Part 38

5.7K 406 9
                                    

Awas banyak typo!
.
.
.

.....Warga Bandung dibuat gempar oleh penggebrekan yang dilakukan polisi ditempat prostitusi. Warga sekitar tidak tahu menahu tentang adanya tempat haram itu yang berada dikawasan Bandung.

Banyak warga sekitar tidak menyangka jika tempat itu sudah berdiri belasan tahun. Polisi mengatakan jika pemilik rumah itu menetap di luar negeri dan disewakan kepada M selaku penyewa.

Pihak kepolisian belum memberikan keterengan lebih lanjut. Namun pihak kepolisian mengatakan pelaku ada lima orang, tiga diantaranya berinisal H, S dan V. Dua orang lainnya berhasil kabur ketika tempat berhasil digrebek.

Pihak kepolisan juga mengatakan jika saat penggrebekan sempat terjadi adu tembak dengan pelaku berinisal H dan ada korban yang tertembak. Saat ini korban tersebut sedang mendapatkan perawatan intensif.

Dan suara pembawa berita tersebut beralih ke berita lain. Rani menarik napasnya pelan, mencoba berpikir positif jika korban yang tertembak dimaksudkan bukanlah Renata. Sampai sekarang suaminya—Rudi belum mengabari lebih lanjut tentang Renata.

Rani berbalik dan sedikit tertegun saat melihat Nia berdiri dengan tangannya yang menyangga ke tembok. Matanya seolah menyiratkan jika Nia mendengar tentang berita yang ditayangkan ditelevisi tadi. Rani segera mendekat setelah mematikan televisinya dengan perasaan gamang.

"Mbak, kirain belum bangun." Katanya. "Mbak mau ke mana?" Pasalnya saat ini masih pukul lima pagi dan tidak biasanya Nia keluar dari kamarnya.

Nia tampak bingung dan perlahan tubuhnya luruh ke lantai dengan air mata yang sudah mengalir, membuat Rani kaget dan berjongkok dengan memegang bahu Nia. "Renata.... dia..." isakannya mengambil alih semua yang ingin Nia katakan tentang keponakannya.

Rani yang melihatnya ikut terenyuh. "Kita jangan putus-putus berdoa ya, Mbak. Renata pasti baik-baik saja. Mbak tenang dulu, kondisi Mbak sedang tidak stabil."

Nia menggeleng. "Bagaimana bisa saya tenang? Keponakan saya mau dijadikan pelacur dan tadi saya mendengar jika ada korban yang tertembak."

"Saat ini kita belum tahu siapa korban yang tertembak itu. Kita hanya bisa menunggu." Rani mengelus punggung Nia. "Saya paham bagaimana khawatirnya Mbak kepada Renata. Saya juga khawatir, Mbak. Bagaimanapun juga Renata sudah seperti keluarga saya."

Hanya isakan yang terdengar setelah Rani mengucapkan itu. Pikirannya terlalu kalut dengan kejadian yang menimpa keponakannya. Membuat Nia yang semula kesehatannya membaik kembali memburuk.

Setelah kejadian Renata dibawa Hadi ke Bandung, Nia tidak bernafsu makan dan itu berimbas semakin memperparah kondisinya. Kemoterapi sudah dilakukan dua hari sebelum kejadian Renata dibawa Hadi dan dokter menyarankan agar Nia lebih banyak istirahat dan tidak boleh stres.

Namun tidak ada yang menduga jika Hadi begitu nekat membawa Renata ke Bandung. Itu memicu kecemasan dan stres bagi Nia yang memperparah kondisinya setelah kemoterapi.

"Mbak mau ke mana? Biar saya bantu." Rani menuntun Nia untuk berdiri.

Nia hanya menggeleng dan menatap Rani lalu menggenggam tangan wanita itu. "Apapun yang terjadi tolong katakan pada saya tentang Renata. Jangan ada yang disembunyikan satupun berita mengenai keponakan saya, Mbak." Nia tergugu dalam tangisannya membuat Rani ikut meneteskan air matanya.

Si cupu & Si Badboy (TAMAT)Where stories live. Discover now