Part 28

5.5K 456 10
                                    

Warning!!

Typo, EYD dan kalimat rancu bertebaran.

.
.
.

"Makasih ya, Citra." Ata membuka seat belt dan menatap Citra yang hari ini mengantarnya pulang.

Citra mengangguk, "gue mggak keberatan kalau harus nganter lo sampai depan rumah." Ata menggeleng dan tersenyum.

"Ini aja udah makasih banyak bisa dianterin sampai depan komplek. Kalau kamu nganter sampai depan rumah mobil kamu jauh buat putar balik."

"Asal jangan sampai Rava tau aja kalau pacarnya gue nggak anter sampai depan rumah." Selepas mengatakan itu Ata tertawa. Citra ikut tersenyum, bisa ia lihat jika Renata lebih baik sekarang. Ada kilauan kebahagiaan dan binar kehidupan dimata Ata yang tertutup kacamata.

Menyatukan jempol dan jari telunjuknya membuat bulatan, "oke!" Yang artinya Ata tidak akan mengatakannya. Saat ini Rava tidak bisa pulang bersama, alasannya jelas membuat Ata sedikit merasa khawatir. Rava akan tawuran bersama Tengku dan Denis setelah sekian lama absen tidak ikut, karena sering bolak-balik rumah sakit.

Jadi Citra mendapat amanah untuk mengantar Ata sampai depan rumah orangtua Rava. Tapi karena Citra mengendarai mobil, akan sangat susah untuk putar balik. Karena blok per-blok diperumahan ini jaraknya lumayan jauh dan meskipun ada celah gang untuk memotong jalan biar lebih cepat, gang itu hanya bisa dilalui oleh motor.

Jadi Ata memutuskan untuk turun didepan gerbang komplek, karena jika harus menuruti Rava itu berarti Citra harus putar balik saat menemukan perempatan jalan yang menghubungkan blok satu ke blok lainnya.

"Lo yakin nggak mau gue anter kerjanya?" Citra menyela saat Ata berniat membuka pintu mobilnya.

Ata menoleh, "aku tadi minta Rava downloadin aplikasi ojek online, biar nggak selalu ngerepotin kalian kalau aku mau pergi-pergi," ujarnya tersenyum. Ata ingat kenapa dirinya ingin di downloadkan aplikasi ojek online, itu karena ia melihat Nilam, teman kerjanya ditoko buku sering pulang-pergi menggunakan ojek online. "Lagian ini hari terakhir aku kerja kok,"

"Lo udah ngomong sama pemilik toko bukunya?" Tanya Citra.

Mengangguk membenarkan, Ata menjawab, "udah. Kata Bu Risma aku udah boleh berhenti karena udah ada karyawan baru yang gantiin aku." Bu Risma--pemilik toko buku tempat Ata kerja sempat memberikan negosisasi kepadanya. Ata masih harus tetap kerja sebelum mendapatkan karyawan baru sebagai ganti dirinya. Dan kemarin Bu Risma mengabarkan jika sudah ada karyawan baru yang akan menggantikan posisinya.

"Ya udah kalau gitu, gue cabut." Pamit Citra setelah Ata keluar dari mobil dan dibalas dengan ucapan terima kasih dan lambaian tangan.

Setelah tidak melihat mobil Citra, Ata berbalik melanjutkan langkahnya namun ia urung lakukan karena tali sepatunya lepas.

Berjongkok, Ata mengikat kembali tali sepatunya. Walaupun sepatunya mulai terlihat usang, Ata masih sangat bersyukur karena sepatunya masih bisa dipakai untuk sekolah.

Senyuman manis akhir-akhir ini tidak pernah lepas dari bibirnya. Kesehatan Tante Nia yang semakin membaik membuat belajar Ata kembali menyulut semangat yang pernah padam karena memikirkan biaya dan kondisi tantenya. Dan sekarang, beasiswa yang pernah terancam dicabut kini bisa Ata pertahankan dengan lebih giat lagi belajar agar biaya sekolahnya tidak ikut ditanggung oleh keluarga Kiandi.

Selesai mengikat tali sepatunya dengan simpul pita yang melambir ke bawah, Ata menegakkan badannya seiring dengan langkah kaki seseorang yang terbalut sepatu pantofel buluk mendakati dirinya. Saat Ata berdiri tegak, matanya bersitatap dengan seringai yang selama ini membuat Ata takut.

Si cupu & Si Badboy (TAMAT)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora