Part 37

5.5K 441 39
                                    

Awas banyak typo!!
.
.
.

"Gila! Gue bakal jadi milyader sebentar lagi, hahahaha!" Hadi tertawa bahagia membayangkan ia akan mendadak menjadi orang kaya.

Hadi menatap Renata yang sekarang sudah berganti pakaian. Gaun merah katat yang mencetak jelas postur tubuhnya, rambut yang terurai sebahu dan high heels 3cm melengkapi penampilan Renata malam ini. "Sempurna! Gue harus kasih lima persen buat Viola karena udah berhasil merubah keponakan gue." Lalu Hadi keluar dan mengunci pintunya.

Ata yang semula berdiri dipojok begitu saja terduduk dan memeluk dirinya sendiri karena pakaian yang ia kenakan sangat tidak nyaman. Ia sudah menolak dan berontak ketika dengan paksa Viola memakaikannya baju seperti ini. Ata bahkan masih teringat betapa menjijikan dirinya ketika melihat tampilannya dicermin setelah Viola memoleskan make up ke wajahnya tanpa kelembutan sedikitpun ketika mengenai lebam dibibir dan tulang pipinya.

Perut dan kepalanya tak lepas dari tendangan Viola ketika Ata berniat kabur dari jendela disaat Viola lengah imbasnya sekarang membuat Ata saat ini merasakan mual dan pusing. Entah sudah jam berapa, udara didalam kamar ini begitu dingin semakin memperparah keadaan Renata.

Dengan langkah tertaih Ata mendekati ranjang, matanya mencari remot AC ketika dirasa keringat dingin mulai menghiasi keningnya. Ata tidak tau sebesar apa penampilan rumah ini dari luar jika didalamnya saja terdapat kamar yang begitu mewah dan luas, walau hanya dilengkapi dengan pendingin ruangan yang terpasang diatas lemari dan kamar mandi dalam. Hanya itu. Kecuali gudang yang menjadi tempat Ata disekap.

Ata tidak kuat lagi menahan pusing dan dingin yang ia rasakan, membuat Ata mengurungkan niatnya saat tak mendapati remot AC yang ia cari. Merebahkan dirinya lalu menarik selimut hingga menutupi sekujur tubuhnya. Ata meringkuk ke kanan, mencoba membuat tubuhnya istirahat sejenak hanya sampai dirinya bisa berjalan hingga keluar dari rumah ini.

Dalam tubuhnya yang seperti remuk redam, otaknya terus berpikir agar dirinya tidak berakhir begitu saja melayani orang yang bukan suaminya. Bagaimanapun juga, Ata hanya ingin menyerahkan mahkotanya kepada suaminya kelak walaupun daftar menikah berada diurutan kesekian dalam hidupnya.

Terlalu banyak berpikir membuat Ata tak sadar sudah tiga puluh menit berlalu sejak ia merebahkan dirinya diranjang. Ia tidak bisa tudur disaat kondisinya seperti ini, ia hanya ingin mengistirahatkan tubuhnya dengan benar. Suara kunci yang terputar dan pintu kamar yang terbuka mrmbuat Ata sedikit tersentak. Tubuhnya gemetar menahan rasa takut dan rasa tidak enak badannya yang semakin menjadi. Kedua tangannya mencengkram kuat selimut yang masih menutupi seluruh tubuhnya ketika terdengar pintu yang tertutup.

Suara langkah kaki yang mendekat semakin membuat Ata kalang kabut, hanya doa yang terus Ata ucapkan dengan bibir bergetar pelan. Ia tidak tahu siapa orang yang kini hanya seperti berdiam diri karena selimut masih menutupi tubuhnya.

Doa ia panjatkan berharap bisa menenangkan dirinya dan berharap orang tersebut hanya Viola atau Hadi, yang berubah pikiran dan memulangkan Renata, walaupun Ata yakin mereka berdua tidak akan melakukannya. Tapi ia hanya ingin berharap, keajaiban masih berpihak padanya walau hanya seujung kuku sekalipun.

"Kamu Renata?"

Suara serak berat membuat tubuh Ata terpaku. Tebakan Ata salah. Bukan diantar kedua orang itu yang maksudkan. Apakah orang tersebut yang membelinya dan Hadi memberitahukan namanya? Ata tidak tahu.

Si cupu & Si Badboy (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang