsung bergerak cepat untuk kembali menutup pintu tersebut lalu menguncinya. Sungchan tampar wajahku sekali lagi, sukses membuat tangisku semakin kencang merutuki perbuatannya.

"Jalang sialan!!" Darisini aku belajar, tak semua lelaki berwajah tampan akan memiliki kepribadian yang tampan pula seperti wajahnya. Contohnya seperti Yuta, Jaehyun, Jungwoo, Ten, Mark dan Hendery. Aku bukan membenci mereka, aku hanya menyayangkan perlakuan mereka padaku.

TBC

PLAY DATEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें