22

3.3K 417 41
                                    

"Oppa? Kita akan datang tanpa membawa apapun untuk eomma dan appa?" Tanya lisa di tengah-tengah perjalanan menuju mension milik jiyong, tempat dimana kedua orang tua Jiyong tinggal

"Hmm" Gumam jiyong mengiyakan ucapan lisa, lisa menatap Jiyong menilai ekspresi pria itu yang terlihat acuh dengan keberadaanya, mungkin moodnya rusak karena lisa ikut atau mungkin masih karena videonya tadi pagi

"Oppa" Panggil lisa, yang lagi-lagi dibalas gumaman oleh pria tersebut

"Oppa" Ulangnya

"Wae?" Akhirnya Jiyong membuka suaranya dengan malas membuat lisa menyunggingkan senyumnya, gadis itu memiringkan duduknya menatap Jiyong, membuat pria itu justru berdecak kesal karena tingkahnya

"Jangan mengganggu fokusku, aku sedang menyetir" Protes jiyong

"Ne? Aku hanya menetapmu bukan mengganggumu, kenapa tidak boleh?" Dengus lisa, mempoutkan bibirnya, Jiyong hanya meliriknya sekilas, kemudian kembali melihat kedepan, pria itu berdecak pelan lagi

"Duduklah dengan benar, Lihat kedepan, aku tidak akan terrayu hanya karena kau memperlihatkan wajah menggemaskanmu itu" Tegasnya, membuat lisa justru terkekeh, jika Jiyong masih bisa memujinya seperti itu, tandanya pria itu tidak lagi benar-benar marah, ia hanya tengah merajuk, lisa tidak mengikuti permintaan Jiyong, gadis itu justru menaikkan kakinya keatas kursi, bersila disana sembari menatap Jiyong

"Oppa, tadi di Pasar sangat ramai, kupikir pasar hanya ramai ketika pagi hari dan sore akan sepi, tapi ternyata sangat ramai, meski begitu aku senang, aku bertemu banyak blink disana, mereka bahkan mengajakku berfoto, tapi sayang sekali aku tidak bisa berfoto dengan mereka semua karena sibuk memilih daging dan bumbu untuk buka besok" Ujar lisa, membuat Jiyong hanya diam mendengarkan sembari mencoba memfokuskan dirinya kejalan, ia berharap semoga ia cepat sampai agar bisa membungkam bibir lisa dengan bibirnya, gadis itu pasti akan sangat berisik

"Tadi aku banyak berjalan kesana kemari, kakiku bahkan terluka, lihat ini" Ujar lisa menunjukkan lecet di kakinya karena goresan belakang sepatu, Jiyong kembali melirik, melihat luka yang ditunjukkan lisa padanya, memang luka itu tidak seberapa, namun pasti tetap saja sakit pikir Jiyong

"Kau tidak pakai kaus kaki?" Tanya Jiyong yang akhirnya membuka suara, lisa menggeleng "anniyo, kupikir pagi tadi, tidak akan apa-apa, tapi ketika aku selesai belanja di Pasar, kakiku terasa perih, dan ketika aku lihat, sudah seperti ini" Jawabnya, Jiyong bergumam lagi, mengiyakan, pria itu tidak menjawab lagi ucapan lisa membuat gadis di sampingnya cemberut, sekaligus berpikir keras, kenapa respon pria itu seperti itu, apa ia tidak berhasil, Jiyong biasanya akan merespon dengan memarahinya ataupun mengkhawatirkannya, tapi pria itu justru diam, membuat mobil itu kembali hening selama beberapa saat, hingga akhirnya lisa kembali membuka mulutnya

"Oppa..." Panggilnya

"Oppa..." Lisa kembali mengulang panggilannya

"Kwon Jiyong" Ujar lisa lagi

"Wae?" Tanya Jiyong lagi, masih dengan nada suara malasnya

"Oppa benar-benar marah padaku?" Lisa menatap Jiyong dengan ekspresi sedihnya, Jiyong melirik lisa, kemudian mendecakkan lidahnya lagi, ia tidak merespon, matanya terlalu sibuk melihat ke jalan, seperti tengah mencari sesuatu, melihat jiyong yang tidak juga merespon akhirnya membuat lisa menyerah, gadis itu kembali mengganti posisi duduknya menghadap ke depan, kepalanya tertunduk, memperhatikan jari-jari tangannya

Jiyong mengabaikannya, pria itu tau lisa mulai merajuk padanya karena ia abaikan, namun jiyong tetap mengabaikannya, tujuannya sekarang adalah mencari sebuah minimarket terlebih dahulu

Setelah melihat sebuah minimarket dipinggir jalan, jiyong menghentikan laju mobilnya, kemudian memasukkannya ke sebuah parkiran minimarket, membuat lisa bertanya-tanya bingung, apakah yang hendak jiyong beli

"Kenapa kita berhenti?" Tanyanya, namun Jiyong tidak menjawab pria itu justru keluar dari mobil dan berjalan masuk menuju minimarket

lisa mendengus, ia tidak berniat menyusul jiyong turun ataupun masuk kedalam minimarket itu, gadis itu lebih memilih diam di dalam mobil sembari menggerutu kesal karena terus diabaikan

Lisa menghela nafas, memikirkan cara apa yang bisa ia pakai untuk merayu jiyong, ia benar-benar tidak suka diabaikan terus seperti itu oleh orang lain, apalagi jiyong adalah kekasihnya, ia mungkin akan mulai menangis atau justru ikut kesal jika jiyong tidak juga bersikap baik padanya
"Menyebalkan sekali" Keluhnya

Selang beberapa menit, Jiyong kembali dari minimarket dengan sekantung kresek belanjaan, setelah masuk ke dalam mobil, pria itu menaruh belanjaan yang ia beli tadi di jok belakang, meski sebelumnya pria itu mengeluarkan kapas, alkohol, salep, serta hansaplast dari sana

Jiyong melirik lisa yang masih menunduk, kemudian menghela nafasnya, pria itu memposisikan dirinya menyamping menghadap lisa

"Naikkan kakimu" Ucap jiyong membuat lisa menatapnya dengan ekspresi bingung

"Naikkan kakimu" Ulang jiyong

"Kemari biarku obati lukanya" Perintah jiyong membuat lisa dengan cepat  menuruti perintah jiyong untuk menaikkan kakinya

Jiyong membasahi kapas dengan alkohol lantas membersihkan luka lisa dengan perlahan "kau harusnya mengobati lukamu terlebih dahulu atau setidaknya membersihkannya dahulu sebelum memaksa ikut padaku, apa tidak perih?" Tanya jiyong dengan tangan yang sibuk membersihkan luka di kaki lisa

Lisa mengigit bibirnya, mengangguk pelan, tentu saja lecet di kedua kakinya tidak seberapa tapi luka mengenai alkohol tetap saja terasa perih
"Oppa pasti sudah pergi jika aku mengobati lukaku dulu" Ujar lisa "aku tidak akan bisa ikut mengejar oppa"

Setelah selesai membersihkan luka dikaki lisa jiyong mengoleskan salep dikaki gadis itu sembari meniupnya perlahan
"Oppa" Panggil lisa masih dengan jiyong yang sibuk mengobati lukanya
"Maaf, jangan marah lagi, aku tidak suka diabaikan"

Setelah selesai jiyong menutup kedua luka lisa dengan hansaplast, kemudian meletakkan kembali kapas, alkohol dan salep nya kedalam kresek
"Arraseo, lain kali gunakan kaus kaki, jangan tidak memakainya dengan alasan lupa, kakimu akan perih jika terluka bagaimana jika nanti kau perlu pakai heels" Ujar jiyong yang akhirnya mengeluarkan ucapan terpanjangnya sejak tadi

Lisa tersenyum lalu mengangguk "oppa benar-benar memaafkankukan?" Tanya lisa antusias, membuat jiyong mendelik

"Ya aku maafkan, nanti setelah aku menghukummu di rumah" Ucap jiyong sembari tersenyum membuat lisa bergidik

"Oppa tidak berpikir itukan?" Tanya lisa

"Memang hukuman apalagi yang aku berikan padamu selain itu?"

"Tapi kakiku sedang terluka"

"Tenang saja, kau hanya perlu tidur terlentang, tidak perlu melakukan apapun"

"Oppa!" Protes lisa, pipinya memerah karena malu karena mendengar ucapan jiyong barusan

"Ah aku ingin kembali ke markas YG kitchen saja" Rengeknya yang membuat jiyong justru tertawa

"Ah ya" Jiyong kembali menyalakan mobilnya, lalu mengeluarkan mobil itu dari area parkir minimarket "Dibelakang ada cemilan kesukaanmu, aku membelinya tadi" Ujarnya yang kini kembali menyetir
Lisa tersenyum lagi "hehe, oppa memang terbaik" Ucap gadis itu, mengecup pipi jiyong sekilas sebelum akhirnya mengambil cemilan yang jiyong katakan tadi

YG Kitchen [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang