Chapter 28

205 19 2
                                    

...

...

...

Sudah lama sejak kebenaran dimakan habis oleh kebohongan, siapa yang akan diuntungkan?

...

...

...

Langit dunia Atas tengah berduka. Perayaan Ostera Utama tahun ini telah dibatalkan. Hujan semerah darah tak henti-hentinya turun di awal musim semi Kastil, mengguyur seisi dunia Atas. Alam seakan tahu dan ikut bersimpati pada para penyihir yang tengah kehilangan sosok tertinggi mereka.

Tangisan akar bayi Mandrak di tengah malam di segala penjuru wilayah Kepilaran Aster yang menjadi pertanda bahwa Pilar mereka telah wafat dengan tenang di peristirahatannya. Kidung nestapa seolah tak berhenti terngiang menyusupi telinga para warganya di tengah suara rintikan hujan. Angin badai bersemilir melewati bunga-bunga Meori menyenandungkan alunan yang menyanyat hati meskipun dalam mekar yang tak sempurna karena diguyur hujan. Bunga-bunga itu seolah ikut memberikan penghormatan terakhir pada sang Pilar di awal musim mereka bermekaran. Alam sungguh sangat berduka, seakan serta merta merasakan pilu penghuni dunia Atas.

Pita-pita hijau yang terikat pada tiang maupun kanopi rumah warga terguyur basah tak ada yang melambaikan perpisahan karena terguyur hujan. Semua makhluk hidup bagai ikut layu.

"Akhirnya kita bisa melihat lagi Tuan Pilar Phoenix kita yang tersayang."

Nada terkesan sinis terdengar dari suara riang Pilar Ylem. Senyumnya mengembang lebar tapi beberapa orang mungkin akan merasa jengkel dengan ekspresi itu.

"Kuharap kau juga ikut mendoakan kesehatanku, Nyonya Kang terhormat."

Pilar Phoenix membalas lewat kabut yang terhubung dengan mereka. Ekspresinya datar sambil duduk di ranjangnya. Rambut hitam cukup panjang terlihat hampir memutih seluruhnya, juga dengan janggut dan kumisnya.

"Bagaimana keadaanmu, Kim? Apakah kau sudah benar-benar baikan? Aku dengar kau kritis lagi minggu yang lalu?" Pilar Topaz yang bertanya.

Si Tuan Kim mengendikkan salah satu pundaknya.

"Iya, tapi di sinilah aku sekarang."

"Aku yakin kau sudah mendengar dan mengikuti masalah pintu Pan yang rusak? Bagaimana pendapatmu mumpung kau bisa ditemui?"

Pilar Pan yang duduk di salah kursi di meja bundar mengernyit tak nyaman mendengar pertanyaan Pilar Ylem.

"Bukankah Ahn sudah mengerahkan semua yang dia bisa? Aku yakin seribu tahun mendatang pintu itu sudah bisa diperbaiki."

Jawaban Pilar Phoenix yang terdengar sangat seadanya membuat Pilar Pan semakin duduk tak nyaman.

"Apa kau tak curiga dengan seseorang?" Mata Pilar Ylem menyipit ke arah orang dalam kabut itu.

"Apa aku harus mencurigaimu, Kang?"

Wanita tua dengan gaun hitam berduka itu berjengkit di kursinya, membelalak terkejut dengan umpan balik Pilar Phoenix yang tiba-tiba.

"Omong kosong apa yang baru saja kau ucapkan, hah?! Jika di sini ada yang bisa jadi pelakunya, kaulah yang pantas untuk menjadi kandidat terdepan. Melihat apa saja yang bisa kau sembunyikan dari kami," Nyonya Kang mencibir.

"Memangnya apa yang kusembunyikan dari kalian?"

"Sudahlah. Kita di sini untuk mendengarkan pembacaan surat wasiat Pilar Aster, bukan untuk saling menuduh."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Seven Pillars (ON HOLD)Where stories live. Discover now