35

2.6K 333 14
                                    

Jiyong menepuk punggung lisa pelan, membiarkan gadisnya itu untuk menyelesaikan tangisannya terlebih dahulu, sebelum kemudian ia berniat mengajaknya untuk bicara, mereka berada dalam posisi itu sekitar 5-7 menit sampe lisa akhirnya berhenti, setelah mengetahui kekasihnya itu berhenti menangis, jiyong akhirnya melepaskan pelukan nya, membuat lisa bangun dan memilih untuk duduk diatas pria itu

Jiyong tersenyum, pria itu ikut duduk, kemudian mengusap wajah lisa, menghapus air matanya "maaf" Ucapnya, mencoba memeluk lisa lagi, menyenderkan kepala gadis itu ke dadanya

"Umh, Kenapa oppa terlambat?" Ucap lisa akhirnya, setelah ia bisa mengkondisikan dirinya agar tidak menangis lagi

"Oppa tidak pergi berdua saja dengan kikokan? Bobby oppa bilang oppa mungkin sedang berduaan bersama mantan kekasihmu semalam, jadi aku tak bisa menghubungimu" Cerita lisa membuat jiyong menangkup kedua pipi gadis itu, sembari tersenyum "tentu saja tidak, kau melihatnya sendiri, aku bersama teman-teman ku yang lainnya tidak hanya berduaan bersama kiko"

"Lagi pula, aku sudah memilikimu, untuk apa aku melihat gadis lain, kau satu-satunya" Ucap Jiyong mencoba membuat lisa luluh "ah tunggu sebentar, hampir saja aku lupa, VIP juga banyak yang seorang perempuan, apa artinya aku bisa melihat gadis lain?" Tanya jiyong sengaja membuat wajah terkejut, membuat lisa mendengus kesal lantas mencubit pinggang kekasihnya itu

Jiyong terkekeh, ia langsung memeluk lisa lagi, kali ini lisa juga sudah membalas pelukannya
"Tidak boleh, oppa hanya milikku"

"VIP akan marah kalau mendengarnya"

"yak! Oppa berniat serius meminta maaf padaku atau justru ingin membuatku semakin kesal" Keluh lisa yang sekarang mempoutkan bibirnya

"Tentu saja serius meminta maaf padamu" Santai jiyong, mencuri kecupan pada bibir lisa

"Kumohon jangan marah lagi padaku, ponselku mati semalam, aku sudah berniat pulang tapi mereka memaksaku untuk tetap diam disana, kau tahu oppa tidak membawa mobil kemarin"

"Umh oppa yakin? Bukan karena kiko menarik dan akhirnya membuat oppa ingin berlama-lama dengannya?" Cicit lisa sembari menyembunyikan wajahnya dari jiyong

"Tentu saja bukan, kekasihku jauh lebih menarik"

Lisa menatap jiyong penuh selidik, "aku serius sayang" Ucap pria itu "kalau kau tidak percaya, kau bisa tanya eomma, eomma pasti bilang kalau kau jauh lebih menarik"

"Sungguh?"

"Kenapa kau tidak percaya sekali padaku"

"Bagaimana bisa, oppa bahkan melanggar janjimu"

"Arraseo, aku minta maaf" Ucap jiyong cepat kembali menutup mulutnya

"Huh, lain kali jangan berbohong padaku, bagaimana jika semalam aku pergi sendirian kesini karena merasa kesal pada oppa terus terjadi kecelakaan padaku? Oppa mau bertanggung jawab? Ugh sayang sekali mino oppa mau mengantarku, padahal aku sudah berencana-" Belum sempat lisa menyelesaikan ucapannya jiyong sudah terlebih dulu menciumnya lagi menghentikan ocehan gadis itu

"Ya aku mengerti maafkan aku" Ujarnya

"Ah curang!" Keluh lisa

"Padahal aku ingin mendiamkan oppa seharian ini"

"Kau mau menganggapku seperti hantu lagi?"

"Tentu, kenapa tidak? Oppa sudah cocok"

"Hei, aku sedang meminta maaf, jangan membuatku marah"

"Hah?" Lisa melepaskan pelukannya

"Oppa yang salah semalam, kenapa oppa yang marah!" Kesalnya, jiyong menghela nafasnya sebentar kemudian memeluk lisa dengan erat

"Ya aku salah, sangat salah, berhentilah mengomel, aku tak akan melakukannya lagi" Lisa tersenyum, gadis itu lantas mendongakkan kepalanya menatap jiyong

"Oppa bisakah hari ini kita berjalan-jalan?"

"Bukankah kita berniat dirumah seharian dan membuatmu kewalahan?"

Lisa mencubit kembali pinggang kekasihnya lantas memutar bola matanya malas, jiyong terkekeh, sembari mencuri sebuah kecupan dari bibir gadisnya pria itu kemudian bertanya apa yang lisa ingin lakukan

"Pertama aku ingin pergi ke salon bersama dengan eomma untuk spa, semalam kami sudah membicarakannya, lalu aku akan pergi berbelanja dengan eomma juga, tapi karena oppa ada disini sekarang, oppa juga harus ikut, setelah itu aku ingin pergi ke pasar malam berdua denganmu"

"Sungguh? Aku harus ikut?"

"Menghadapimu saja sudah cukup sulit, kenapa aku harus menghadapi eomma juga" Rengek jiyong

"Eomma!!! Jiyong oppa berkata buruk tentang eomma!" Teriak lisa membuat jiyong memprotes dan membekap mulut gadis itu

"Yak! Aku bisa dimarahi, aku bahkan sudah dipukul karena membuatmu menangis semalam"

"Sungguh? Eomma memukul oppa?"

"Tentu saja, kau lupa jika ada kau, aku hanya anak tiri?" Tanya jiyong, membuat lisa terkekeh

"Ah aku sayang sekali pada eomma"

"Eomma atau aku?"

"Tentu saja eomma, untuk apa oppa bertanya tentang hal yang sudah pasti seperti itu"

"Ah rasanya aku ingin pergi ke thailand saja"

"Andwae! Oppa tidak boleh merebut mom dan dad ku!"

"Tapi kau merebut orang tuaku!"

"Salahmu, tapi oppa tidak boleh merebut orang tuaku!"

"Kenapa kau tidak adil?"

"Tentu saja, oppa pria"

"Apa hubungannya?"

"Ah kenapa oppa banyak bicara, sudah berhenti bicara, aku masih marah" Keluh lisa yang kembali menyenderkan kepalanya di dada jiyong, tangannya memeluk pria itu erat

"Sejak kapan kau bisa marah dengan memelukku seperti ini?"

"Sekarang, oppa diam saja aku rindu"

Jiyong tertawa "arraseo, oppa juga rindu, kalau begitu kau mau merubah rencanamu lagi sayang? Bagaimana jika kita diam dirumah seharian ini?"

"Jangan mimpi!" Ujar lisa yang segera bangun dari pangkuan jiyong

"Ayo oppa cepat mandi, jangan menghambat liburanku bersama eomma" Tegas lisa, sembari menarik tangan kekasihnya itu agar ia masuk kedalam kamar mandi "beri aku tenaga lebih dulu" Ujar jiyong yang kembali menarik lisa ke atas pangkuannya, kemudian melumat bibir gadis itu, lisa membulatkan matanya, terkejut, namun beberapa detik kemudian gadis itu mulai membalas ciuman dari jiyong, memejamkan matanya kemudian mengalungkan tangannya di leher pria itu

Sudah cukup lama, mereka bercumbu, akhirnya jiyong melepaskan tautan diantara mereka, matanya menatap lisa lembut "aku mandi dulu" Ucapnya membuat lisa lantas bangun kemudian membiarkan kekasihnya itu berlalu untuk mandi, sedangkan lisa pergi berjalan keluar dari kamarnya, lantas memberitahu sang ibu jika jiyong mau mengantar mereka pergi

"Dia sudah meminta maaf padamu?" Tanya ibu kwon yang melihat senyuman yang tak juga hilang dari bibir lisa, lisa mengangguk

"Syukurlah, jika dia belum juga meminta maaf, eomma berniat untuk memukulnya lagi" Canda sang ibu membuat lisa tersenyum

"Hehe terimakasih banyak eomma"

"Tidak perlu berterima kasih, eomma akan selalu membelamu jika jiyong salah"

"Tidak ada yang boleh menyakiti calon menantuku, meski itu anakku sendiri" Ucap ibu jiyong, membuat lisa tersenyum bahagia, karena ia bisa mendapatkan kekasih yang baik juga calon ibu dan ayah mertua yang baik

YG Kitchen [End]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant