Chapter 14

161 27 29
                                    


***

***

***

Imagine your face, say hello to me

***

***

***

"Mau ke mana mereka?"

"Nanti kau juga akan lihat sendiri." Hoseok yang menanggapi pertanyaan Jungkook seadanya.

...

Satu Pixie terbang berkilauan ke meja mereka sambil cegukan dan sempoyongan. Tanpa permisi meminum Pixie Wine dari gelas Jimin yang masih tersisa sebelum berputar dengan senyum lebar dan menari konyol.

"Aku juga ingin mabuk," gumam Hoseok melihat hal itu.

"Percayalah, itu tidak se-menyenangkan yang kau lihat," timpal Yoongi datar.

"Memangnya Yoongi-hyung pernah mabuk?" tanya Jungkook polos.

"Kau tahu murid-murid angkatanku sekarang yang dulunya dari Kelas Sementara saat ini sudah menginjak usia dewasa, 'kan? Tinggal kirim permintaan dengan uang dan tanda tangan mereka saja, kau sudah bisa mendapatkan Wine secara legal. Mereka menyelundupkannya diam-diam ke Kastil saat merayakan kemenangan Besom asramaku kemarin lalu," pungkas Yoongi panjang lebar.

Jungkook tak akan melupakan pertandingan Besom terakhir itu. Tim asramanya kalah telak melawan asrama Topaz. Penyihir Topaz sangat terkenal mahir dalam menaiki sapu terbang. Pengrajin sapu terbang yang hebat juga sebagian besar seorang penyihir Topaz. Mereka memang penguasa angin.

"Memangnya bagaimana rasanya mabuk?" tanya Hoseok penasaran.

"Rasanya seperti kau membenturkan kepalamu dengan keras, tapi rasa sakitnya baru akan datang esok pagi."

Hoseok mengernyit mendengar perkataan datar Yoongi.

"Itu deskripsi yang buruk."

Calon Pilar Topaz hanya diam tak berkata lebih, tak mungkin ia membeberkan juga pengalaman mabuknya yang menurut dirinya sendiri memalukan. Ia menjadi sangat aktif berbicara omong kosong waktu itu.

"Katanya nanti Master Hong mau minum Wine yang banyak biar dia bisa pas nada saat bernyanyi," ucap Yoongi mengalihkan topik.

"Memangnya bisa begitu?" tanya Hoseok lagi.

Murid tertua di antara mereka bertiga itu mengangkat kedua bahunya.

"Dia punya pemikiran yang aneh. Kemampuan manajemennya juga sangat buruk," komentarnya.

Tanpa menunggu tanggapan dari Hosoek ataupun Jungkook, Yoongi melanjutkan lagi.

"Kau tahu, di hari pertama kelas ekstra ia mengatakan kalau tiga hari ke depan mereka akan belajar musik dulu lalu bergantian, tapi esoknya malah dia mengganti jadwal seenaknya menjadi kelas melukis."

"Jadi kelas itu merangkap semua seni?" potong Jungkook merasa tertarik.

Yoongi hanya mengangguk samar malas.

"Kau sabar saja, itu baru hari awal. Kurasa Master Hong terlalu senang dan tak sabaran untuk segera mencoba semuanya. Bahkan di kelas lain pun dia tak berhenti membicarakan kelas ekstra-nya," sahut Hoseok.

"Apa aku masih boleh mendaftar?" potong Jungkook lagi.

"Masuk saja. Master Hong tak akan memperhatikan kau murid baru atau lama. Dia mungkin malah tak peduli juga jika ada murid yang keluar. Dia seperti membuat kelas itu hanya untuk memuaskan dirinya sendiri. Membiarkan begitu saja murid-muridnya, sementara ia berkomentar sendiri tentang indahnya lukisan yang ia buat. Siap-siap, kau akan disuguhi ocehan Master Hong setiap masuk kelas. Detik pertama kau mendengarkan tentang Renoir dan entah sejak kapan kau sudah mendengarkan ocehan tentang manifestasi musiknya dari salah satu karya Monet."

The Seven Pillars (ON HOLD)Where stories live. Discover now