Chapter 21

157 26 6
                                    


***

***

***


Dunia lebih cepat dari yang kita duga, bagaimana kita akan mengubahnya?



***

***

***






Lampu kristal yang menggantung di langit-langit kamar terlihat semakin terang, tatkala cahaya dari luar jendela semakin padam dan menyisakan kegelapan. Sekumpulan anak remaja itu telah saling berbagi cerita selama dua jam lebih, dan tak menyadari hari di luar telah menjadi malam sepenuhnya.

Semua pengetahuan umum tentang dunia Atas, mereka coba terangkan kepada Namjoon dan tentang apa yang saat ini terjadi pada dunia mereka. Keenam penyihir muda itu menambahi masing-masing informasi yang menurut mereka perlu. Namun tetap, rahasia-rahasia yang hanya diketahui pribadi mereka masing-masing, masih terkunci rapat dalam mulut. Dalam diam para calon Pilar setuju untuk tak mengeluarkan apa yang mereka ketahui, tentang misteri kematian Pilar Fawn dan guru mereka -Madam Moon, meskipun itu masih berupa asumsi. Kim Namjoon hanyalah orang luar, begitupun Seo Jinna.

"Oh jadi, para Pilar seperti dewa-?"

Taehyung memotong pertanyaan Namjoon yang menurutnya tak masuk akal.

"Tidak, bukan begitu. Ayahku sama sekali bukan dewa. Dia penyihir biasa. 'Kan sudah kami jelaskan juga, kalau kami berlima ini juga calon Pilar."

"Tapi dari penjelasan kalian tentang ritual malam Sahwin yang katanya untuk menyeimbangkan dunia itu bagaimana maksudnya? Bukankah itu seperti yang dilakukan dewa? Lalu bencana-bencana yang menurut kalian dampak dari kematian para Pilar?" tanya Namjoon semakin bingung.

"Bukan dewa, mereka hanyalah penyihir yang terpilih dari ramalan dan yang terberkati," jawab Hoseok mencoba menerangkan lagi.

Dan kepala Namjoon semakin pusing.

Otak modern-nya sangat menyangkal hal-hal yang mereka katakan. Tentu ia masih mempercayai beberapa takhayul, tapi tidak sampai dengan ramalan-ramalan dan yang terpilih, apalagi seolah dunia berpusat dan bergantung pada mereka. Terlalu berlebihan.

Semoga mereka tak punya kekuatan ekstra yang bisa membaca pikirannya, harap Namjoon dalam hati segera setelah berpikir para penyihir di dunia ini terlalu Atas-sentris. Dia tak ingin mereka tahu bahwa ia baru saja meng-omong-kosongkan dunia mereka.

"Ya begitulah, jangan pikirkan dalam-dalam. Aku saja juga pusing dengan duniaku sendiri," timpal Yoongi datar dengan mata setengah tertutup duduk bersandar di sofa.

Jinna yang berada di paling ujung sofa kedua yang dekat dengan pintu, dalam hati setuju. Buku sejarah tebal volume pertama sudah membuat kepalanya sangat pening. Ia bahkan mencoba menahan dan menghilangkan niatnya untuk menggali lebih dalam buku itu.

Suara derap langkah sayup-sayup terdengar menembus pintu sebelum kenop akhirnya diputar dan pintu dibuka.

Nyonya Gil masuk dan terkejut melihat para murid itu masih berada di kamar Namjoon. Di belakangnya, satu Pixie lewat begitu saja sambil mendorong nampan makan malam terbang untuk si pasien.

"Kalian masih di sini?"

Semua anak muda di dalam ruangan hanya menjawabnya dengan cengiran kecil bersalah, kecuali satu yang akhirnya membuka mata lebar dan merapikan cara duduknya yang tadi selonjoran di sofa.

The Seven Pillars (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang