Chapter 13

208 27 26
                                    


***

***

***

Aku merindukanmu, ketika aku menyentuhmu dengan jari kecilku

***

***

***

Atmosfer tegang penuh kebingungan memenuhi ruangan luas dengan kubah langit-langit yang tinggi. Meja bundar dengan kursi penghuni yang tidak lengkap berada di tengah-tengah ruangan dengan semua sisinya dipenuhi jendela, membuat cahaya menjelang sore menerobos masuk ke segala penjuru dari arah barat, memantulkan warna biru tua dari cat dinding ruangan dengan dekorasi emas. Ruang pertemuan para Pilar di distrik utama Enril para penyihir Topaz, sebuah pertemuan tertutup diadakan oleh Kepala Sekolah Kastil.

Di tengah meja bundar terdapat replika belahan bumi penyihir yang terbuat dari kabut. Delapan titik berkilau, enam berwarna ungu, satu berwarna merah, dan satu lagi hitam terlihat redup. Garis ungu menyala terang melingkari sebuah replika pulau.

"Jadi menurutmu, ada orang di antara kita yang membuka pintu itu secara diam-diam?" Pilar Song dari penyihir Fawn bertanya tajam terdengar menelisik sebelum bola matanya bergulir menuju pria tua gemuk dengan kerutan tua ketara di wajahnya yang sedang duduk dan alis menaut cemas.

Pilar Pan mengerjap beberapa kali menyadari tatapan itu terarah kepadanya.

"Kenapa kau melihatku begitu? Tentu saja bukan aku pelakunya. Tak mungkin aku mau menyakiti rakyatku sendiri," elaknya tak terima.

"Apa kau tak dengar bagaimana usahaku menghadapi penyerangan bertubi-tubi itu? Harusnya aku yang paling merasa dirugikan di sini," imbuh Pilar Pan.

Raut wajahnya sangat kecewa melihat orang-orang menuduh dengan mudah.

"Lalu bagaimana bisa pintu di distrikmu yang terbuka? Mereka tidak bisa sendiri 'kan membukanya? Pasti ada yang membantu!" Tuduhan datang dari Pilar Fawn lagi, wanita tua dengan jubah penyihir elegan dan rambut hitam tak alami tersanggul tinggi.

"Dan bagaimana kau tak tahu pintu-mu sendiri yang terbuka? Kau bahkan tidak merasakannya? Bagaimana bisa penjagaan di distrikmu serentan itu? Seharusnya pintu di Distrik Owl yang paling mudah disusupi, mengingat di sana tak ada otoritas tertinggi yang mengatur," Pilar Ylem ikut memberondongi, satu lagi wanita tua yang duduknya tenang dengan postur angkuh. Kedua tangan terlipat di depan serta kaki menyilang, dan ekor mata melirik sinis ke pria tua di sampingnya.

"Jadi kalian semua menyalahkanku?! Asal kalian tahu, aku sudah mengerahkan dan membentuk divisi pertahanan dengan personil dua kali lipat lebih banyak dari kalian, karena aku sadar diri daratanku yang berbatasan langsung dan yang paling dekat!"

"Bahkan saat aku meminta bantuan, kalian hanya diam! Malahan kalian membangun tembok besar di setiap perbatasan sementara rakyatku dalam teror! Dan sekarang kalian bersikap seolah semua ini salahku sepenuhnya! Haruskah aku ingatkan lagi bagaimana kacauanya situasi Distrik Owl saat ini dan kalian cuma mengasihani tanpa berbuat apa-apa?! Kalian membutakan diri dengan sengaja! Lihat lagi diri kalian!"

Ruangan hening sesaat Pilar Pan mengeluarkan emosi, bahkan sekarang ia berdiri dari kursi. Wajahnya yang terkenal ramah semakin tergores penuh kecewa dan pilu. Ini adalah pertama kalinya ia dipojokkan seperti ini, padahal dia sudah berusaha semaksimal mungkin dalam melindungi distriknya. Mereka sama saja bilang dirinya tidak becus menjadi Pilar.

"Kami tidak menuduhmu, Ahn. Kami hanya mempertanyakan bagaimana pengamanan di sana, siapa tahu ada celah yang tidak kau sadari." Suara Pilar Aster yang pertama kali mengisi kekosongan dengan tenang dan mengabaikan kalimat terakhir Pilar Pan yang menyinggung Distrik Owl.

The Seven Pillars (ON HOLD)Where stories live. Discover now