34

2.4K 320 9
                                    

Keluarga itu sudah menyelesaikan sarapannya, Lisa dan Nyonya Kwon sudah membersihkan meja makan mereka dan menaruh peralatan makan yang kotor di dapur, sementara itu, Jiyong memilih untuk mencucikan piring, pria itu harus mengambil hati ibu dan kekasihnya agar mereka memaafkan jiyong

Lisa memilih untuk pergi ke kamar, ia belum mandi ketika bangun dan membantu ibunya memasak, jadi ia berniat untuk pergi mandi sekarang, seperginya lisa, ibu jiyong mendekati putranya yang tengah mencuci piring kemudian memukul pantat pria itu

"Ah eomma, sakit sekali" Keluh jiyong yang sedang mencuci piringnya

"Rasakan saja" Ibu jiyong kembali memukul pria itu, membuat jiyong terus mengaduh, menghentikan aktivitas mencucinya untuk sementara dan berusaha menghindari pukulan eommanya

"Appa, eomma terus saja memukulku" Adu pria itu, tapi sang ayah hanya mengedikkan bahunya, tak ingin ikut campur "terima saja, semakin kau pasrah ibumu akan semakin mudah memaafkan" Ucap ayahnya yang mengundang dengusan dari jiyong, pukulannya tidak seberapa sakit memang, ibunya hanya memukulnya pelan, ia hanya melebih-lebihkan reaksinya saja

"Eomma, bukankah ini tindak kekerasan terhadap anak? Eomma bisa dilaporkan" Tanya jiyong yang menahan tangan sang ibu

"Laporkan saja, kau pikir eomma akan takut?" Tanya ibu jiyong

"Kalau begitu aku tidak jadi melaporkannya, berkasnya pasti banyak sekali dan aku terlalu menyayangi eomma meski eomma tidak lagi sayang padaku dan lebih menyayangi lisa" Ucap jiyong dengan suara sedih yang dibuat-buatnya

Nyonya kwon memutar matanya, putranya benar-benar ahli Melebih-lebihkan sesuatu "aigoo, aigoo, kenapa kau tidak jadi aktor saja?" Ujar nyonya kwon setelah ia berhenti memukul jiyong, menarik kembali tangannya yang ditahan oleh jiyong

"Aih, eomma lupa? Aku sangat pemalu, bagaimana bisa aku jadi aktor, meski aku pernah berakting sekali di infinity challenge, tapi kalau eomma akan memaafkanku jika aku jadi aktor, aku akan berusaha, apa yang tidak bisa aku lakukan, aku G-Dragon" Ucap jiyong sembari menepuk dadanya bangga

"Berhenti berbicara omong kosong, Kau tidak bisa menjaga calon menantuku dengan baik"

"Eomma" Rengek jiyong, pria itu bergegas memeluk sang ibu "eomma, maafkan aku, aku harusnya sudah pulang kemarin, tapi teman-temanku memaksaku untuk tetap disana lebih lama, jangan marah lagi, aku menyesalinya" Rayu jiyong meski ibunya berusaha keras untuk melepaskan pelukan pria itu namun sia-sia jiyong justru memeluknya semakin erat

"Eomma..."

"Eommonim..."

"Nyonya Kwon, kumohon maafkan hambamu ini" Ujar jiyong, meregangkan pelukan diantara mereka, lantas membuat nyonya kwon akhirnya bisa menatap raut wajah putranya

"Kau tidak sedang bermain api di belakang lisakan?" Tanya nyonya kwon, memastikan jika putranya tidak melakukan hal-hal buruk

"Tentu saja tidak, eomma tahu aku sangat menyukai lisa, hingga memaksanya yang baru debut dulu untuk menjadi kekasihku"

"Kalau begitu kau seharusnya menjaganya dengan baik, bukan membuatnya menangis"

Jiyong tersenyum "arraseo, maafkan hambamu ini yang mulia" Ucap jiyong yang mendapatkan tatapan tajam dari sang ibu

"Eomma..."

"Eomma ayolah maafkan aku, aku tidak berani menatap lisa jika eomma belum memaafkanku, aku butuh penyemangat untuk mengambil kembali hati calon menantu kesayangan eomma"

"Ck, kau benar-benar harus jadi aktor"

"Arraseo, aku akan bertanya pada Minjung hyung nanti bagaimana caranya" Ujar jiyong setelah ibunya melepaskan pelukan mereka

"Tapi eomma rasa sepertinya tidak ada peran yang cocok untukmu, lihatlah semua tato ini, kau mungkin hanya akan diberi peran sebagai anak jalanan yang bertugas untuk mengemis-ngemis"

"Aish kenapa eomma membahas tatoku lagi, meski begini aku rasa aku bisa mendapatkan peran sebagai anak orang kaya"

"Sutradara pasti tidak sebodoh itu"

"Tentu saja mereka cerdas hingga kurasa mereka tak akan memberikanku peran seperti itu, kecuali mereka ingin dimarahi oleh VIP"

"Aigoo, sudahlah eomma malas berdebat denganmu, cepat selesaikan cuci piringnya dan meminta maaf pada lisa"

"Eomma peringatkan kamu, jangan macam-macam, jika eomma melihatmu melukainya, eomma akan memukul kepalamu bukan pantatmu lagi, agar kau cepat sadar" Tegas sang ibu, membuat jiyong berpura-pura merasa takut

"Arraseo eommonim, ucapanmu adalah perintah bagi hamba" Ucap jiyong yang setelah itu membungkukkan badannya 90 derajat berulang kali berterima kasih pada ibunya

"Aigoo, pintar sekali bicaramu"

Jiyong tersenyum lebar, dengan bangganya pria itu bilang, tentu saja ia pintar, karena ia putra ibunya, sementara di meja makan tuan kwon tidak bisa berhenti menertawakan interaksi putra dan istrinya sejak tadi, rasanya perutnya sudah sakit karena terus menerus tertawa

*****

Lisa tengah duduk didepan meja rias, ia sedang menggunakan skincare setelah selesai mandi, tubuhnya sudah dibalut oleh celana pendek jeans dan sebuah kaos putih yang sedikit longgar, rambutnya yang basah masih di gulung dengan handuk ketika jiyong masuk ke dalam kamar, dengan langkah pasti, jiyong mendekatinya, melepaskan gulungan handuk di kepala lisa lantas mengeringkan rambut gadis itu

Lisa masih diam, ia tidak mengucapkan sepatah katapun, meski begitu, ia tidak menolak perhatian dari jiyong, gadis itu membiarkan jiyong untuk mengeringkan rambutnya, lagi pula lisa tidak berniat repot-repot untuk membuka mulutnya, toh pria itu juga belum mengucapkan sepatah katapun dan justru sibuk mencoba untuk mengeringkan rambut lisa

Setelah selesai mengeringkan rambut, jiyong duduk di atas tempat tidur, menunggu lisa selesai dengan semua riasannya, sebelum ia berniat untuk meminta maaf

Setelah selesai, lisa kemudian hendak berjalan keluar, tak ingin berlama-lama berada di dalam satu ruangan bersama jiyong, usahanya mendiamkan pria itu akan sia-sia jika dia terus bersama dengannya, jiyong pasti bisa membuatnya luluh, dengan langkah pasti, lisa berjalan melewati jiyong yang masih setia duduk di atas tempat tidur sembari sibuk memperhatikannya, namun begitu lisa melewatinya, jiyong justru menarik tangan lisa, membuat gadis yang belum siap itu akhirnya terjatuh diatas pangkuannya, jiyong memeluk erat tubuh lisa, tak ingin membiarkan kekasihnya itu pergi darisana

"Maafkan oppa sayang, oppa menyesalinya" Ucap jiyong sangat lembut, matanya menatap lisa dengan sorot mata sedihnya

"Lepaskan aku" Ucap lisa, namun jiyong menggelengkan kepalanya

"Kau akan lari jika oppa melepaskanmu" Senyum jiyong, yang kini justru menjatuhkan dirinya keatas tempat tidur sembari menarik lisa ikut jatuh bersamanya, hingga kini posisinya gadis itu berada diatas jiyong, jiyong mengeratkan pelukannya di pinggang lisa

"Aish, lepaskan aku" Kesal lisa, berusaha meronta

"Ayolah maafkan oppa dulu, baru oppa akan melepaskanmu" Rayu jiyong masih menikmati ekspresi kesal di depannya

Lisa akhirnya diam, setelah berusaha meronta berulang kali, gadis itu berhenti meronta dan memilih untuk memalingkan pandangannya dari jiyong, menyembunyikan ekspresinya dari pria itu di dadanya, jiyong membelai kepala lisa dengan lembut, kemudian mengecup puncak kepala lisa, jiyong tahu lisa sedang menangis sekarang, ia bisa merasakannya karena kini tubuh kekasihnya itu sedikit bergetar

"Hei jangan menangis, maafkan aku"

"Oppa benar-benar menyesalinya" Ucap jiyong berusaha menenangkan lisa tanpa mengucapkan alasan keterlambatannya, karena ia tahu meminta maaf dengan alasan berada di belakangnya tidak terdengar tulus sama sekali, jadi pria itu lebih baik menyimpan dulu alasan keterlambatannya dan memilih meminta maaf sebelum lisa bertanya sendiri kepadanya apa yang membuat jiyong datang terlambat

YG Kitchen [End]Where stories live. Discover now