Chapter 18

151 26 22
                                    

***

***

***

Ketika aku merasa seolah aku lupa akan diriku sendiri, di tempat itulah aku menemukan diriku yang tua.

***

***

***

"Han, Han, Han..."

"Berhentilah berpura-pura mabuk. Tak akan ada yang percaya meski kau minum selama setengah hidupmu."

Teguran sinis terlontar kepada pria cungkring tinggi dan pucat yang dibalas dengan tawa menggelegar yang terdengar gila. Satu pria lagi yang duduk dengan perawakan besar dan tinggi mengeluarkan tawa kecil sama sinisnya di sudut ruang sebelum meminum apa yang ada di gelasnya.

"Kau memang ahli merusak suasana," balas lagi pria pucat itu dengan satir.

Wanita yang menegur tadi menyilangkan kakinya dan membuat dirinya sendiri nyaman di kursi. Ia merotasi bola matanya mendengar komentar itu.

"Sekarang kalian pasti senang dengan berita akhir-akhir ini," ucapnya mengubah topik seraya memandang dengan tatapan merendahkan ke arah kedua partner-nya. Wanita itu seolah memberi penekanan lagi bahwa ia yang memiliki kendali, tak peduli dengan jenis kekuatan yang dimiliki oleh kedua pria di ruangan. Dia adalah seorang penyihir.

Pria cungkring yang sedari tadi tertawa lebar mengganti ekspresi wajahnya dalam sekejap menjadi tajam. Ia tahu busuknya wanita yang duduk di kursi rumahnya saat ini.

"Dua daging burung tak akan membuat perut buaya yang kelaparan menjadi penuh. Apalagi kau menyuapinya dengan rentang waktu yang lama."

"Setidaknya, aku menepatinya-,"

"Jadi, kita harus menunggu titik balik matahari untuk mendapatkan mereka? Harus berapa tahun lagi untuk mereka semua hancur?"

Pria berbadan besar memotong kalimat wanita tua itu dengan intonasi tinggi tak sabaran.

"Tenanglah, kalian hanya tidak tahu saja cara kerja sistem Pilar bodoh ini, hanya tinggal merobohkan pilar yang tepat. Ikuti saja ucapanku," balas santai si wanita tua. Pandangannya lurus ke arah api perapian yang menyala, bibirnya melengkung tipis membentuk sebuah seringai.

"Hah! Berhentilah berlagak seolah kau yang berkuasa!"

Wanita tua itu melirik sinis ke arah pria cungkring di seberang ruangan sekilas. Mereka masih belum sadar, pikirnya dalam hati.

"Terserah. Aku di sini hanya ingin memberitahu berita yang tidak dimuat -ah, masih belum dimuat di koran. Kalian tak perlu menunggu titik balik matahari lagi untuk yang satu ini. Jika lancar, kita bisa menyingkirkannya dalam satu bulan ke depan. Tanpa bantuan kita saja, mungkin dia akan segera lenyap dengan sendirinya."

Perhatian dua pria di dalam ruangan itu sepenuhnya ke si wanita tua.

"Kim sudah semakin sekarat."

Tawa besar keluar dari si pria pucat.

"Kau terlalu berharap! Berita sebesar itu saja tidak ada di koran sama sekali, bukannya dia sudah sehat?" remehnya masih dalam tawa. Wanita tua yang duduk di dekat perapian memutar bola matanya.

Sementara si pria besar dengan kulit coklat menanggapi dengan serius.

"Kau bilang berita itu belum dimuat di koran? Jadi maksudmu, Kim menyembunyikan kondisi tubuhnya?"

The Seven Pillars (ON HOLD)Where stories live. Discover now