Chapter 23

196 25 11
                                    

***

***

***

Tepuk tangan untuk teman yang tertawa dan mengutuk

***

***

***






"Bukan ingin terdengar terlalu percaya diri atau bagaimana, tapi sepertinya keberadaan kita berlima yang malah menarik perhatian orang-orang." Komentar Hoseok setelah mereka berjalan beberapa menit keluar dari koridor bangsal kesehatan.

"Jas Yoongi tak ada sama sekali efeknya. Mereka masih saja memandangi Namjoon," imbuhnya.

"Benar," timpal Jimin sembari berhenti berjalan. Yang lain mengikuti.

"Apa kalian semacam murid populer di sini?" tanya Namjoon mencoba mengabaikan rasa tak nyaman dari pandangan orang-orang yang penasaran akan dirinya. Jas Yoongi dengan lambang asrama Topaz di tubuhnya tak memberi pengaruh apapun. Dia masih terlihat seperti orang luar.

"Begitulah," balas Taehyung datar dengan endikan kedua pundak.

"Mungkin karena kita selalu terlihat bersama terus, jadi kelihatan aneh saat ada orang lain yang berada di antara kita," ujar Jungkook sedikit segan dengan tangan menggaruk tengkuk lehernya.

"Kalau begitu beberapa dari kita saja yang menemani Namjoon ke perpustakaan, biar tak begitu mencolok," saran Hoseok.

"Aku yang ikut!"

"Aku yang ikut!"

Kedua murid di tahun ketiga mereka menyahut serempak. Dan sebelum perdebatan kurang penting terjadi lagi, Hoseok dengan baik hati mengalah.

"Baiklah, aku dan Jungkook akan mencoba bertanya ke para guru apa Kepala Sekolah sudah kembali atau belum,"

Mulut Jungkook yang ingin mengeluarkan protes langsung tertahan karena murid asrama Fawn itu sudah menariknya menjauh.

"Ayo, Jungkook!"

Mereka berempat -Yoongi, Taehyung, Namjoon, dan Jimin- melanjutkan perjalanan kembali menuju perpustakaan.

Tatapan penasaran terbaca dengan jelas dari wajah orang-orang yang mereka lewati meskipun beberapa berusaha untuk disembunyikan. Bahkan bisik-bisik terdengar begitu mereka lewat. Para murid pasti sudah menduga kalau orang yang bersama ketiga calon Pilar itu adalah si orang Bawah.

Rasa risih semakin jelas Namjoon rasakan. Ini pertama kalinya ia mendapat perhatian sebanyak ini. Jika di dunianya, di sekolahnya, ia hanyalah seorang kutu buku biasa, sementara di sini ia merasa menjadi alien, seorang yang berbeda di kawanan.

Mungkin memang ide yang buruk untuk keluar dari kamar, pikir Namjoon mulai menyesali antusiasme-nya tadi saat akhirnya ia bisa melihat lebih luas lagi dunia penyihir.

"Persetan dengan mereka."

Min Yoongi berjalan cepat ke depan Taehyung, Namjoon, dan Jimin, menjadikannya seorang pemimpin seraya menatap balik orang-orang yang terlalu lama memandang dengan tak sopan. Jas duplikasi milik Namjoon yang ia kenakan menjadi bahan perhatian karena tak adanya lambang asrama. Yoongi tak peduli, toh semua orang pasti sudah tahu siapa yang mereka bertiga bawa sekarang.

Ketiga orang di belakang Yoongi mengerjap karena terkesiap dengan sikapnya. Taehyung dan Jimin sampai membuka mulut karena tercengang.

...

The Seven Pillars (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang