Chapter 9

196 30 33
                                    


***


***


***


Kita lahir di bawah sinar bulan, itu bukanlah fantasi.


***


***


***


Dear putraku Hoseok yang paling aku banggakan,

Kabar ibu sangat baik tentu saja, tak bisa lebih baik lagi setelah mendapat suratmu. Bagaimana keadaan Kastil? Aku yakin tidak separah yang diberitakan, 'kan? Para wartawan koran kadang terlalu berlebihan dengan pena mereka.

Kau tak usah khawatir dengan keadaan di sini. Sudah ada para orang dewasa yang memikirkannya, tanah-mu pasti bisa mengurus dirinya sendiri, ada Pilar Fawn dan pembantunya.

Dan kau juga tak perlu mengkhawatirkan ayahmu. Aku yakin saat kau pulang liburan nanti dia sudah berubah. Memang dasar batu kepalanya. Nanti kalau dia tidak berubah-berubah, aku pukul pakai sikat gigi kudanil kepalanya itu biar tahu rasa. Anak jadi calon Pilar malah tidak bangga. Otaknya sudah dicuci sama omong-kosongnya si Panil. Apa aku kunci saja dia di gudang bawah biar dia tidak bisa ikutan lagi pertemuan tak jelas itu?

Ah, maaf sayangku, kau harus membaca ocehan ibumu ini. Sudah sampai sini saja suratnya, bisa panjang nanti, stok perkamen di rumah sudah hampir habis soalnya gara-gara ayahmu itu. Baiklah, bersenang-senanglah di Kastil, tapi tentu saja jangan lupa belajar yang rajin. Kau 'kan calon Pilar. Tak perlu membebani pikiranmu itu dengan hal tak jelas, semuanya pasti baik-baik saja.

Dari ibumu yang paling bangga dengan anaknya.

P.s. Kakakmu sedang dekat dengan anak tetangga sebelah sekarang. Kalau berhasil, awal tahun depan mungkin kita jadi besan! Aku ibu paling bahagia di dunia saat ini!

...


Jung Hoseok tersenyum lebar membaca surat yang cukup panjang dari ibunya dan tertawa kecil melihat catatan kecil di paling bawah tentang kakak perempuannya. Ia tahu, kemungkinan orangtuanya menjadi besan dengan tetangga itu tidak akan terjadi, apalagi dalam waktu dekat awal tahun nanti. Kakaknya baru saja mengirim surat pendek kemarin untuk mengabaikan omong kosong ibu mereka tentang kedekatannya dengan putra bungsu tetangga sebelah. Orang itu terlalu muda untuknya, kakak perempuan Hoseok bilang. Terpaut tujuh tahun lebih muda, keterlaluan memang. Bisa-bisanya ibu mereka menjodohkannya dengan anak kecil.

Murid tahun ke-empat itu membaca ulang beberapa poin dari surat itu, tentang ayahnya yang masih tak mau mendukungnya. Jika orang-orang berpikir mungkin menjadi calon Pilar akan otomatis membuat bangga keluargamu, lain halnya dengan ayah Hoseok, karena dia salah satu penentang sistem Pilar.

Menurut ayahnya, pemilihan calon Pilar tidak transparan dan penuh tanda tanya. Apalagi yang terpilih selalu dari keluarga klan yang hampir sama setiap generasinya. Mereka bisa melihat kesenjangan semakin menonjol dengan keluarga klan bawah dan pinggiran. Dan terlebih lagi hampir sebagian Pembantu Pilar dipilih karena koneksi mereka dengan Pilar bukan murni karena kemampuan mereka. Itu bukan prasangka dari ayahnya saja, mungkin sudah menjadi rahasia umum.

The Seven Pillars (ON HOLD)Where stories live. Discover now