Chapter 26

171 23 0
                                    


***


***


***

Semua orang mengatakannya, jangan terlalu berlebih-lebihan.

***


***


***

Kim Seokjin memandangi potret bergerak dirinya yang tersenyum lebar kaku dibalik kilatan cahaya kamera untuk ke sekian kali. Bola matanya melirik sekali lagi ke judul artikel yang dimuat di koran pagi ini.

KIM SEOKJIN: CALON PILAR PAN KITA YANG KEKURANGAN

Kalau saja dia seorang penyihir Phoenix mungkin sudah terbakar kertas koran itu. Bukan judulnya yang membuat Seokjin naik pitam, tapi isi artikel itu yang telah melenceng dari wawancara mereka kemarin. Bahkan si penulis artikel menambahi gosip dan fitnah terhadap dirinya. Seumur-umur Seokjin di Kastil ia merasa tak pernah melempari murid dengan makanan, kalaupun pernah kejadian, itu pasti hanyalah ketidak sengajaan.

Dan lagi, bagaimana si penulis sekaligus si reporter kemarin menyinggung soal Kim Seokjin seorang penyihir cacat yang beruntung terpilih menjadi menjadi calon Pilar. Bahkan mereka berani memuat gosip murahan dari sumber yang tidak jelas tentang dirinya yang menyuap Penjaga Menara agar dia dijadikan calon Pilar dengan mengait-ngaitkan status keluarganya yang merupakan salah satu keluarga tingkat pertama dari klan Kim dalam status sosial. Terlebih lagi mereka bisa-bisanya merembet ke pengangkatan kakaknya yang menjadi Pembantu Pilar tingkat kedua saat akhir tahun lalu dan menggiring opini dengan menaruh bumbu curiga sebagai kasus penyuapan.

Akhir-akhir ini semua orang memang sudah gila dan begitu gampangnya terhasut rumor tak jelas. Mereka langsung curiga dan menuduh orang lain begitu saja tanpa melihat lagi bukti yang ada. Seokjin jadi teringat gosip murahan yang menyudutkan si Kwon karena katanya telah merebut pacar orang padahal sehari sebelumnya ia begitu dipuja-puja karena cerita heroiknya menyelamatkan si Im dari rundungan. Orang-orang percaya begitu saja. Seokjin juga tidak membela ataupun ikut menuduh, tapi mata mereka seolah diberi kabut yang tak bisa melihat pandangan yang jelas, asal bergerak. Sama seperti yang terjadi sekarang ini pada dirinya.

Mereka seperti domba.

Seokjin mendongak melihat sekitar, merasa puluhan laser api tengah bersama-sama melubangi sekujur tubuhnya. Ia balik menatap nyalang orang-orang di sekitar sebelum bangkit dan melenggang pergi dari aula. Untuk pertama kali di semester ini, ia akan bolos dari semua mata pelajaran. Persetan dengan nilainya sekarang. Ia hanya berharap keluarganya tak menaruh sepenuh hati pada artikel omong kosong itu. Hatinya menjadi berat memikirkan mereka.

Semuanya benar-benar kacau, dan dia sendirian.

...

"Kasihan,"

"Aku yakin artikel itu seratus persen cuma omong kosong." Jimin mengimbuhi sembari menengok kembali ke orang-orang yang duduk di dekatnya setelah melihat kepergian calon Pilar Pan mereka yang baru.

"Memangnya sejak kapan si rubah Mangjeol menulis fakta sepenuhnya?" Sahut Taehyung teringat dengan artikel hasil wawancaranya dulu yang hampir serupa, bahkan sempat menyebarkan rumor bahwa ayah Taehyung mengancam Penjaga Menara agar anaknya dijadikan calon Pilar selanjutnya. Dirinya salah satu korban si rubah Mangjeol.

The Seven Pillars (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang